"halo chika"
chika sudah tak bisa lagi mengelak saat ini, ara sudah melihat wajahnya dengan sangat jelas.
sementara itu ara tersenyum miring ketika melihat chika sedikit menundukan kepalanya, dia melemparkan masker di tangannya ke bahu chika.
"jadi lo kerja di tempat kaya gini?" tanya ara dengan nada merendahkan
chika hanya bisa menghela nafasnya, dia menyelipkan rambutnya ke belakang telinganya yg tergores tali maskernya tadi.
"iya" jawab chika sambil menatap ara
"kenapa?" tanyanya
ara terkekeh mendengar jawaban chika yg seolah menantangnya, dia membasahi bibirnya yg kering lalu menatap chika dengan senyuman khasnya.
"jadi ini alasan lo hampir telat tadi pagi?" tanya ara
"ngapain aja semalem?"
"sampe sampe lo kesiangan dan tidur di sekolah"
chika memejamkan matanya, dia tau apa maksud dari pertanyaan ara, namun chika sebisa mungkin menjaga emosinya agar tak terpancing, karena dia sedang berada di tempat kerjanya saat ini.
"kok lo tau gue hampir telat tadi pagi?" tanya balik chika
"lo nungguin gue?"
chika balik menatap ara dengan senyumannya, hal itu membuat ara terkekeh sebentar lalu dengan tiba tiba ara menatap mata chika dengan tajam.
ara lalu mendorong kedua bahu chika hingga membentur tembok yg ada di belakangnya dan menguncinya disana, chika tentu saja terkejut melihat hal itu, namun dia juga tak bisa berontak untuk melepaskan diri karena ara menahan kedua bahunya dengan kuat.
"jawab pertanyaan gue chika!" ucap ara dengan penuh penekanan
"ngapain aja lo semalem hah!"
chika menatap mata ara, sorot matanya seperti tengah menyimpan amarah dan kebencian.
"lo ga perlu tau" jawab chika dengan tegas
"mau gue ngapain aja semalem, itu bukan urusan lo"
"itu urusan gue!" bentak ara lagi
chika memutar matanya malas melihat ara, dia lalu menepis tangan ara yg memegangi kedua bahunya.
"jangan sentuh gue" ucap chika kesal
tangan ara berhasil lepas, namun tatapan tajamnya tetap terkunci pada chika, entah kenapa dia sangat marah sekarang, semua fikiran buruk tengah beruputar di kepalanya.
"kenapa lo gamau gue sentuh?" tanya ara sambil tersenyum sinis
"bukannya itu emang pekerjaan lo disini?"
"gue bakal bayar berapa pun yg lo mau"
"jadi jangan larang gue"
chika hanya menatap datar saja pada ara, sementara ara terus tersenyum dan manatap chika dengan pandangan yg tak pantas.
"jadi, berapa tarif lo disini?" tanya ara
dada chika bergemuruh, ingin sekali dia menampar manusia yg ada di hadapannya ini, dia selalu menguji batas kesabaran chika selama ini.
"kenapa diem? lo pikir gue ga bakal mamp.."
ucapan ara terhenti karena chika tiba tiba menarik tangan ara dan mendorongnya masuk ke dalam ruangan loker di samping mereka.
ara kebingungan sendiri karena chika tiba tiba memasukan dia kesana dan menutup pintunya, ara hendak keluar dari sana namun dia mendengar chika tengah berbicara dengan seseorang di luar pintu, ara pun mau tak mau memutuskan untuk diam dan mendengarkan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
V I P
Fanfictionbagaimana jadinya jika sekumpulan anak anak dari keluarga kaya raya melakukan perundungan kepada murid murid penerima beasiswa di sebuah sekolah elite yg terkenal akan kualitas dan kepintaran siswa siswinya. sebuah tragedi memilukan yg selama ini di...