Ara melihat chika tengah dipeluk oleh zoe.
ara terdiam seribu bahasa, dia mematung menatap gadis yang ia sukai tengah berada dipelukan sahabatnya sendiri.
tangannya yang semula terkepal kuat langsung terlepas begitu saja, semua kemarahan yang ada pada dirinya saat itu seolah luruh begitu saja.
hanya sebuah helaan nafas yang terdengar sangat lemah.
hingga sesaat setelahnya ara memilih untuk membalikan badannya dan melangkah ke arah dia datang sebelumnya.baru sekitar tiga langkah ara berjalan, tangannya yang semula sudah lemas itu kembali mengepal kuat, bahkan lebih kuat dari sebelumnya hingga kuku kuku jarinya memucat.
dahinya berkerut dan nafasnya memburu, setelahnya dia langsung membalikan tubuhnya dan berjalan lurus ke arah zoe dan chika.dengan langkah yang penuh amarah ara berjalan mendekati mereka, dilihatnya chika mendorong pelan bahu zoe untuk menyudahi acara pelukan mereka yang penuh haru.
lalu setelah itu keduanya nampak sama sama terkejut kala melihat ara yang kini berada tak jauh dari mereka.
"arav" ucap zoe dan chika bersamaan
namun ara seolah tak memperdulikan keterkejutan mereka, dengan satu langkah terakhir dia mendekat pada zoe dan menatap lekat pada sahabatnya itu.
lalu tanpa mengatakan apapun ara langsung mendorong kasar bahu zoe hingga dia menjauh dari chika.
"rav, gue bisa jelasin" ucap zoe dengan wajah panik
"arav" panggil chika
namun lagi lagi ara tak memperdulikan apa yang mereka berdua katakan, dia seolah tuli saat itu.
Bughh!
satu buah pukulan keras tepat mengenai tulang pipi zoe, karena zoe tak siap menerima pukulan itu dia sampai terpental ke belakang dan punggungnya membentur rak buku yang di susul dengan suara teriakan chika dan juga buku buku yang berjatuhan ke lantai.
"Araaav!" teriak chika menegur ara
ara hanya menatap chika sebentar, sorot matanya sangat jelas berbeda dari yang biasa chika lihat, seolah hanya dengan melihatnya chika bisa tau sebesar apa amarah yang saat ini tengah ara rasakan.
"rav udah" ucap chika berusaha menenangkan ara dengan meraih tangannya
namun ara menepisnya pelan, tak terlalu kasar untuk ukuran seseorang yang tengah diselimuti amarah seperti ara.
ara lalu mengabaikan chika dan menghampiri zoe yang sudah berdiri sembari memegang pipinya yang terasa ngilu.
"rav, gue tau lo marah, lo kecewa sama gue" ucap zoe yang berusaha menjelaskan pada ara
"tapi setidaknya lo harus dengerin gue dulu rav"
arav tersenyum miring seolah meremehkan apa yang zoe ucapkan, lalu wajahnya kembali datar.
suasana saat itu sudah ramai, murid lain menjadikan hal itu sebagai tontonan, tak ada satupun dari mereka yang berani melerai dan memisahkan arav.bisikan bisikan penasaran sudah santer terdengar saat itu, sebelumnya mereka tak pernah melihat arav memukul anak vip lain selama ini, terlebih itu adalah zoe, yang mana dia adalah salah satu sahabat dekatnya sendiri.
murid lain tentu penasaran dan bertanya tanya, apa yang sekiranya tengah terjadi di lingkaran anak anak elit penguasa sekolah itu."lawan gue" ucap ara dengan begitu yakin pada zoe
"gak bisa rav" tolak zoe
"gue gak mau, lo sahabat gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
V I P
Fanfictionbagaimana jadinya jika sekumpulan anak anak dari keluarga kaya raya melakukan perundungan kepada murid murid penerima beasiswa di sebuah sekolah elite yg terkenal akan kualitas dan kepintaran siswa siswinya. sebuah tragedi memilukan yg selama ini di...