Chapter 015:🐢🐢

15 16 0
                                    

SIAP BACA BAGIAN KELIMABELAS DARI CERITA SENJA TERAKHIR BERSAMA NADIRRA

~~~

JANGAN LUPA DUKUNG AUTHOR DENGAN CARA VOTE DAN COMMENT
AGAR AKU SEMAKIN GIAT UNTUK NULISNYA.
INGAT, AUTHOR LEBIH SENANG KALAU PEMBACA MENINGGALKAN JEJAK.

"Mungkin memilikimu seutuhnya hanya angan-angan saja. Aku selalu setia merindukan mu. Entah, mengapa bisa seperti ini."

~~~

Sudah ada beberapa tangkai bunga dengan warna warni bunga di pilih gadis itu. Dan sudah tersusun rapih di keranjang yang sudah ready untuk di angkut ke rumah sang pembeli. Kata Tania kepada Sena bilang gadis itu akan mengadakan ualng tahun dan ingin dekorasinya memakai bunga hias segar seperti mawar.
     
Cewek cantik ala-ala artis Korea yang menggangu Sena namanya Zeana Alexander. Yang tidak lain ia adalah teman kecilnya sewaktu Sena masih tinggal di Lebak. Usianya tidak terlalu jauh dengannya masih sepantaran lah. Mungkin kalau kalau bersekolah di tempat sama seangkatan.
    
Sena kurang mengenali wajahnya karena mereka sudah lama tidak pernah ketemu dan baru kali ini lagi mereka ketemu.
    
Mereka berdua beranjak pergi menuju rumahnya Zean, dengan membawa beberapa tangkai bunga mawar yang cukup banyak. Di perjalanan mereka sedikit berbincang tentang masalalu mereka, yang di awali oleh pertanyaan Zeana. Karena ia masih ingat kalau Sena itu pernah satu kelas dengannya ketika sekolah SD di Harapan Indah.
    
Tapi lain dengan Sena yang terlihat cuek dan gak peduli dengan apa di ucapan gadis itu. Karena, ia tidak mengingatnya akah hal semua itu. Mungkin karena jarak yang memisahkan kmereka berdua yang tak lagi akrab dan saling kenal seperti dulu.
    
"Kok kamu diem aja, kenapa?" tanya Zean yang sedari tadi ngoceh mulu.
    
Masih Sena nggan mau bersuara sedikitpun. Sedikit merespon perkataan orang yang ada di sebelahnya.
    
"Heh! malah bengong," Zean menyikut lengan Sena, mengakibatkan ia oleng sedikit tapi masih aman dan tidak jatuh.
    
Kalau misalkan jatuh bisa bahaya. Karena kedua tangannya lagi memegangi keranjang yang penuh dengan bunga. Kalau benar jatuh, bunga-bunga itu akan rusak karena terjatuh ke tanah dan tidak akan enak lagi untuk dipandang.
    
"Eehh, iya, kenapa?" timpal laki-laki itu, sembari mengambil satu tangkai mawar yang jatuh.
    
"Kamu kenapa sih? Kayak yang aneh gitu. Kamu lupa sama aku?!" tanya gadis itu lagi.
     
"Iya!" Jawab Sena cepat.
    
Ucapan Sena membuat Zean terkejut sampe-sampe jantungnya mau copot mendengar ucapan lelaki itu yang lupa akan dirinya.
     
Gadis itu membelalak, lalu mengerutkan dahinya seraya menepuknya.
    
"What, lupa? OMG hello. Loe lupa sama cewek secantik gue, primadona di sekolah. Dan loe lupa juga sama orang yang pernah duduk sebangku sama loe!" teriakan Zean membuat telinga Sena berdengung beberapa detik.

Masih saja laki-laki itu menyangkalnya ucapan gadis sampingnya. "Emang lo perna sebangku sama gue?" keliatannya sih ia kaya bener-bener lupa, atau mungkin cuma modus doang biar terkesan dramatis gitu.
      
Terlihat jela dari sorot mata Zean yang kini mulai membulat sempurna menatap laki-laki yang kini berada di hadapannya, karena ia menjegal langkah lelaki itu. Tangannya terlihat gemetar, rasanya gatal ingin sekali menamparnya. Mungkin alau tidak ada hukum udah dilakukannya dari tadi.
    
"Belaga pikun lagi! dasar kang kembang!" ejek Zean sembari terkekeh menutupi mulutnya.
     
Laki-laki itu menatap sinis Zean. "Catat yah sama loe! ini punya Mama gue, bukan punya gue. Inget itu dodol!" Sena sedikit menoyor bahu Zean yang membuat cewek itu  hilang keseimbangannya. Untungnya dengan cepat Sena menahan tubuh mungilnya sebelum terjatuh ke tanah.

Senja terakhir bersama Nadirra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang