Bagian 10

111 1 0
                                    

"Tolong katakan sesuatu padaku" Ucap Bima menatap lembut istrinya. Ia bisa merasakan tatapan menusuk yang diberikan Mayang untuknya. Entah mengapa hati nya merasa begitu takut

"Benar Mas. Setelah ini kita akan bercerai. Aku akan melepaskan kamul" Ucap Mayang yakin pada laki-laki yang terlihat terdiam menatapnya.

Mayang bisa melihat tatapan terkejut dari Bima. Laki-laki itu terlihat mundur dan menggelengkan kepalanya kuat.

"Aku ngga mau bercerai May" Ucap Bima menatap Mayang terluka. Sungguh meski ia pernah menginginkan perpisahan, namun semuanya telah berubah. Semenjak Mayang mengalami keguguran dan mereka kehilangan anaknya, Bima sudah mulai untuk menerima pernikahannya. Ia tak ingin kelalaian menjaga istrinya terulang kembali. Tapi sekarang mengapa Mayang yang ingin berpisah darinya.

"Bagaimana bisa kamu mengatakan perpisahan May. Aku ngga akan melepaskan kamu. Jika kamu ingin aku meninggalkan Anggi, maka akan aku lakukan" Ucap Bika kembali menggenggam dan menatap Mayang tepat di matanya.

Namun Mayang yang sudah tak ingin lagi bertahan melepaskan genggaman Tangan mereka. Ia merasa sudah tang ingin terpilih lagi.

"Maaf Mas. Aku sudah tak bisa bertahan bersama kamu lagi. Rasanya perasaanku tak sekuat itu lagi untuk terus berada di samping kamu dengan semua bayangan masa lalu" Ucap Mayang, wanita itu langsung pergi dan masuk ke kamarnya. Ia mengunci pintu dan tak ingin Bima masuk ke dalamnya.

Sedangkan di ruang tamu, Bima tertegun dengan kepergian Mayang. Bima langsung menuju mamanya yang menatapnya sangat datar.

"Ma, tolong katakan pada Mayang bahwa aku tak ingin berpisah" Ucap Bima memohon pada mamanya. Ia yakin jika mamanya yang meminta, mungkin istrinya itu akan mengabulkannya.

"Bima. Bagaimana mama bisa meminta itu pada Mayang. Setelah mama tahu, ia mengalami hal yang begitu menyakitkan. Mama sudah tahu May pernah keguguran, dan mama tak menyangka kamu masih bersama dengan Wanita tak tahu diri itu meski telah melihat istrimu kehilangan anak kalian. Bagaimana bisa kamu masih bisa meminta untuk Mayang bertahan di pernikahan yang menyakitkan ini Bima" Ucap Mamanya menatap Tajam kembali anaknya. Ia merasa begitu emosi setiap mengingat dan mengetahui apa yang telah di lalui oleh menantunya Mayang. Dan ia tak menduga anaknya Masih bisa berselingkuh ketika melihat istrinya sendiri kehilangan anak mereka.

Bima yang mendengar perkataan mamanya hanya bisa terdiam. Sekarang ia tahu mengapa mamanya melakukan semua ini, mamanya telah mengetahui tentang semuanya, dan Bima merasa jalannya setelah ini akan terasa berat. Ia benar-benar tak ingin kehilangan Mayang. Entah mengapa hatinya berdenyut menyakitakan ketika Mayang menginginkan perpisahan.

****

Anggi menatap Bima dengan pandangan tak percaya. Bagaimana bisa laki-laki itu mengatakan semua itu padanya.

"Maaf kan aku Anggi. Setelah ini tolong jangan temui aku kembali. aku tak mau kehilangan Mayang. Maaf sudah menyakiti kamu selama ini" Ucap Bima menatap sedih pada Anggi. Ia sudah memikirkan semuanya. Jika masih bersama Anggi, mayang pasti akan meninggalkannya.

"Mas Kamu tidak bisa seperti ini. Aku sangat mencintai kamu. Bagaimana bisa kamu meninggalkan aku untuk kedua kalinya" Ucap Anggi menatap sendu Bima. Ia merasa begitu tersakiti mendengar semua yang di katakan Bima. Bagaimana bisa segampang itu laki-laki ini mencampakkan nya kembali. Anggi benar-benar tak bisa menerima semuanya.

