18 [Soft Boy]

1.5K 222 37
                                    

Kicauan burung yang merdu, dan langit yang biru cerah, mendorong semangat Claudine untuk mengunjungi Arvis.

Namun dia ke sana tentu bukan untuk bertemu Nyonya Herhardt, sejak Nyonya Herhardt dan Countess Brandt sedang pergi ke butik bersama. Baginya hal itu jarang, tapi dia tidak begitu perduli, karena itu urusan orang tua. Claudine hanya merasa ini kesempatannya untuk langsung pergi ke rumah paman Bill untuk bertemu Layla tanpa harus basa basi terlebih dahulu dengan siapapun.



Melihat cuaca yang cenderung cerah ketimbang terik membuat Claudine menatap ke arah pelayan yang memegang payungnya.



"Aku pakai topi saja. Matahari tidak begitu terik." Ucapnya sambil memakai sebuah topi dan sarung tangan putih.


"Dan.. Sampai sini aku bisa jalan sendiri" Tambahnya sebelum berjalan pergi dari sana.



Pelayan itu hanya membungkukkan tubuhnya kala Claudine berjalan pergi dari sana menuju ke rumah paman Bill, berharap langsung bertemu Layla di sana untuk menanyakan perihal novel itu.



Namun hanya saat rumah Bill terlihat, yang dia lihat bukanlah Bill ataupun Layla, melainkan Kyle yang duduk di depan kursi rumah Layla.



"Kyle?" Panggil Claudine saat dia sampai tepat ke depan rumah tersebut.


Kyle terlihat terkejut mendapati kehadiran Claudine di sana dan segera bertanya.



"Lady? Apa yang lady lakukan di sini?" Tanya Kyle.



"Oh, aku perlu dengan Layla" Jawab Claudine.



Kyle terdiam sejenak sebelum menggelengkan kepala.


"Astaga. Aku juga datang untuk bertemu dengannya, tapi bahkan rumah ini kosong seperti tidak berpenghuni. Sepertinya Layla dan Paman Bill sedang keluar."Ucap Kyle.



Claudine menatap ke arah rumah itu, melihat bahwa jendela dan pintu tertutup rapat di sana.



".. Jadi kamu ingin menunggunya hingga pulang?" Tanya Claudine, dibalas anggukan oleh Kyle.



Claudine menghela napas pelan, merasa dia tidak memiliki banyak waktu untuk menunggu Layla.


'Tapi ya biarlah, kapan lagi Layla bisa pergi dengan bebas selain saat Matthias tidak ada di Arvis?' Batin Claudine.



Dia lalu melirik Kyle yang terlihat sedikit salah tingkah, walah Claudine tidak cukup peka untuk menyadari itu.


"Oh, ngomong ngomong.. Um, Lady duduk di sini saja. Kursinya hanya satu karena yang satunya patah." Ucap Kyle, sambil berdiri dari kursinya, mempersilahkan Claudine untuk duduk.


Claudine mengangguk dan duduk di kursi itu dengan santai. Sedangkan Kyle berdiri, bersandar pada pembatas di sebelahnya.



Angin sepoi sepoi yang menyegarkan mulai meniup halus rambut Claudine, memberi kesejukan dan rasa tenang.



Claudine menyandarkan punggungnya di kursi, saat matanya bertemu kembali dengan Kyle yang tengah menatapnya.



Kembali teringat baginya bagaimana nasib pria itu di dalam buku. Cintanya kandas karena Layla lebih memilih Matthias ketimbang dirinya.


"Apa anginnya tidak terlalu kencang?" Tanya Kyle tiba tiba.



"..., Sepertinya mulai agak kencang" Jawab Claudine, merasa angin mulai meniup rambutnya searah.



𝐇𝐨𝐰 𝐭𝐨 𝐋𝐢𝐯𝐞 𝐚𝐬 𝘊𝘭𝘢𝘶𝘥𝘪𝘯𝘦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang