18

363 39 33
                                    

Happy reading

.

.

.





Yibo tiba di perusahaan Wang pada pukul 05:30.

Perusahaan masih terlihat lenggang, karena masih begitu pagi.

'Grep'

Yibo hendak memukul seseorang yang tiba-tiba memeluknya, tapi ia urungkan saat mendengar suara yang begitu familiar

"Didi, aku merindukanmu" ucap Haikuan. Yibo tersenyum dan membalas pelukan nya.

"Maaf tidak mengabari mu, Ge" Yibo pun melepaskan pelukannya

"Tidak apa, yang penting kau sudah kembali. Gege sudah senang" ucap Haikuan dan tersenyum.

"Ge, apa urusan di perusahaan belakangan ini menyulitkan mu?"

Air muka Haikuan langsung berubah
"Bukan perusahaan yang menyulitkan ku, tapi orang pemilik perusahaan Sean yang menyulitkan ku. Dia sangat menyebalkan"

"Aiyoo, baru pertama kali ini aku melihat Gege bersikap seperti ini pada seseorang, sepertinya dia benar-benar menyebalkan"

"Tentu! Dia benar-benar pembuat onar, untung saja bukan kau yang memimpin rapat perusahaan selama ini"

"Hmn, tapi sebentar lagi akan"

"Sebaiknya gege saja yang menangani masalah rapat. Didi hanya tinggal menandatangani berkas dan menyetujui beberapa pendapat tentang masalah perusahaan"

"Tidak Ge.. kau tidak perlu, aku ini pewaris perusahaan Wang. Sudah seharusnya aku yang mengurus semua ini"

"Tapi Didi, dia orang yang sangat menyebalkan"

"Tenang saja. Jika dia menyebalkan seperti katamu, aku akan memberikan pukulan kasih sayang fyuhh~" Yibo meniup tinju nya

"Baiklah jika kau berkata seperti itu, Gege akan menantikan nya" Haikuan tertawa lalu merangkul Yibo menuju ruang kerja.

Zhan selalu bangun pagi dan jika ada rapat di perusahaan Wang, ia akan datang lebih awal. Berharap bisa bertemu pujaan hati nya disana.

"Ah sangat tampan~" ucap nya sambil bercermin

"Baiklah, ayo kita berangkat" Zhan pun memakai kacamata hitam nya dan hendak pergi, tapi langkahnya segera terhenti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baiklah, ayo kita berangkat" Zhan pun memakai kacamata hitam nya dan hendak pergi, tapi langkahnya segera terhenti.

Kemudian Zhan mundur beberapa langkah dan bercermin.

"Aku lupa, aku bukan seorang tunanetra lagi" Zhan pun melepas kacamata nya perlahan dan melemparnya ke atas kasur.

Zhan pun segera pergi ke perusahaan Wang menggunakan mobil nya bersama sekertaris nya.

Sesampainya disana, perusahaan Wang masih belum begitu ramai. Petugas kebersihan pun masih terlihat menyapu halaman parkiran.

"Pak, semangat nyapu nya" sapa Zhan pada petugas kebersihan itu.

[Sacrifice Zhanyi✓ END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang