Bab 14

691 78 5
                                    

Vote and Comment nya jangan lupaaa🩷

Pagi itu cerah, langit biru dihiasi oleh awan putih yang lembut. Namun, suasana hati Sea tak secerah langit pagi itu. Hari ini adalah hari pernikahannya dengan Jimmy, dan ia merasa dirinya berada dalam sebuah skenario yang tak pernah diinginkannya.

Sea berdiri di depan cermin, mengamati pantulan dirinya sendiri yang menggunakan jas berwarna putih. Di dalam kamar rias, terdengar suara-suara riuh dari para tamu yang hadir, sebagian besar adalah kolega orang tuanya dan orang tua Jimmy. Sea sengaja tidak mengundang teman-temannya karena ia ingin menyembunyikan status pernikahan ini pada semua orang. Hanya Mark dan Namtan saja yang tau.

"Gausah gugup gitu dong sea kayak yang takut di unboxing malem ini aja." canda Mark yang tengah duduk di sebuah sofa bersama dengan Namtan.

"In your dream! Ga ada hal kayak gitu. Aku aja bawaanya kesel terus liat si jimmy." Ucap sea

Namtan menimpali dengan senyum lebar, "Yakan siapa tau nanti kalian berdua malah jadi jatuh cinta satu sama lain."

"Ga kebayang sih kalo sea nanti manja minta disuapin jimmy sambil bilang 'Mas suapin aku'."

"Sumpah lucu banget itu. Eh atau nanti sea malah minta duduk di pangkuan jimmy."

"DIAMMMMMM" Teriak sea, Ia tidak peduli lagi jika suaranya terdengar sampai ruangan lain atau tidak. Bayangkan dia harus menghadapi teman-teman gila nya yang berbicara hal yang ia benci.

Karena mendengar teriakan sea, mark dan namtan pun terdiam seketika tapi mereka menahan senyum  sambil melihat satu sama lain.

🪻🪻🪻

Sea menarik napas dalam,  melangkah menuju altar. Setiap langkah terasa berat, namun ia tahu ia harus melakukannya. Di ujung altar, Jimmy berdiri menunggu, tampak tenang dan penuh percaya diri. Sea hanya bisa menatap lurus ke depan, berusaha menahan kegugupan dan kekesalannya.

Semua prosesi pernikahan berlangsung dengan khidmat dan lancar. Tapi saat terdengar suruhan. "Dan sekarang, sebagai tanda persetujuan dan cinta yang diungkapkan, Kedua mempelai untuk saling mencium."

Sorak sorai serta riuh memenuhi aula pernikahan Jimmy dan Sea. Berbagai lontaran teriakan beragam-ragam terdengar.

"Jim, cium bibirnya sea sekarang!"

"Ciuman! Ciuman!"

"French kiss aja!"

Sea merasa dadanya berdebar kencang. Ia dan Jimmy saling bertatapan, dan entah kenapa, ada sesuatu dalam tatapan Jimmy yang membuatnya merasa gugup. Jimmy melingkarkan lengannya pada pinggang ramping milik sea. Ia tersenyum sekilas pada sea, kemudian jimmy mendekatkan wajahnya pada wajah sea.

Sea menutup matanya, ia tidak bisa jika harus bertatapan dengan jimmy. Sea merasakan bibir jimmy yang menempel pada bibirnya. Bibir mereka bersentuhan selama beberapa detik. Tidak ada pergerakan antara keduanya hingga jimmy menjauhkan bibirnya dari bibir sea.

Menyadari telah usai, sea mengerjapkan matanya beberapa kali merasa bingung dengan apa yang telah terjadi. Kegiatan sea tidak luput dari pandangan jimmy. Kemudian jimmy mendekatkan bibirnya pada telinga Sea. "Aku akan memberikan lebih dari ini, jika kau mau." 

Sea membelalakkan matanya mendengar ucapan Jimmy, Ia kemudian mendorong dada bidang milik Jimmy yang masih dekat dengannya. Hal ini lantas membuat Jimmy tersenyum melihat reaksi Sea.

Sea kemudian berpura-pura merapihkan bajunya, ia benar-benar tidak tau harus bersikap seperti apa di samping Jimmy.

🪻🪻🪻


Usai sesi pernikahan, Jimmy dan Sea langsung pulang ke kondominium milik Jimmy. Begitu masuk, Sea langsung angkat suara untuk mengingatkan kembali perjanjian mereka berdua saat itu.

"Kita tidak akan tidur sekamar, sesuai perjanjian," kata Sea tegas.

Jimmy mengangguk, "Tenang saja, aku sudah menyiapkan kamar untukmu."

Kondominium itu memang besar, dengan dua kamar tidur yang cukup luas. Sea masuk ke kamarnya dan menutup pintu, merasa lega tapi sekaligus bingung. Ia tidak tahu harus berbuat apa hingga lusa, saat ia baru boleh mulai bekerja.

Sea merebahkan dirinya di kasur empuk berwarna putih yang ada didepannya. Ia menggulingkan badannya ke kanan dan ke kiri, ia kebingungan harus melakukan apa. Tapi Sea merasa ada yang berbeda dengan kamar ini, ia rasa ini lebih seperti kamar Jimmy?

Sea kemudian berdiri, Ia kemudian melihat ke sekeliling ruangan dengan nuansa abu putih ini, dia melihat semua benda di ruangan ini tertata dengan rapi. Terdapat buku - buku medical yang berjajar dari ujung ke ujung. Kemudian di rak paling kanan terdapat foto-foto keluarga.

Sea kemudian berbaring lagi di kasur. Ia membuka ponselnya dan kebingungan. Ia memang merasa letih dengan kegiatan pernikahan tadi pagi sampai malam, tapi ia masih belum mengantuk. Ia masih terjaga dan ia bingung harus melakukan apa.

Sea merenungkan pernikahan yang telah terjadi hari ini. Dalam hatinya, masih ada Janhae, orang yang ia cintai dari ia berkarir di dunia hiburan. Tapi, semuanya terasa hancur begitu saja, Imajinasi ia akan menjalin hubungan serius dengan Janhae tampaknya sulit untuk digapai dengan status dirinya yang sudah menjadi pasangan dari orang lain.

Sea berusaha memikirkan cara agar ia bisa keluar dari zona ini. Setidaknya sedikit demi sedikit. Akhirnya, Sea membuka ponselnya dan mengetikkan beberapa kata dalam pencarian.

Cara membuat pasangan benci pada kita setelah menikah

Ia menemukan banyak artikel dan forum yang membahas tentang hal itu. Satu artikel menarik perhatiannya, dengan judul "4 Cara sederhana Membuat Pasangan menikah anda Ilfeel." Sea mengklik artikel tersebut dan mulai membaca dengan seksama.

1. Buat dia sebenci mungkin pada anda.

2. Jika sudah menikah, bangun jam 12 siang atau se-siang mungkin.

3. Jangan melakukan pekerjaan rumah tangga.

4. Selalu bersikap dingin dan acuh tak acuh.

Sea membaca hingga akhir artikel, Ia merasa sedikit lebih tenang, setidaknya sekarang ia punya rencana. Ia akan melaksanakan keempat cara itu selama 4 hari dan ia akan melihat bagaimana reaksi Jimmy. Ia mengatur alarmnya untuk jam 12 siang dan dengan tegas berniat menjalankan rencananya.

Saat pagi tiba, Jimmy sudah bangun dan menyiapkan sarapan. Sea sekilas mendengar suara seperti orang memasak  dari dapur, namun ia tetap memejamkan mata dan berusaha tidur lebih lama.

"Sea, aku sudah menyiapkan sarapan. Kamu mau makan sekarang atau nanti?" tanya Jimmy dengan suara lembut dari luar kamar.

Sea mengerjap mendengar suara yang memanggilnya, tapi karna ia sedang melaksanakan rencananya. Ia pun tidur lagi dan tidak memberikan respon apapun.

Akhirnya, pukul 12 siang, Sea bangun. Ia merasa malas untuk keluar dari tempat tidur tapi ia terbangun dengan alarm dan rasa laparnya.

Dengan langkah santai, ia berjalan ke dapur. Di meja makan, Sea menemukan beberapa makanan yang disiapkan dengan rapi dan sebuah catatan kecil.

'Selamat makan, Sea. Aku tahu kamu pasti lelah, jadi aku tidak ingin mengganggumu'. - Jimmy

Sea mengangkat alis, sedikit terkejut. Ia memandang makanan di depannya. Awalnya, ia merasa curiga. Namun, rasa lapar mengalahkan kecurigaannya. Setelah beberapa saat, Sea akhirnya mulai makan.

"Mungkin dia hanya berusaha bersikap baik," pikir Sea.

"Tapi aku tidak akan menyerah begitu saja."

HIS CRAZY FIANCEÉ - JIMMYSEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang