07 - Perhatian Publik

60 39 6
                                    

***

Malam yang gelap gulita dengan hawa dingin menyeruak di tubuh telah tergantikan oleh hangatnya sang mentari pagi.

Langit menyapa dengan harapan barunya. Burung-burung bersenandung dengan indahnya menyambut pagi yang sempurna.

Sekolah yang sepi tampak berhias kabut yang sangat tebal. Angin sejuk yang berhembus seakan memberatkan tiap langkah kaki menuju kelas.

"Duh ngantuk bener rasanya," timpal Levi yang tak henti menguap sedari kedatangannya.

"Salah sendiri semalam begadang. Dah tau hari ini masih sekolah," ketus Jaylen tak berperasaan.

Sementara Jevano tak mengatakan apapun sejak ia tiba di sekolah. Dirinya hanya mencerap omong kosong kedua sahabatnya sambil mengintai situasi di sekitar yang tak memiliki tanda-tanda perubahan sedikitpun.

Jevano menggenggam gagang pintu serta mendorongnya lambat sampai terbuka lebar. Dia melangkah masuk ke dalam. Sorot matanya beralih secara cepat dari satu titik ke titik lainnya. Ia memandangi teman-teman sekelasnya juga member EX1 yang sontak memusatkan perhatian ke arahnya.

Jevano menempati kursinya yang terletak di tengah, urutan kedua dari depan. Levi berniat duduk di sebelahnya seperti hari-hari sebelumnya, namun, Jaylen lebih dulu merebut bangku yang biasa ditempati si mini dari grup EX1.

Levi gusar. Dia mengangkat satu alisnya, memberikan tatapan tajam ke Jaylen sembari melipat kedua tangan di dada. "Ini kursi gua."

"Terus kenapa? Emang ada nama lo di sini? Toh yang duduk duluan juga gua." Kalimat yang dilontarkannya seolah seperti menantang Levi.

Kala Levi ingin meluapkan emosi, Jevano memberikan isyarat supaya ia tak menciptakan masalah di awal hari, dan mengalah dengan Jaylen untuk sementara waktu.

Levi lekas duduk di belakang kursi Jevano. Dia terpaksa mengalah demi permintaan sahabatnya.

Beberapa waktu berselang. Xavier, dan Aiden mendatangi Jevano. Keduanya tergemap menjumpai kondisi sang gitaris terbaik EX1 yang penuh akan luka usai tiga hari menghilang tanpa kabar.

Jevano tak menceritakan apa yang dialami sebenarnya di hadapan kedua sahabatnya itu. Sebelum tiba di sekolah, ia sudah diwanti-wanti oleh Jaylen, hendaknya dia tidak mengutarakan kejadian sebenarnya baik kepada Xavier maupun Aiden. Bahkan pada keluarganya sendiri seperti Angelina, dan Jovita.

Jaylen menaruh rasa curiga mendalam terhadap Xavier, dan Aiden. Belakangan ini, ia sering memantau gerak-gerik mereka berdua yang terlihat mencurigakan.

...

"Pasti ulahnya geng motor pacarnya Angel itu, kan?! Siapa sih tuh nama cowoknya yang kek merek susu," tuduh Aiden.

"Milo..." sambung Xavier.

"Nah itu anak tuh! Mana namanya juga  kek ikan dori, Dorian. Bener-bener tuh anak. Keknya dia gak bisa banget gak buat masalah sehari aja," protes Aiden.

"Selain namanya berpadu dengan ikan, dan susu, namanya juga berunsur brand cokelat," timpal Levi.

"Dahlah....Paling bener emang manggil dia ikan ngepet aja."

Kata dan Waktu [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang