Bagian 5

153 4 0
                                    

Bima benar-benar masih terpaku melihat apa yang terjadi di depannya. Ia kebingungan mencerna apa yang terjadi, sebenarnya apa maksud semua ini. Mengapa wanita itu tiba-tiba menampar Anggi.

"Kak, Bagaimana bisa kakak menampar aku" Ucap Anggi meraba wajah yang ditampar. Ia tak menduga akan kedatangan Rika ke rumah sakit ini, apalagi ke ruangannya.

Anggi begitu kaget dengan apa yang dilakukan oleh Rika. Apalagi melihat wajah Rika yang terlihat merah padam menatapnya penuh amarah.

"Anda jangan kasar ya. Siapa sebenar nya kamu ini. Tiba-tiba masuk dan memukul orang lain" Ucap Bima ikut merangsek masuk ketika melihat Anggi yang terlihat begitu ketakutan.

Ia mencekal lengan Wanita yang masih terlihat murka itu.

"Kamu mau tahu siapa saya, baik akan saya jelaskan kepada anda bapak Bima"

"Saya adalah teman istri kamu. Dan saya juga adalah kakak sepupu dari wanita selingkuhan kamu ini" Ucap Rika menunjuk Anggi dengan penuh amarah. Ia benar-benar tak bisa mengendalikan amarah nya setelah apa yang telah terjadi pada temannya. Ia benar-benar muak melihat dua orang berselingkuh di depannya yang tak tahu malu ini.

Bima yang mendengar perkataan wanita ini hanya bisa tertegun. Ia tak menyangka wanita di depannya ini adalah teman serta keluarga dari Anggi. Bagaimana bisa dunia sesempit ini, mempertemukan nya dengan teman dari istrinya, apalagi dia adalah saudara dari Anggi.

"Apa wanita di depan ini berarti mengetahui semuanya" Batin Bima bertanya. Ia benar-benar tak tahu harus bereaksi apapun. Ia bisa melihat Anggi tampak pucat mendengarkan perkataan kakaknya.

"Kalian disini bermain gila, sedangkan disana ada istri yang hampir mati karena kehilangan anaknya" Ucap Rika memandang tajam dua orang di hadapannya ini. Rasanya benar-benar muak melihat Suami temannya terlihat terdiam mendengarkan perkataannya.

Bima tertegun yang mendengarkan perkataan teman istrinya ini. Apa maksudnya mengatakan semua itu.

"Maksudnya apa, jelaskan sekarang, jangan membuat kami bingung dan membuat keributan di ruangan orang" Ucap Bima yang merasakan firasat buruk. Ia benar-benar tak berani membayangkan apa yang terpikirkan di dalam kepalanya sekarang.

Rika yang sudah terlanjur kesal dengan dua manusia di depannya akhirnya memutuskan untuk mengatakan semua nya saja. Apalagi melihat wajah Anggi yang terihat seakan-akan tersakiti, padahal disini mereka lah penjahatnya.

"Mayang sekarang ada di ruang perawatan. Saya menemukannya pingsan di rumah anda. Apalagi istri anda dalam keadaan terbaring sendirian di ranjang kalian dengan kondisi pendarahan. Dan anda disini dengan tega memilih menemani selingkuhan anda , Kalian benar-benar pasangan gila" Ucap Rika menggebu-gebu. Rasa marahnya ini benar-benar karena begitu kasihan dengan Mayang. Memiliki suami yangs sangat tak tahu diri. Apalagi setelah Rika tahu siapa selingkuhan laki-laki ini. Rika benar-benar emosi. Apalagi jika mengingat semua kebaikan Mayang, yang selalu menutupi semua keburukan suaminya.

****

Mayang memandang dinding di depannya. Ia benar-benar masih belum bisa mencerna apa yang di katakan dokter. Bagaimana bisa selama ini ia tak menyadari kehadiran dia di dalam dirinya, apalagi mendengar keterangan dokter bahwa ia mengalami keguguran. Mayang benar-benar merasa kan perasaan bersalah. Ia telah gagal menjaga dia yang selama ini selalu ia inginkan kehadirannya.

"Maafkan aku, tidak bisa menjagamu dengan baik" Ucap Mayang mengelus perutnya. Ia masih bisa merasakan keadaan tak nyaman dari tubuhnya setelah dia dikeluarkan.

"Maaf aku benar-benar tidak menyadari kehadiranmu, apakah kamu membenciku?" Ucap Mayang. Ia bisa merasakan wajahnya telah di penuhi oleh air mata. Akhirnya ia bisa merasakan perasaan menyakitkan itu. Mengapa ia yang mengalami ini.

"Seharusnya kamu jangan pergi. Aku sangat menginginkanmu" Ucap Mayang menundukkan wajahnya. Ia pun menangis terisak-isak, mengetahui bahwa anaknya tak bertahan. Rasanya benar-benar sangat menyakitkan.

"Sekarang aku harus bagaimana setelah kamu pergi. Apakah kamu tak ingin bersamaku" Ucap mayang terisak-isak. Mayang merasa sangat bersalah. Seharusnya ia menyadari dengan perubahan tubuhnya. Jika ia tak abai, pasti saat ini anaknya masih bersama dengannya.

"May.."

Suara dari arah pintu membuat mayang mengangkat pandangannya. Ia bisa melihat seseorang itu berdiri di sana, ia bisa menyaksikan kesedihan dari tatapannya.

***

Bima merasa ia tak salah dengarkan. Bagaimana hal itu bisa terjadi kepada Mayang.

"Jadi istrinya itu kemarin sedang mengandung. Dan ia sama sekali tidak tahu" Batin Bima bingung. Ia benar benar sangat terkejut mendengar perkataan wanita ini, yang sesaat ia ketahui bernama Rika.

Bima langsung keluar meninggalkan ruangan Anggi. Ia harus segera menemui Mayang.

"Bagaiman bisa semua ini terjadi" Batin Bima nelangsa.

Sesaat akhirnya Bima tiba di depan ruang perawatan Istrinya itu. Namun dia merasa ragu untuk masuk ke dalam. Ia tak bisa membayangkan bagaimana keadaan Mayang sekarang.

Tetapi rasa menyakitkan ini membuat ia memberanikan diri untuk membuka pintu itu. Dari arahnya berdiri. Ia bisa melihat seorang wanita yang duduk di atas ranjang dengan kepala tertunduk dan menangis terisak-isak. Sungguh Bima yang mendengar suara tangisan itu merasakan hatinya kembali tersayat. Ia bisa melihat betapa rapuhnya Mayang saat ini.

"May..." Ucapnya memanggil Mayang.

Wanita itu terlihat mengalihkan pandangan ke arahnya.

Bima begitu terkejut melihat wajah Mayang yang begitu terlihat menderita. Istrinya itu begitu terlihat terpukul dengan apa yang telah terjadi. Dan ia menyadari, bahwa ternyata Mayang tak memilihnya untuk menemaninya melewati semua derita ini.

"Bagaimana bisa mayang menghubungimu. Sedangkan kamu pun tak pernah pulang berhari-hari" Batin Bima mencemooh dirinya. Ia benar-benar terlalu sibuk memikirkan kondisi Anggi sehingga sengaja Abai dengan semua yang terjadi pada Mayang.

"Mas Dia sudah pergi" Ucap Mayang memandang Laki-laki yang terlihat berjalan menghampirinya.

Mendengar perkataan mayang yang terdengar sangat lirih membuat Bima langsung membawa tubuh itu ke dalam pelukannya. Dia bisa mendengar kembali isakan menyakitkan itu.

"Mas Dia sekarang sudah pergi, padahal aku tak pernah tahu keberadaanya. Aku benar-benar menginginkannya Mas. Bagaimana dia bisa pergi begitu saja" Ucap Mayang meracau. Rasanya benar-benar menyakitkan.

Bima yang mendengar racauan Mayang ikut merasakan kesakitan itu. Bagaimana pun dia adalah ayah dari janin yang telah pergi. Bima memeluk Mayang lebih erat lagi.

.

Jangan Lupa Like dan Comment ya. Thanksss

Belahan JiwaWhere stories live. Discover now