overthinking (1)

99 19 3
                                    

Sudah menjadi pengetahuan umum jika anak komplek gedung kuning kelahiran 01-08 saling mengenal satu sama lain.

Tapi ternyata, gak semua yang lahir di tahun itu mereka kenal secara pribadi jika yang bersangkutan tidak pernah ada di rumah atau terlihat berkeliaran di area komplek.

"Mbak Saerom!! Beli dungss!!"

Sabtu pagi yang hangat ini dimanfaatin oleh Beomgyu buat belanja ke warungnya Mbak Saerom.

Terdengar suara geruduk dari dalam rumah dan tak lama Mbak Saerom muncul dengan kaos kedodorannya.

"Beli apa?" Tanya Saerom jutek.

Beomgyu meringis, "Kecap Bango yang botolan dua sama Saori saos tiramnya lima bungkus Mbak"

Mbak Saerom langsung nyiapin pesanan Beomgyu, sementara Beomgyu lagi liat-liat kira-kira jajanan apa yang bisa ia beli.

Lagi asik ngeliatin dan nganalisis jajanan, Beomgyu dikejutkan oleh kehadiran seorang cowok dengan rambut gondrong dan kemeja flanel cokelat, datang ke warung Mbak Saerom.

Cowok itu beradu pandang sama Beomgyu dan ngasih senyum kecil padanya. Beomgyu balas senyuman sopan.

Beomgyu masih ngeliatin cowok itu yang lagi milih-milih minuman di kulkas. Dia nginget-nginget mukanya tuh cowok pernah dia liat di komplek gak sih? Apa bukan anak sini? Apa sepupunya salah satu anak komplek?

"Nyoh Gyu" Ujar Mbak Saerom masih dengan wajah masamnya. Memberikan pesanan Beomgyu.

Beomgyu menerimanya dan menambahkan satu bungkus chiki dua rebuan.

"Total 15 rebu" Tambah Mbak Saerom. Beomgyu mengeluarkan selembar 10 ribu dan selembar 5 ribu.

"Tengs Mbak. Btw, coba kalau layanin pelanggan mah mukanya sumringah" Ujar Beomgyu jahil, ia tak lupa pamitan sama cowok gondrong itu. Sementara Mbak Saerom cuma diem sambil mencebik saja.

"Duluan" Pamitnya lirih ke si cowo gondrong.

"Yoi" Balas cowok itu.

Pokoknya, sepanjang perjalanan pulang Beomgyu berusaha mikir deh siapa tuh cowok.

Setelah Beomgyu gak kelihatan, gantian cowok itu yang bayar minumannya.

"Berapa, Mbak?"

Mbak Saerom tertegun, alisnya mengerut seperti mengingat-ingat.

"Eh? LAH ELU? BUSET KAPAN BALIK LU KOK BARU KELIATAN?"

•••

"Cil" Panggil Beomgyu ke Eunchae yang lagi fokus main roblox di ponselnya.

"Apa" Sahut gadis itu tanpa mengalihkan pandangan.

"Lu kenal sama cowok, tingginya sekuping gue, rambutnya gondrong gak di komplek ini?" Tanya Beomgyu penasaran.

Eunchae terlihat menyelesaikan gamenya sebelum menjawab. Lalu mencoba mengingat-ingat dalam memori besarnya.

Eunchae bisa dibilang yang hafal seluruh penduduk di komplek ini. Pokoknya kalau nanya orang komplek nanya aja sama Eunchae pasti ketemu.

"Sapa deh, perasaan yang gondrong kamu doang Kak" Ujar Eunchae sambil melihat Beomgyu yang masih berdiri.

Tak mendapat jawaban, Beomgyu berjalan lesu ke arah kamarnya.

"Idih bocah aneh" Cibir Eunchae, lalu dia buka wa nya yang udah banyak notif numpuk.

•••

"Rame bener rumahnya Minji?" Gumam Taesan saat tak sengaja dia keluar rumah dan memandang kearah pekarangan rumah Minji yang terpaut dua rumah dari rumahnya.

Taesan bisa bilang gitu soalnya depan rumah Minji banyak orang gerombol. Ada satu mobil pick up parkir diluar rumah itu.

Tapi, bukan hanya itu yang bikin Taesan salfok.

Beberapa detik kemudian, Minji terlihat keluar pagar bersama seorang laki-laki.

Di mata Taesan yang minus 1 itu, cowok yang keluar bersama Minji kelihatan punya rambut gondrong dengan perawakan yang kira-kira gak lebih tinggi dari dia.

"Eh kok rangkul-rangkul anjir?" Panik Taesan.

Cowok itu lagi ngerangkul Minji dan kelihatan tertawa bersama.

Sial, Taesan cemburu berat.

Mereka pergi ke arah rumah Taesan, membuat cowok itu tersadar dan buru-buru masuk ke rumahnya sebelum Minji sadar akan kehadirannya.

Di dalam rumahnya, muncul pertanyaan. Siapa gerangan cowok itu?

Mengapa terlihat begitu akrab dengan Minji?

Apa hubungan mereka?

"Tekuk mulu muka lu biar kayak lap kanebo" Tegur Sunghoon.

"Ck, apasih Bang. Gua lagi galau nih" Curhat Taesan. Sunghoon mendadak tertarik, soalnya dia JARANG BANGET LIAT TAESAN GALAU.

Sebagai abamg yang baik, Sunghoon merangkul Taesan dan ngajak adiknya buat deeptalk.

"Kenapa cok cerita ama Abang" Ujar Sunghoon menepuk dadanya bangga.

Taesan mendecih, "Masalah cewek, sih"

"Minji? Napa dah perasaan prenjonnya baek-baek aja?"

Loh sialan kali kau Sunghoon Batin Taesan sambil senyum miris.

"Itu, tadi gue liat Minji barengan cowok keluar dari rumahnya. Pake acara rangkulan segala, ketawa-ketawa lagi anjir" Cerita Taesan terbayang senyum Minji yang cantik tapi bukan buat dirinya itu.

Sunghoon mengangguk paham, dia juga pernah ngerasain apa yang dirasain adiknya itu.

"Kata gua coba lu tanya dia dah, sapa tau emang keluarganya?"

"Tapi Bang, lu tau sendiri kita semua taunya Minji gak punya kakak sama adek, sepupunya juga cuma satu itupun masih bayi."

Benar juga, orang komplek juga udah tau hal itu mengingat keluarga Minji termasuk penduduk senior disini.

Asumsi-asumsi langsung muncul di kepala keduanya.

•••

"Kalau Hiyyih adeknya Kai gue tau, walau sekarang orangnya masih di luar negeri tapi kita sekomplek kenal. Nah yang gua ceritain kagak ada yang tau, si Eunchae aja gatau padahal dia bank informasi penduduk sini"

Akhirnya Beomgyu buat vidcall sama Kai, Taehyun sama Soobin si budak korporat buat bahas si cowok gondrong.

"Kayanya sih sodara kandung salah satu penduduk sini Bang"

"Mungkin dia gak pernah pulang ke komplek makanya kaga familiar kita"

"Nah, bener kata Kai Taehyun, lu gitu aja dipikir banget. Kan juga bisa lu sksd sama dia nanya deh lu rumahnya mana"

Solutif banget sih, dan Beomgyu gak kepikiran sampai situ.



























halo guysss aku update lagi muehehehehe (iya tau kelamaan  emang updatenya maapin 🙏)

btw, absen dong yang kangen nak anak gedung kuning 👉

komplek gedung kuningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang