Bab 5

1K 94 2
                                    

“Huft terima kasih banyak. Aku tidak tau akan seperti apa jika kau tidak menolongku.”

“Tentu, tapi harus ada sesuatu yang kau bayar.”

“Hah? Apa memangnya.” Tanya sea sambil menyipitkan matanya mencurigai apa permintaan dokter di depannya.

Dr. Jimmy tidak menjawab langsung pertanyaan Sea. Ia berjalan ke arah meja.

Dr. Jimmy membuka laci dan mengeluarkan beberapa benda di dalamnya. Dalam sekali lihat, sea langsung tau apa yang ada di pegang pria itu.

Sea melipat kedua tangannnya dengan bangga dan tersenyum. “Ohooo ternyata kau mengidolakanku juga?”

“Tidak aneh sih, aku memang tampan dan berbakat.” Puji sea pada dirinya sendiri.

“Ini bukan untukku.” Sanggah Dr. Jimmy.

“Dokter, Aku tau mungkin image mu disini membuatmu menyembunyikan image-mu sebagai fanboy. Dan sekarang kau seharusnya bangga bisa bertemu dan mengobati idolamu ini.” Sea malah semakin mengatakan hal-hal yang membuat jimmy muak.

“Cepat tanda tangani. Jika bukan karena adikku yang memaksa, aku tidak akan melakukan hal ini.” Keluh Dr. Jimmy tapi mau tidak mau ia mengulurkan album berisi foto-foto pemuda yang ada didepannya.

Sea mengambil album yang ada didalamnya. Ia menandatangani album tersebut dan menuliskan beberapa kata didalamnya dengan senyum misterius. Setelah itu sea mengembalikan album itu pada Dr. Jimmy.

“Nah, sudah selesai.”

Dr. Jimmy tidak mau ambil pusing dengan apa yang sudah ditulis oleh Sea. Ia memilih untuk menyimpan album itu ke dalam lacinya. Ia akan segera memberikannya pada adik perempuannya, Mimi, yang memaksanya terus menerus untuk mendapatkan tanda tangan dari salah satu pasien yang menurut adiknya itu terkenal.

“Hish setidaknya katakan terima kasih.” Gerutu sea pelan dengan bibirnya yang cemberut.

Dr. Jimmy dengan malas berkata. “Terima kasih, sekarang keluar.”

Sea yang  belum mengetahui situasi di luar ruangan seperti apa, tentu saja ia memilih untuk tinggal sebentar dan menunggu sampai di luar aman. Salahnya lagi, hp miliknya malah tertinggal dan mark bahkan belum mendatanginya.

“Kau kan dokter terbaik disini. Jangan usir aku. Aku janji akan segera pergi.” Ucap sea dengan wajah memelas.

Setidaknya dengan wajah ini orang-orang akan terjerumus ke dalam wajahnya yang memiliki perpaduan antara tampan,lucu dan cantik.

Bukannya jatuh pada pesona Sea, Jimmy justru merespon dengan acuh dan terlihat seperti iritasi atau alergi dengan kelakuan sea.

“Dengan ekspresi wajahmu yang seperti itu, orang lain luluh kan? Sayangnya, itu tidak berlaku bagiku.”

Sea kesal dan mencebikkan bibirnya. Bisa-bisanya orang yang ada di depannya ini begitu jual mahal dan tidak tertarik dengan pesona luar biasa dari seorang sea tawinan.

Sea ingin membalas perkataan Jimmy. Tetapi pintu ruangan jimmy tiba-tiba diketuk dari luar, “Dokter Jimmy, Para wartawan sudah pergi.”

Setelah Film meneriakkan ini, Sea menyadari bahwa kebisingan di luar telah menghilang, dan matanya berbinar, “Para reporter sudah pergi?!”

Jimmy kemudian bangkit dari duduknya dan membuka pintu.

Di luar pintu, Film, Book dan Mark tengah menatap cemas, dan di belakang mereka, ada beberapa dokter dan perawat yang melihat dengan rasa ingin tahu. Dr. Jimmy menoleh ke belakang dimana Sea bersembunyi di belakang punggungnya seperti kucing kecil yang ketakutan.

“Bantu dia.” Jimmy mundur dan memperlihatkan sea.

“Baik dok.” Film bergegas masuk dan memegang lengan sang pasien. Mark juga ikut membantu Film untuk mendudukkan sea di kursi roda dan membawa pemuda itu ke ruangan tempat ia di rawat.

Setelah kerumunan bubar, Dokter Book memilih untuk masuk ke dalam ruangan dokter Jimmy dan menggoda temannya.

“Aiihhh dulu ada yang mengatakan padaku jika ia muak dengan seseorang tapi ternyata tidak kusangka malah berduaan.”

“Book bisa kau diam?” Tanya Jimmy dengan malas.

“Ohooo phi kenapa wajahmu memerah seperti itu.”

“Mata mu sepertinya perlu diperiksa.”

Book tetap tersenyum seperti seorang teman yang tengah menggoda dan membercandai temannya jika tengah jatuh cinta.

“Ayolah phi, jujurlah padaku, Bagaimana seorang bintang seperti sea tawinan ini bisa masuk ke dalam ruanganmu?”

Jimmy merotasikan matanya malas. “Dia terjebak dari para reporter.”

Book tetap saja menatap tidak percaya pada seniornya. “Reporter apa reporter phiiii...” Tanya book lagi dengan cekikikan.

Bukan Jimmy saja, sea pun menjadi sasaran utama bagi mark. Tentu saja Mark senang dengan momen seperti ini diantara sea dengan dokter Jimmy.

Mark menyetujui ini karena dia berpikir sea itu manja dan bertingkah seperti anak kecil yang bahkan sea tidak bisa mengurus dirinya dalam beberapa hal.

Setidaknya jika temannya ini berjodoh dengan Dr. Jimmy. Mark bisa lebih tenang dan tentunya memilih untuk menghabiskan waktu dengan kekasihnya nanti daripada disibukkan dengan sahabatnya yang banyak tingkah.

Saat Mark membantu sea untuk merapikan bantal yang ada di brankar. Mark bertanya pada sea. "hayoo seaa kau habis melakukan apa dengan dokter Jimmy dalam satu ruangan."

"Cara bicaramu itu membuatku ingin memukulmu sekarang."

"Ayolah kau ini menjadi semakin sensitif jika ditanya tentang dokter Jimmy."

"Aneh sekali bisa-bisanya dari sekian banyaknya ruangan dan kau nyasar masuk ruangan itu."

"Ya mana aku tau. Lagi pula hanya ruangan itu yang bisa aku buka."

"Benarkah? Aku tidak percaya."

"Terserahmu, tapi hanya saja aku kesal dengan dokter itu. Dia begitu dingin dan jual mahal. Hanya 0,0001% sikap baiknya."

"Heh sea jika sikap baiknya hanya 0,0001% maka dia tidak akan membantumu tadi."

"Jika aku jadi Dr. Jimmy dan tau orang yang ditolong adalah sepertimu, aku tidak akan menolong sih." Balas Mark dengan santai.

"Kurang ajar! Kau meninggalkanku disaat banyak reporter diluar."

"Aku tidak tau sea. Biasanya pihak agensi suka mengabariku untuk berjaga-jaga jika ada reporter. Tapi tadi hampir saja jadi berita panas."

"Setidaknya Dr. Jimmy telah menyelamatkan namamu sea."

"Bayangkan jika dia tidak membantumu. Maka namamu akan berada di Tagar teratas untuk beberapa Minggu."

"Lama kelamaan kulihat kau selalu membela dokter itu."

"Tentu. Aku kan mendukung kau dengan dia. Setidaknya kapalku yang baru dan---"

"Ouch!" Mark mengaduh merasakan kepalanya di pukul menggunakan remote tv.

"Menikah mimpimu! Sana pergi keluar dan bawakan aku makan. Aku kelaparan belum makan." Amuk sea. Ia tidak habis pikir dengan cara pemikiran mark. Terus saja dirinya di jodohkan dengan dokter yang bersikap dingin dan acuh pada dirinya.

HIS CRAZY FIANCEÉ - JIMMYSEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang