02:04 AM
Di tengah dinginnya angin malam dinihari, seorang ara tengah bersandar pada mobilnya yang tengah terparkir di sebuah parkiran bar, dia tengah menungggu seseorang kala itu, siapa lagi jika bukan chika.
ara yang tak bisa tenang sejak sore tadi akhirnya memutuskan untuk menemui chika setelah cukup lama berdebat dengan hati dan logikanya.
ara harus memastikan sekali lagi apa memang sudah tak ada kesempatan untuknya lagi, karena jujur dia tak bisa menyerah begitu saja dengan chika.
sebuah tamparan dan penolakan kemarin masih tak cukup untuk membuatnya mundur, dia juga perlu memastikan sendiri apa sebenarnya hubungan antara chika dan sahabatnya.
jadi disinilah dia sekarang, menunggu seseorang yang mungkin akan menolaknya sekali lagi sebentar lagi.
tak lama akhirnya ara melihat para pekerja di bar itu keluar satu persatu dari pintu belakang, setelah menunggu hampir satu jam disana ara akhirnya menegakan tubuhnya dan bersiap menemui chika.
lalu tak lama setelah itu matanya menangkap sosok yang sudah ia tunggu, dia melihat chika berjalan bersama dengan salah seorang temannya, ara melihat chika tengah tertawa dengan gadis itu, entah apa yang tengah mereka bicarakan.
saat itu juga ara langsung berlari menghampiri chika.
"chik" panggilnya
chika yang saat itu tengah bersama dengan anin langsung menoleh dan terkejut ketika melihat ara ada disana.
"arav" gumam chika pelan
"siapa chik?" tanya anin
"temen aku kak" jawab chika
anin pun mengangguk, setibanya ara di depan mereka ara langsung tersenyum menyapa anin yang ada di sebelah chika.
"chik, gue mau ngomong sebentar" ucap ara
"boleh?"
chika diam, dia menoleh pada anin seolah bertanya atau meminta bantuan padanya.
anin pun langsung mengangguk dan tersenyum pada chika."boleh" jawab chika
"yaudah chik kalo gitu aku duluan ya" pamit anin
"iya kak, hati hati" jawab chika yang di balas senyuman oleh anin
ara juga tersenyum dan menundukan kepalanya pada anin sebagai ucapan terimakasihnya.
"mau ngomong apa lagi rav?" tanya chika
"di mobil aja yuk" ajak ara sembari menoleh ke kanan kiri
chika mengerutkan dahinya mendengar uacapan ara dan juga melihat gelagatnya yang mencurigakan.
"g-gue ga akan macem macem chik" ucap ara gugup ketika sadar chika mencurigainya
"gue cuma takut ada yang liat lo kalo kita ngomong disini"
"maksudnya takut ada yang ngenalin lo"
mendengar alasan ara, chika pun menghela nafasnya dan mengangguk saja.
"yaudah, tapi jangan macem macem lo" ucap chika memperingati ara
ara mengangguk patuh, dia menjadi sangat gugup sekarang ketika hanya berdua saa dengan chika, jangan tanyakan keadaan jantungnya yang sudah berdebar sejak tadi.
dia takut membuat chika marah lagi, dia takut chika menamparnya lagi, dia takut chika menolaknya dan enggan memberi kesempatan untuknya, dan yang paling dia takutkan adah chika mengkonfirmasi hubungannya dengan sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
V I P
Fanfictionbagaimana jadinya jika sekumpulan anak anak dari keluarga kaya raya melakukan perundungan kepada murid murid penerima beasiswa di sebuah sekolah elite yg terkenal akan kualitas dan kepintaran siswa siswinya. sebuah tragedi memilukan yg selama ini di...