15 - Waktu yang Singkat

52 38 1
                                    

***

Raelynn berlari dengan tergesa-gesa memasuki pekarangan rumahnya. Ia sampai jatuh tersungkur akibat tersandung sebuah batu yang lumayan besar. Jevano lekas menghampiri, membantunya untuk bangkit berdiri.

"Kamu gak apa-apa, Lynn?" tanyanya sembari membersihkan beberapa kotoran yang menempel di dress putih Raelynn.

Raelynn menghiraukannya. Dia kembali berlari menuju rumahnya yang sudah dipenuhi oleh banyak orang. Tak hanya warga, bahkan sejumlah petugas dari kepolisian juga terlihat berada di kediamannya.

Raelynn menerobos kerumunan warga, dan polisi. Namun, ketika ia akan melangkah masuk ke dalam rumah, salah seorang detektif cergas mencegatnya, dan menyuruhnya untuk tetap menunggu di luar sampai pihak berwenang menyelesaikan penyelidikannya di TKP.

Raelynn acuh, ia mendesak agar pihak kepolisian mengizinkan dirinya masuk ke dalam, dan melihat apa yang terjadi. Tapi, tetap saja hal itu ditentang keras oleh para petugas berwajib.

Jevano menarik Raelynn keluar dari kerumunan itu. Ia membawanya ke sebuah pohon besar yang berada di pekarangan rumah. Keduanya berdiri di sana sambil mengamati gerak-gerik yang dilakukan para petugas polisi.

"Sebenarnya apa yang terjadi, Lynn? Kenapa tiba-tiba rumahmu penuh warga, dan polisi?" tanya Jevano seraya menggenggam kedua tangan Raelynn yang terasa dingin, dan nampak pucat.

Raelynn terbungkam. Dia tertunduk lemas dengan perasaannya yang hancur berkeping-keping.

Sementara Jevano masih bingung akan apa yang terjadi. Karena sewaktu dirinya baru saja kelar mandi pagi, Raelynn menerobos masuk ke dalam kamarnya, dan meminta Vano mengantarkannya pulang.

Jevano mendekap tubuh Raelynn. Dia mengelus-elus punggung belakangnya dengan lembut. Barangkali saja dengan perbuatannya ini dapat menenangkan Lynn yang penuh kegelisahan.

Kala keduanya berpelukan, ibu Raelynn datang, dan lekas memisahkan keduanya. Tak sampai di situ, dia juga menampar pipi putrinya hingga memerah.

"Ke mana saja kamu semalam? Kenapa kamu tak ada di rumah ini bersama kakakmu?! Kenapa kamu pergi tanpa dia?!" bentak sang ibu pada putrinya.

Jevano merasa iba. Dia mencoba menenangkan situasi, namun, tindakannya justru malah memperkeruh keadaan.

"Kamu sebaiknya gak usah ikut campur!" hardik Ibunda Raelynn yang membuat Jevano membisu. "Mulai hari ini, jangan temui putri saya lagi."

Raelynn lekas dibawa pergi oleh ibunya yang tak sudi melihatnya putrinya berlama-lama lagi bersama dengan Jevano.

Jevano ada niatan untuk mengejar, akan tetapi, ia memilih mengurungkan niatnya. Dia berpikir bahwa sekarang bukanlah waktu yang tepat bagi dirinya untuk ikut campur lebih dalam perihal keluarga Raelynn.

...

Raelynn menepis tangan sang ibunda yang menggenggam pergelangan tangannya begitu kencang, dan kasar. Ia juga gusar akan perlakuan ibunya terhadap Jevano yang sebenarnya tidak tahu-menahu dalam persoalan keluarga mereka.

"Mah, jangan libatkan Jevano dalam masalah kita. Dia gak ada hubungannya dengan kematian kakak,"

"Iya, tapi, karena ulahnya yang membuatmu berubah dari yang dulu! Bahkan kau mengabaikan sosok kakak yang selama ini mengurusmu hanya karena cowok jalanan gak jelas itu!"

Kata dan Waktu [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang