14 - Pantai

50 39 0
                                    

***

Derai melodi bersenandung dengan merdu kala senar gitar dipetik satu demi satu. Suara nyanyian bernada tinggi yang melengking turut terdengar di pekarangan rumah.

Angkasa memandangi sang adik yang bernyanyi diiringi dengan gitar akustik yang ia mainkan. Dia mengulas senyum. Tangan kanannya terangkat, mengusap puncuk kepala Raelynn. Ia bahagia setiap kali melihat sang nona kecil kesayangannya tertawa dengan ceria hingga melupakan segala kekurangan yang dimilikinya.

"Sering-seringlah tersenyum, Adikku. Meskipun ada kala di mana kau akan hidup sendirian tanpaku, tetaplah hidup dengan penuh kebahagiaan."

Raelynn membisu menatap sang kakak yang terlihat melontarkan kata-kata dari lisannya, namun, ia tak bisa mendengarnya.

Angkasa sempat bingung lantaran adiknya yang hanya diam tak membalas. Tapi, akhirnya ia menyadari suatu hal yang membuatnya lekas mengambil tindakan.

"Ah kau hampir saja melupakan barangmu sendiri." Angkasa cergas merogoh saku celananya. Dia meraih sebuah alat pendengar untuk dipasangkan ke telinga adiknya.

Raelynn tertawa menanggapi tingkah sang kakak yang selalu sigap menyadari segala kelalaian dalam dirinya.

"Omong-omong, Kakak bicara apa tadi? Tampaknya Kakak mengucapkan kata-kata yang sangat serius, ya? Kakak memarahiku kah?" tanya Raelynn polos.

Angkasa tergelak. Ia menggelengkan kepalanya, tangannya kembali mengusap puncuk kepala sang adik dengan lembut. "Gak mungkin Kakak memarahimu, Raelynn."

"Lantas apa yang Kakak katakan tadi?"

Angkasa mengulas senyum. Ia membelai rambut panjang Raelynn kemudian mencubit pipinya. "Kau harus cari pasangan yang bener! Yang baik kaya Kakak, ya."

Raelynn tersentak diam. Ia justru geram mendengarnya. Kata-kata yang terlontar dari mulut sang kakak terdengar seperti kalimat perpisahan.

"Kenapa Kakak bilang begitu sih?! Emangnya kakak mau pergi apa?!"

"Sekalipun ragaku pergi, jiwaku akan tetap di sini."

***

Jevano mengunjungi kediaman Raelynn. Kedatangannya ke sana bermaksud mengajak Lynn pergi berlibur ke pantai. Tak hanya mereka berdua, melainkan bersama member EX1 lainnya untuk merayakan kemenangan grup band mereka yang sempat memperoleh peringkat 1 di kontes sebelumnya.

Mengajak Raelynn pergi bersamanya, bukanlah hal yang mudah. Jevano harus bertemu Angkasa, membujuknya dengan sangat menyakinkan agar mendapatkan izin agar bisa pergi bersama si adik kesayangannya. Sebab mereka belum terlalu lama mengenal, jadi tak heran jika si kakak masih tak mudah mempercayakan adiknya pada orang lain.

Angkasa menghela napas kasar. Sorot matanya seakan menginterogasi Jevano, dan Raelynn yang memohon izin.

"Kak, boleh, ya? Lagipula Jevano anak baik-baik kok! Di sana aku juga gak cuma berdua aja sama Jevano, tapi, ada teman-temannya juga!" Raelynn menuturkan berbagai alasan demi mendapatkan izin pergi dari sang kakak yang protektif.

"Kalau misalnya Abang Angkasa tidak percaya dengan saya, Abang bisa ikut pergi kalau mau," timpal Jevano dengan enteng.

Raelynn lekas meliriknya. Dia tak ada keinginan diawasi sang kakak saat pergi nanti, tapi, Jevano justru menawari Angkasa untuk ikut.

"Tak usah. Biar kalian saja yang pergi sama teman-temannya sana," jawab Angkasa ketus.

Raelynn tergemap. Ia melirik Jevano sekilas sebelum bertanya pada sang kakak untuk memastikan. "Jadi, Kakak ngizinin aku pergi?"

Kata dan Waktu [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang