"Tidak, bawakan aku lebih banyak bunga"Layla terkesiap dan mengerjabkan matanya dengan bingung.
"Ya? "
"Aku menyuruhmu memetik mawar ini lagi"
Layla menatapnya dengan tidak percaya, tidak menduga Claudine akan bertingkah sedemikian rupa.
Ia menunduk malu, seakan menjadi tontonan konyol, terlebih saat mendapati Matthias yang hanya melihatnya dengan seringai geli, seakan begitu senang dengan penindasan yang ditujukan padanya. Diapun hanya bisa mengangguk dan menundukkan kepala.
"... Baik Lady"
-----------------♦
Berkali kali Layla kesana kemari, matahari terik di siang bolong membuatnya berkeringat dan merasa gerah. Dalam hatinya ia merutuki Claudine yang memerintahnya dan mempermalukannya seperti itu, terlebih lagi di depan duke. Parahnya lagi, Matthias seperti terhibur melihat ia dipermalukan.
Ia terengah engah, dan meletakkan ember yang berisi bunga untuk ke enam kalinya di atas meja.
"Lady.. Ini sudah yang ke enam kalinya. Setidaknya beri saya istirahat."
Saat dia sampai, Claudine hanya meliriknya dengan sudut matanya dan meresap tehnya.
"Lagi"
Layla terbelalak, tangannya sudah bengkak dan berdarah karena terkena duri sedangkan Claudine terus saja memerintahnya.
Layla mengepalkan tangan, suaranya terbata bata. "T-tapi... "
"Claudine..." Suara barinton Matthias menginterupsi, dan dia berdiri dari tempatnya.
Matthias menatap tangan Layla yang berdarah dan mengernyitkan kening.
"Aku mengerti kecintaanmu pada mawar, tapi kamu tidak perlu menyiksa Layla seperti ini"
Claudine menatap Matthias dan terdiam sejenak, sepertinya dia telah mendorong Matthias ke batasnya.
'Oh, apa aku melukai barang miliknya?'
Matthias mendengus dan memegang tangan layla dengan lembut.
".. Apa kamu baik baik saja? "
Layla tersipu malu dan menganggukkan kepalanya.
Matthias lalu menatap Claudine dan mengengam pundak Layla.
"Aku akan mengobati tangannya. Kamu tunggu saja di sini"
Setelah itu, Matthias berjalan pergi bersama dengan Layla yang salah tingkah di sampingnya.
Claudine masih duduk di tempatnya, menatap pundak mereka dengan dingin.
Dalam pikiran Claudine, dia tau ada yang salah. Matthias tidak memperlakukan Layla seperti mainan semata. Matthias ternyata peduli padanya. Ini buruk, hanya Matthias dan Layla yang tau hubungan mereka sudah sejauh apa.
Claudine menghela napas dan menatap ke atas langit, mulai mengkhawatirkan perkataan ibunya, terlebih mengingat bahwa cinta bisa membutakan seseorang dari akal sehatnya.
'Seandainya perkataan ibu benar.. Apa mungkin jika Layla merebut tempatku sebagai duchess?'
Dia kembali terdiam, memikirkan apa ia harus beranjak dari sana atau menunggu Matthias kembali.
Hanya ketika dia sedang tenggelam dalam lamunannya, suara bising bising terdengar dari kejauhan.
Dia mengalihkan perhatiannya dan mendapati Riette dan yang lainnya baru saja tiba dengan membawa buruan mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐨𝐰 𝐭𝐨 𝐋𝐢𝐯𝐞 𝐚𝐬 𝘊𝘭𝘢𝘶𝘥𝘪𝘯𝘦
Fanfiction(Name) dan Lisa adalah sepasang saudara tiri yang selalu bersaing dalam segala hal. Keberuntungan dan kemudahan selalu berada pada pihak Lisa, saat (Name) lah yang harus menanggung bagian berjerih lelah. Namun, semua berubah sejak (Name) terbangun...