SIAP BACA BAGIAN KETUJUH BELAS DARI CERITA SENJA TERAKHIR BERSAMA NADIRRA
~~~
JANGAN LUPA DUKUNG AUTHOR DENGAN CARA VOTE DAN COMMENT
AGAR AKU SEMAKIN GIAT UNTUK NULISNYA.
INGAT, AUTHOR LEBIH SENANG KALAU PEMBACA MENINGGALKAN JEJAK."Hal-hal yang tak pernah di sangka akan hal kehadirannya."
~~~
Meninggalkan cerita Dirra yang sudah mulai membaik ingatannya, terlihat Sena lagi sibuk memilih baju mana yang akan ia kenakan ke acaranya Zeana. Mengingat sudah lama ia tak belanja baju lagi. Karena ya itu mungkin malas juga.
"Anjir! Gue pake baju apa coba. Ini itu udah pada kusam, kecil lagi hadeh!?" keluh Sena melihat pakaiannya, tak ada satu pun yang pas untuk malam ini.
Padahal stok pakaiannya terlihat banyak tuh di dalam lemari tapi sayang udah pada nggak muat semua udah pada kecil. Ehh, bukan pada kecil orangnya aja udah makin dewasa.
Terlihat laki-laki hampir kepala beruban mendekatinya. "Kenapa sih jagoan Papa ngoceh mulu kayak burung beo?" perlahan mendekati sang anak mendekatinya.
"Ini, Pa. Masa baju-baju aku udah pada gak muat? pake yang mana coba," keluh Sena ke sang Papa.
"Udah pake aja yang ada, udah keburu malem ni, tar kita telat?" ucap Tian seraya menyuruh Sena cepetan, karena takutnya nanti terlambat datang ke acaranya.
"What! kita, emang Pala sama Mama ikut?" sangat terkejut ketika mendengar Papa dan mamanya juga di undang untuk datang ke sweet seventeen Zean.
"Iya dong? Papa, Mama juga di undang. Ada kok undanganya nih!" timpal Tania sembari menunjukan kartu undangannya.
"Astaga... bisa malu tujuh turunan nih masa acara anak muda di kawal sama bokap nyokap mau di taro di mana muka gue njir!" keluh Sena dalam hati.
"Udah ayo berangkat?" ucap Tian sambil melangkah menuju garasi mobil.
Lelaki berusia 17 tahun itu masih terkejut ketika mendengar bahwa Papa dan Mamanya juga di undang. Terdengar sangat aneh gitu acara anak muda tapi orang tua juga ada. Yang membuat Senan berpikir sejenak. Sungguh ini tidak lucu benar-benar tidak lucu.***
Para tamu undangan di pesta ulangtahun tahun si cewek pecinta K-Pop itu banyak sekali yang berdatangan. Yang di undang satu kampus apa gimana nih rame bener. Mungkin acaranya sih sebentar lagi, keliatan semua sudah pada hadir.
Di tambah lagi yang dateng bukan cuman yang muda doang tapi kok banyak emak-emak sama bapak-bapak juga. Mau sweet seventeen apa mau pernikahan ini.Apa jangan-jangan ada yang mau tunangan. Trus siapa coba yang mau tunangan atau mau nikah, jelas-jelas terpampang SWEET SEVENTEEN. Masa sih, ahh tidak mungkin. Cuman keluarga Sena yang belum kelihatan batang hidungnya, tamu yang amat sangat spesial.
Baru aja di omongin, udah datang juga tuh idola para penghuni SMA negeri Serang. Ketampanannya tidak pernah berkurang sedikit pun bahkan malah makin hari makin tampan aja.
"Ma. Kok yang dateng bukan cuma yang muda doang ya. Banyak Emak-emak sama bapak-bapak juga." tanyanya sambil mengerenyitkan alisnya beberapa kali .
"ya, iya lah. Kan mau ada tunangan. Ehhh!" lepas kendali Tania keceplosan bicara sambil menutup mulut berharap Sena tidak mendengarnya.
Untung Tian langsuk konek dan langsung menyambung ucapn istrinya yang membuat si tampan terkejut. "Maksudnya kenangan? betul kan, Ma?"
"I-iya Pa..." Timpal Tania dengan gugup.
Ternyata ada yang di sembunyikan oleh kedua orang tua Sena, yang membuat dirinya bingung dan terkejut setengah mati ketika mendengar soal tunangan yang keluar dari mulut mamanya. Meski papanya menyangkal kalau itu bukan tunangan akan tetapi kenangan.
"Sena... Oy?" teriak salah seorang dari tamu undangan itu, yang ternyata temen sekolahnya. Juga temen baru Zean di sekolah SMA negeri Serang.
Senapun tersadar akan teriakan yang memanggil namanya, ia langsung berbalik badan dan melihat ke arah suara itu. Terlihat Andra dan anggota geng balada squad yang lainnya, sedang asik menyantap makanan yang mereka ambil dari meja makanan.
Memang si Andra kebiasaan tuh hobinya makan mulu kalau liat makanan banyak di depan mata, langsung gatal tuh mata di tambah perutnya bunyi terus dasar rakus.
Dan yang paling membuat Sena bingung, kenapa Zean bisa mengundang teman-temannya. Bahkan Zena murid baru di sekolah Sena, juga buka sekelas dengan mereka. Kok bisa Zena bisa kenal dengan gengnya Sena. Entah lah, apa yang sedang di rencanakannya.
"Pa... Ma... aku kesana dulu yah?" ijinnya ke pada kedua orang tuanya.
Yang di hadiahi anggukan dari keduanya. "Iya."
Setelah meminta ijin laki-laki itupun langsung menghampiri orang yang tadi memanggilnya yang lagi saik duduk di kursi.
"Lo yah, gak di mana-mana makan mulu kerjaannya?" ucap Sena..
"Laper gue bro! Kan lo tau sendiri kalau gue tuh gak bisa tahan kalau ada makanan di depan mata." jawab Andra yang sedang asik menyantap makanan yang ada di hadapannya. Udah kaya harimau di kasih satu ekor ayam buas banget.
"Akhirnya, udah sekian lama kita gak ngerasain party lagi?" ucap oki.
"Iya bro bener, terakhir kan acara ultah lo kan, Vin," sambung Bagas yang mulai duduk di sebelah Sena.
"Kalian merasa aneh gak sih?" Andra yang masih lahap makan ikut menimpali. "Perasaan gue, kok banyak emak-emak sama bapak-bapak juga, bingung gue. Ini sweet seventeen apa acara tunangan sih?" lanjutnya yang masih setia dengan nasinya.
"Iya, bingung gue juga. Baru kali ini tau," balas Senan yang asik menyomoti kerupuk Andra. Ngatain rakus ke orang sendirinya juga laper gimana sih.
Terdengar suara MC memenggil semua para tamu undangan, kerena acara akan segera di mulai. Terlihat dari seorang gadis turun dari tangga rumah itu, mengenakan pakaian dress merah maroon sangat begitu mempesona membuat mata para lelaki melebar tak berkedip beberapa detik.
"Semua para tamu undangan di harap segera berkumpul. Karena, acara akan segera di mulai." Lagi suara MC itu terdengar.
"Denger tuh, ayo kesena?" ucap Sena seraya mengajak teman-temannya berkumpul ke area tengah.
Semua para tamu merapat menuju pusat suara. Yang masih di luar pun berduyun menuju pusat suara pula. Keluarga Senan, keluarga Zean, teman-teman Sena, teman-teman Zean juga para bapak-bapak dan ibu-ibu. Dan tak lupa pula kekurangan Dirra ikut berkerumun di pusat suara.
Sena di buat terkejut dengan kehadiran Dirra dan mamanya, jelas ini pasti ada yang di rencanakan oleh Zean, mengingat dia tidak kenal sama teman masa SMP-nya Sena yang bernama Dirra. Sama sekali. Meskipun mereka satu sekolah, tapi mereka beda kelas. Di tambah mereka sama-sama murid baru di di SMA Negeri Serang.
Begitupun dengan. Dirra yang sama sekali tidak mengenal siapa Zean. Ia hanya di ajak mamanya untuk memenuhi undangan ini.
"Ma... Sebenernya ini ulang tahun siapa sih?" tanya Dirra.
"Ulang tahun temen kamu lah, masa temen Mama. Mana mungkin juga kan?" jawab Amel.
Tapi masih Dirra terlihat bingung, masalahnya dia kan anak baru di sekolah barunya. Di tambah dia belum mengenal siapa-siapa. Di tambah di kelasnya tidak ada yang namanya Zean. Entah lah, memikirkan hal itu membuat kepalanya Dirra sedikit terasa nyeri.
Melihat Dirra menahan rasa sakit, ingin rasanya Sena mendekat ke arahnya. Tapi waktunya kurang pas dengan kondisi seperti ini.🐢🐢🐢
Udah segini dulu ya bab ini,
Gimana suka gak?
Kalau suka jangan lupa komen dan vote yah....Kalau misal ada typo jangan malu untuk mengoreksi...
Author lebih senang kalau ada yang berani memberi masukan.Salam kenal, saya s.a.j Kim
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja terakhir bersama Nadirra
Teen Fiction"sebuah kisah penantian dan kesetiaan yang berakhir dengan kesedihan."