"Gah--!? "
Gadis berambut coklat kemerahan itu bangun dari tidurnya, manik birunya terbelalak dan keringat dingin membasahi sekujur pelipisnya. Ia mendongak, matanya menatap sekitaran kamarnya dengan cemas.
Ruangan ini--bukan kamar tidurnya, bukan juga tempat terakhir ia berada. Ia ingat dengan jelas, dia baru saja mendorong saudari tirinya ke dalam danau dan mereka tenggelam bersama.
Di lihat dari manapun, situasi ini terlalu nyata untuk dibilang sebagai mimpi, namun juga terlalu indah apabila ia mengira ini adalah neraka untuk perbuatannya pada saudarinya barusan.
Ia bangun dari kasur, dan berjalan perlahan ke arah cermin hanya untuk melihat seorang gadis berambut coklat kemerahan dengan manik biru langit yang begitu indah. Di lihat dari manapun, ia seperti berada pada tubuh yang salah, tubuh itu bukan miliknya.
"Apa yang--"
'Knock.. Knock'
Suara ketukan pintu mengalihkan perhatiannya, pintu itu terbuka beberapa saat setelah diketuk, menampilkan seorang wanita dengan pakaian pelayan yang membungkuk padanya.
"Selamat pagi, nona Claudine. Tukang ukur dari butik Sabine sudah datang sesuai dengan permintaan anda"
Gadis itu menatap ke arah pelayan itu dengan bingung.
'Claudine? Apa maksudnya? Namaku (Name) '
Pikirannya berkecamuk ke sana kemari, mencoba menerka apa yang baru saja terjadi padanya.
"Um, nona Claudine? Apa anda baik baik saja? "
Pertanyaan itu membuatnya segera menepis lamunannya dan memberikan senyum palsu pada pelayan itu.
"Aku baik baik saja. Aku akan segera turun, kamu tunggulah di bawah"
"Baiklah nona, saya permisi"
Pelayan itu membungkuk sebelum pergi meninggalkan ruangan.
Di sisi lain, ia masih menerka nerka apa yang terjadi padanya. Ini sangat membingungkan, dan dia tidak boleh tinggal diam, setidaknya dia harus mencari tau sesuatu untuk mengeluarkannya dari kebingungan ini.
Dia membuka lemari dan didapatinya pakaian di lemari itu yang kebanyakan memiliki model klasik dan tertutup, seperti dress para bangsawan.
Ia mencoba membongkar lemari itu lebih dalam lagi, namun benar adanya, sebagian besar dari lemari itu berisi pakaian, bahkan ada permata, juga perhiasan yang melekat bagi seorang Lady.
"Apa yang terjadi.. "
Dia bergumam pelan, menggosok tengkuknya dengan bingung, tidak tau apa yang baru saja terjadi padanya.
Helaan napas panjang terdengar darinya, sebelum akhirnya dia memilih salah satu dress dan mulai mempersiapkan dirinya. Persiapan semacam ini tidak jauh berbeda dari rutinitas hariannya, hanya saja suasananya terasa lebih klasik dan baru baginya.
"Setelah semua yang aku lalui, sekarang aku berkesempatan menjadi seorang Lady?"
Ia menghela napas dan mengukir senyum tipis. " Yah.. Ini tidak buruk, tapi kuharap posisiku di sini aman dan menguntungkanku"
Ia lalu terkekeh memilah riasannya dengan santai. Setelah perang untuk memperebutkan posisi pewaris dengan Lisa, setidaknya dia bisa mendapatkan kesempatan untuk beristirahat dengan tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐨𝐰 𝐭𝐨 𝐋𝐢𝐯𝐞 𝐚𝐬 𝘊𝘭𝘢𝘶𝘥𝘪𝘯𝘦
Fanfiction(Name) dan Lisa adalah sepasang saudara tiri yang selalu bersaing dalam segala hal. Keberuntungan dan kemudahan selalu berada pada pihak Lisa, saat (Name) lah yang harus menanggung bagian berjerih lelah. Namun, semua berubah sejak (Name) terbangun...