SIAP BACA BAGIAN KEDELAPAN BELAS DARI CERITA SENJA TERAKHIR BERSAMA NADIRRA
~~~
JANGAN LUPA DUKUNG AUTHOR DENGAN CARA VOTE DAN COMMENT
AGAR AKU SEMAKIN GIAT UNTUK NULISNYA.
INGAT, AUTHOR LEBIH SENANG KALAU PEMBACA MENINGGALKAN JEJAK."Hal yang paling menyedihkan adalah ketika kita melihat orang yang kita sayang memilih orang lain di hadapan kita langsung."
~~~
"Oke, semuanya sudah berkumpul."
Begitu riang para tamu menunggu momen tiup lilin dan potong kue yang begitu besar tertata jelas di hadapan mereka.
"Terimakasih buat semua yang sudah hadir, yang sudah membagikan waktunya untuk dateng ke acara sweet seventeen Zeana Alexander. Yeay tepuk tangan." Lanjut suara MC itu.
Namun, tiba-tiba hening seketika. Ketika MC teresebut mengatakan kalau ini bukan hanya sweet seventeen saja, melainkan juga acara tunangan antara Sena dan Zean.
"Tapi-tapi, teman-teman sekalian. Saya memberikan informasi yang lebih wah kepada kalian, kalau ini tuh bukan hanya acara sweet seventeen Zean doang, melainkan juga acara pertunangan." Jelas MC itu lagi.
Dan hal itu berhasil membuat Sena bertanya-tanya.a sebenarnya siapa yang mau tunangan, bukankah Zean tidak punya Kakak. Bukankah dia anak tunggal, entahlah...
Sena menatap manik Zean seolah mengisyaratkan siapa yang tunangan. Namun, Zean hanya menggeleng-gelengkan kepalanya yang mengartikan ia juga tak tau apa-apa. Tapi sebenarnya... Dia tahu semuanya, dia hanya saja tak ingin dulu sahabat kecilnya itu mengetahui sebelum Mc yang mengumumkan.
"Ma... Mama sama Papa yakini?" tanya Zean memastikan.
"Yakin, dong sayang? Kenapa sih, kok kamu kaya gak yakin gitu?" sahut Amira.
"Trus... Sena udah tahu?" taya Zean kembali.
"Belum," kali ini Oji papanya Zean yang menjawab pertanyaan Zena.
"Lah, kok?"
"Ini emang kemauan Mama, papanya Sena yang gak mau bilang. Katanya biar jadi surprise?"
Zena mengangguk, ia mengerti dengan ucapan papanya. Entah kenapa bibirnya melengkung ke atas tapi hatinya tidak. Ia merasa kurang yakin akan hal ini. Meskipun dia teman lama Sena, tapi ia juga sudah lama berpisah dengannya.
Dan dia juga tahu, kalau Sena itu sedang menjaga cinta seseorang yang selama ini selalu ia nantikan kehadirannya. Dan Zean juga tahu hal itu, dan gadis itu juga tahu kalau orang yang selalu di tunggu Sena hadir juga di acara sweet seventeen dan pertunangan dirinya. Karena sengaja ia undang.
Sena terlihat begitu santai medengar ada acara tunangan di acara sweet seventeen teman SD-nya dulu. Karena ia benar-benar tidak tahu menau akan hali ini semua. Memang bener ia tidak tahu, soalnya tidak ada informasi sama sekali yang terucap dari kedua orang tuanya. Baik mamanya maupun papanya.
"Baiklah, tanpa berlama-lama kita sambut kedua pasangan serasi antara Zean dan Sena untuk maju kedepan untuk memasangkan cincin." Sena membulatkan matanya, karena benar-benar tidak mengerti. "Karena, selain sweet seventeen, malam ini, juga acara pertunangan antara Zean dan Sena... Kasih tepuk tangan."
Semua tamu yang hadir bertepuk tangan sembari bersorak. Sena begitu terkejut mendengar semua ini, dia benar-benar tidak tahu kalau pertunangan ini adalah pertunangan dirinya dan Zean teman waktu SD-nya.
"Hah, gue lak, kok., apa-apaan ini!" mata Sena membelalak menatap sinis ke arah Mama dan Papanya.
Ia menelan ludahnya dengan susah payah. Medengar kenyataan pahit yang harus ia terima malam ini. Kenapa tega, kedua orangtuanya menjodohkan dirinya dengan Zean tidak bilang terlebih dahulu kepada dirinya.
"Pa... Ma... tolong jelasin ini semua? kenap..." belum sempat selesai ucapnya, ucapannya di potong oleh Tania. Lalu menyeru Sena untuk mendekat ke arah Zean.
"Ayo sayang, kamu ke sana?" Taina berusar, serta menyuruh Sena lebih mendekat ke arah dimana Zean berada.
"Semangat jagoan, Papa. Papa mendukungmu."
Sena berdecih kesal, karena tidak ada pemberitahuan dulu dari awal dan tidak ada bicara apa-apa akan hal ini yang membuat dirinya merasa hilang harapannya untuk membantu Dirra untuk mengembalikan ingatannya.
Ia juga tidak bisa menolak secara mentah-mentah di hadapan banyak orang. Ia tidak mau membuat kedua orangtuanya dan tidak mau juga membuat keluarga Zean kecewa. Jadi ia hanya bisa pasrah malam ini.
Mendengar kenyataan semua ini, air mata Dirra yang sedari tadi ia tahan-tahan akhirnya jatuh juga membasahi pipinya, dan melunturkan make-upnya. Ia tak menyangka kalau orang yang dulu pernah membuat bahagia dirinya kini sudah bahagia dengan orang lain.
Ketika suasana lagi hening, dan akan segera di laksanakan pemasangan cincin, tiba-tiba terdengar suara gelas pecah yang jatuh dari tangan seorang gadis yang bernama Dirra.
Semua pasang mata tertuju pada pusat suara, termasuk juga mata Sena yang juga ikut menoleh ke arah dimana suara itu berpusat. Ia lupa bahwa di acara sweet seventeen Zean hadir seseorang yang selalu ia tunggu kehadirannya.
Tapi entah kenapa, setelah dia hadir. Ia malah menyakiti perasaannya. Ia malah bertunangan dengan orang lain. Sudah pasti ini akan membuat Dirra sakit hati.
Setelah melihat apa yang terjadi di depan matanya, Dirrapun dengan sigap langsung berlari menuju pintu luar. Bermaksud untuk meninggalkan acara itu dan memilih untuk pulang kerumah. Di susul dengan Amel yang takut akan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan kepada putri semata wayangnya.
Menyadari hal tersebut Senapun langsung bergegas untuk mengejarnya. Tapi sayang, ia sudah terlambat. Dirra sudah melaju kencang dengan mobil yang mamanya kendarai. Meninggalkan sweet seventeen tersebut dengan penuh kekecewaan di hatinya.
Di sepanjang perjalanan pun Dirra hanya bisa menangis terus menangis. Air mata yang tak henti-hentinya mengalir membasahi pipinya yang mulai tak karuan. Karena, make up yang ia kenakan menjadi luntur karena air matanya.
Amel hanya terdiam, membiarkan putrinya mengeluarkan semua kesedihan. Ia hanya fokus dengan jalan, meskipun malam ini terlihat sedikit senggang.🐢🐢🐢
Udah segini dulu ya bab ini,
Gimana suka gak?
Kalau suka jangan lupa komen dan vote yah....Kalau misal ada typo jangan malu untuk mengoreksi...
Author lebih senang kalau ada yang berani memberi masukan.Salam kenal, saya s.a.j Kim
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja terakhir bersama Nadirra
Teen Fiction"sebuah kisah penantian dan kesetiaan yang berakhir dengan kesedihan."