*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
"aku pulang!" seruan itu menggema tatkala kaki kecilnya melangkah memasuki mansion besar dengan sebuah ukiran nama Family Na tercetak jelas pada papan nama tepat ia masuk memasuki rumah bak istana itu.
Jaemin dengan langkah malas dan juga lesunya ia langsung berjalan menuju ruang tamu dan melempar dirinya malas pada sofa besar tanpa peduli akan pakaian yang ia kenakan sedari pagi hingga sore masih melekat di tubuhnya yang mulai terasa lengket. Tas sekolahnya pun ia taruh asal di atas lantai keramik nan dingin__sepatu kets hitam masih melekat pada kaki-kakinya. Anak itu terlihat menghela nafas panjang tanpa tertarik pada sekitarnya.
Srek
Bak terkena serangan listrik, sebuah kaleng dingin tiba-tiba menyentuh jidatnya yang masih dalam keadaan posisi terlentang dengan tatapan lurus menatap langit-langit rumahnya yang besar. Cukup membuatnya terkejut.
"hyung?! kau pulang?!" kaget Jaemin saat tahu pelaku yang berani melakukannya.
"yo" tanpa membalas lebih__pemuda dengan tinggi yang cukup berbeda jauh dengannya itu pun berjalan melangkah menjauh menuju dapur meninggalkan sang adik yang kini langsung bangkit duduk dari tidurnya dan mengambil minuman kaleng dingin yang di berikan sang kakak.
"ayah sudah memberimu bimbingan les?" tanya sang kakak saat melihat jam tangannya yang terpasang apik pada lengan kirinya__pukul 17.30, sangat terlambat untuk anak SD seperti Jaemin pulang ke rumah sekarang. Jadi ia mulai berfikir apakah Jaemin pulang terlambat karena ayah mereka telah memberi anak itu bimbingan les tambahan?
"belum, ayah akan memberiku les bimbingan saat lulus nanti" balas Jaemin yang paham bahwa sang kakak sepertinya bertanya-tanya atas kepulangannya yang sangat terlambat sebagai seorang anak SD.
Mendengar jawaban Jaemin__sang kakak pun berjalan mendekati Jaemin yang masih terduduk di sofa sambil meminum minuman kaleng pemberiannya__mendudukkan dirinya dengan salah satu alis terangkat, kini sebuah minuman kaleng lainnya telah ia genggam setelah dari dapur tadi. Tatapannya masih menatap lekat sang adik__menunggu jawaban.
"lalu?" tanya sang kakak sambil meminum minuman kaleng miliknya.
"hanya bermain" balas Jaemin seadanya.
"dengan si mata sipit?" tebak sang kakak saat mengingat salah satu teman yang pernah Jaemin ceritakan padanya.
"Lee Jeno hyung, namanya Lee Jeno" koreksi Jaemin cepat. Meski dalam hati menyalahkan dirinya sendiri saat mengingat bagaimana ia menceritakan ciri-ciri sahabatnya itu pada sang kakak. Kebiasaannya saat menceritakan sosok Jeno pada sang kakak dengan memanggil Jeno si mata sipit.
"oh yah, jadi kau bermain dengannya hingga lupa waktu?" tanya sang kakak yang kini mendapat balasan gelengan kepala dari sang adik, yang lagi dan lagi membuat pemuda berumur 17 tahun itu kembali mengerutkan alisnya.
"lalu dengan teman siapa?" tanya sang kakak penasaran. Ia tahu betul karakter Jaemin yang benci bertele-tele. Tapi sekarang adiknya ini benar-benar membuat kepalanya pusing. Dari tadi tak memberinya jawaban yang pasti.
"entahlah, aku bingung harus menyebutnya sebagai apa?" setelah kalimat itu terucap dengan nada lirihnya__Jaemin dengan cepat bangkit berdiri, menyambar tas sekolahnya dan langsung berlari naik menuju lantai dua di mana letak kamarnya berada. Menghiraukan teriakan sang kakak yang cukup menggelegar dalam rumah besar mereka yang begitu luas.
Sang kakak yang melihatnya terdiam sesaat__berusaha mencerna maksud dan tingkah dari ucapan sang adik. Dalam hati mulai mewanti-wanti spekulasi yang mulai bermunculan di otaknya.
"jangan-jangan....?"
*
*
*
TBC
*
*
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Irrelevance [NoRenMin]
Short Story[Complete] Jeno tidak akan pernah melupakan sosok mungil yang pernah menempati isi hatinya di kala ia masih terus mencari jawaban atas apa yang ia rasakan pada sosok Huang Renjun. Bersama Na Jaemin, sang sahabat__Lee Jeno, di usia terdini mereka sud...