Mayang melangkahkan kaki nya dengan cepat ke ruang makan. Ia bisa mendengarkan suara mertuanya yang sepertinya berdebat dengan seseorang. Mayang langsung menghampiri mereka. Menghampiri dua orang yang terlihat berdebat dengan penuh emosi.
Namun ia dibuat tertegun dengan keberadaan suaminya. Ternyata dua orang yang berdebat adalah mamanya dan suaminya. Ternyata laki-laki itu baru datang pagi ini, setelah semalam tanpa kabar meninggalkan nya.
"Mayang, pagi ini kamu mama yang antar, ngga usah ikut sama suami kamu yang modelan kaya dia ini" Ucap mama ketika menyadari keberadaan Mayang. Mama ingin memberikan pelajaran pada anaknya yang membuat mereka kesal sedari tadi malam.
"Nggak bisa gitu dong Ma, aku ke sini mau jemput Mayang. Aku yang akan mengantar Mayang juga ke kantornya" Ucap Bima protes pada ibunya. Ia benar-benar sebenarnya tak ingin berdebat dengan mamanya.
"Kamu tuh ya, mama kesal banget sama kamu. Baru datang sekarang. Kamu tega membiarkan istrimu datang ke rumah mama sendirian ya"
"Mama ngga izinkan kamu bawa putri mama. Sana kamu sama kerjaan kamu aja. Istri kamu biar mama aja yang jaga" Ucap Mama memandang putranya tajam.
Bima yang mendengarkan perkataan mamanya cukup tertegun. Berarti mereka tidak tahu alasan kepergiannya tadi malam. Bima cukup lega mengetahui hal itu. Jangan sampai mamanya tahu dengan keberadaan Anggi lagi. Ia tak ingin wanita itu tersakiti. Dia sangat tahu setidaksuka apa Mamanya pada kekasihnya itu. Hingga menghadirkan Mayang untuk memisahkan mereka.
"Pokok nya aku mau bawa Mayang Ma"
"May sekarang kamu ambil barang-barang kamu. Saya tunggu di depan" Ucap Bima menyalami tangan ibunya. Selanjutnya ia langsung pergi ke dapan. Ia tak ingin melanjutkan perdebatannya lagi bersama ibunya. Apalagi keadaan nya masih pagi. Ia tak ingin sepanjang hari moodnya memburuk.
****
Mayang bisa mendengar ponsel suaminya yang terus berdering. Ia sebenarnya bisa menebak, siapa yang menghubungi suaminya. Siapalagi jika bukan wanita yang dicintai itu. Namun entah apa alasan Suaminya itu tak menerima panggilan ponsel tersebut.
"Sudah sampai" Ucap Bima menghentikan kendaraannya di depan kantor Mayang. Ia bisa melihat dan menyadari, Mayang hanya melamun sepanjang perjalanan mereka.
"Aku masuk dulu mas, Makasih" Ucap Mayan menyalami tangan Bima. Saat ini ia hanya ingin menjauh dari laki-laki ini. Ia belum tahu apa yang akan dikatakan. Apalagi suaminya itu terlihat hanya terdiam tanpa mengatakan apappun padanya.
Bima yang Melihat Mayang hanya terdiam tanpa bertanya hanya bisa menghela nafas. Ia merasa Mayang mendiamkannya. Namun Bima akan membiarkan saja, karena kepalanya sudah dipusingkan dengan banyak masalah. Ia yakin nantinya pun Mayang akan kembali seperti semula.
Suara ponsel menghentikan Bima dari fikiran akan Mayang. Ia bisa melihat nama Anggi yang menghubunginya. Karena tak ingin Anggi kesal, akhirnya Bima memutuskan untuk menerima panggilan ponselnya.
"Mas, kamu hari ini datang lagi kan" Ucap Anggi dengan surar penuh harap.
Bima yang mendengar pertanyaan Anggi hanya bisa menghela nafas. Apalagi hari ini ia tahu ia memiliki begitu banyak pekerjaan. Namun ia tak akan bisa menolak permintaan Anggi.
"Iyaa Nggi. Setelah dari perusahaan. Nanti aku ke sana ya. Kamu jangan banyak fikiran dulu. Istrihata lah yang cukup" Ucap Bima dengan penuh perhatian. Karena ia tahu saat ini Anggi benar-benar sangat butuh perhatiannya.
****
Mayang memasuki rumahnya dengan muka lelahnya. Hari ini entah mengapa tak ada pekerjaan nya yang benar. Ia benar-benar merasa badannya sudah terasa lemas.
Mayang mendudukkan dirinya di ranjangnya. Ia sudah menduga suaminya pasti belum pulang, atau nantinya laki-laki itu tidak akan pulang seperti hari-hari sebelumnya. Mayang hanya bisa menghela nafas. Ia sungguh sudah lelah berharap. Apalagi, saat ini kondisi tubuhnya terasa tidak enak. Ia benar-benar tak bisa seperti ini. Akhirnya ia memutuskan untuk memeriksakan diri saja. Mau tak mau, Mayang akhirnya menghubungi Rika. Hanya temannya itu yang terfikirkan di dalam kepalanya.
"Rika, tolong temani aku ke klinik. Rasa nya badanku benar-benar terasa lemas"
Setelah menghubungi Rika, Mayang akhirnya memtuskan untuk merebahkan dirinya saja sebelum kedatangan Rika. Mayang merasa badannya benar-benar terasa lemas, sama sekali tak memiliki tenaga lagi. Untuk beranjakpun rasanya sangat berat.
****
Setelah menemani Anggi sampai tertidur. Bima akhirnya memutuskan untuk keluar. Sepertinya ia harus mencari makanan. Semenjak siang tadi, belum ada makanan yanb masuk ke dalam tubuhnya. Bima merasa benar-benar lapar.
Namun ketika ia baru keluar dari ruangan Anggi. Ia menghentikan langkahnya mendengarkan suara panggilan dari wanita yang merasa tak dikenalnya.
"Kamu suaminya Mayang kan?" Ucap Rika kepada Bima.
Bima yang mendengar wanita di depannya menyebutkan nama istrinya langsung menganggukkan kepalanya.
"Kamu kenal dengan Mayang?" Tanya Bima bingung melihat ekpresi wajah wanita di hadapannya terlihat merah padam. Wanita di depannya ini terlihat begitu marah padanya.
Namun bukan Jawaban yang Bima dapatkan dari wanita ini. Terlihat wanita ini langsung mencoba masuk ke dalam ruangan Anggi, tanpa menjawab pertanyaannya.
Dan selanjutnya Bima begitu Kaget melihat apa yang dilakukan oleh Wanita itu selanjutnya. Terlihat wanita itu merengsek ke tepi ranjang. Apalagi Bima benar-benar terkejut melihat apa yang di lakukan perempuan itu pada Anggi.
Plakkk
"Bangun kamu, Anggi" Ucap Rika benar-benar dengan emosi yang besar.
Rika sudah lelah menahan semuanya, Apalagi emosinya sudah tidak bisa tertahankan lagi. Setelah melihat tampang dua peselingkuh di hadapannya ini. Dia benar-benar kasihan dengan temannya Mayang.
Bisa-bisa nya seorang suami memilih menemani wanita lain, sedangkan istrinya di luar sana pun sedang kesakitan.
.
Jangan Lupa Like dan Comment ya. Thanksss
YOU ARE READING
Belahan Jiwa
RomanceMenjadi istri yang tak diinginkan memang tak pernah mudah. Entah apa lagi yang harus ku lakukan. Suamiku yang ku cintai tak pernah bisa melupakan wanita yang dia cintai. Apalagi ku tahu mereka tetap menjalin hubungan, rasanya sungguh menyakitkan.