"Aku minta maaf Nggi. Aku tidak ingin pernikahan kami berakhir" Ucap Bima memandang Anggi sendu. Ia pun sangat merasa bersalah pada Anggi. Tapi mau bagaimana lagi. Ia harus segera memilih dan Ia merasa begitu sakit membayangkan kehilangan Mayang. Entah sejak kapan perasaan ini muncul. Nanmun Bima merasa ia sudah mencintai istrinya itu.


***

Mayang menatap Bima yang menerobos masuk ke dalam ruangannya. Ia begitu terkejut Bima telah duduk di ranjang kamarnya ketika ia baru pulang bekerja. Mayang hanya bisa menghela nafas dan kembali melangkah Masuk.

"Ada yang ingin Mas sampaikan" Ucap Mayang sambil meletakkan tas yang ia bawa. Ia mendudukkan diri di kursi meja riasnya dan duduk menghadap Bima. Ia bisa melihat bisa hanya terdiam dan terus menatapnya.

"Jika Tak ada yang Mau mas sampaikan. Mas bisa keluar" Ucap Mayang menghela nafas setelah sekian waktu menunggu apa yang akan dikatakann Bima. Namun laki-laki itu hanya terdiam dan terus menatap dirinya dalam.

"Mayang" Ucap Bima Akhirnya. Ia menatap istrinya yang terlihat pucat dan sangat letih. Sungguh Bima ingin sekali dapat memeluk Mayang seperti dulunya lagi, padahal dulu ia tak pernah merasakan ingin memeluk perempuan ini sebegini besarnya. Ia hanya memeluk Mayang ketika ia ingin meminta haknya pada istrinya. Bima merasa begitu bersalah.

Ia melangkah menuju ke Mayang dan mendudukkan diri di depan Mayang kemudian menggenggam tangannya. Ia bisa melihat Mayang terlihat bingung dengan apa yang dilakuakannya dan mencoba melepaskan tangan mereka. Namun Bima tetap menggenggam tangan Mayang Erat.

"May. Maafkan semua kesalahanku selama ini. Aku sudah memutuskan hubungan ku dengan Anggi. Aku mohon jangan mengakhiri pernikahan kita" Ucap Bima menatap memohon pada Mayang. Ia benar-benar baru menyadari betapa Mayang begitu berarti untuknya. Bima begitu menyesali dirinya yang baru menyadari bagaimana perasaannya. Selama ini ia disibukkan dengan menyangkal seluruh perasaannya dan rasa kasihan yang begitu besar pada Anggi.

"Mas aku meminta cerai bukan karena Aku ingin kamu melakukan ini semua. Aku meminta kita berpisah untuk membiarkan kamu bahagia dan aku akan mencari kebahagiaan ku sendiri. Aku terlalu takut berharap kepada kamu lagi. Jadi tolong Mas tidak perlu berubah seperti ini" Ucap Mayang mencoba memberikan pengertian pada Bima.

Namun Bima yang mendengarkan perkataan Mayang langsung menggelengkan kepalanya. Istrinya salah menilai semuanya.

"Mayang, mungkin kamu akan sulit percaya setelah apa yang ku lakuakan pada kamu. Tapi sungguh aku tak ingin kehilangan kamu May, selama ini aku menyangkal semua perasaanku ke kamu karena aku merasa mama terlalu mengatur semua hidupku. Namun aku menyadari aku begitu mengingnnkanmu. Aku mencintai kamu May" Ucap Bima menatap tepat di keduan Mata Istrinya. Ia sangat berharap Mayang mempercayai semua kejujurannya ini. Bima benar-benar telah jatuh dalam pesona Mayang yang telah menemaninya menjalani pernikahan setahun ini. Ia tak bisa membohongi lagi tentanv semua perasaan yang ia rasakan.

Mayang yang mendengar perkataan Bima cukup terkejut. Ia tak menduga akan tiba waktunya Bima mengatakan bahwa laki-laki itu mencontainya. Kata-kata itulah yang ia tunggu selama ini.

Namun sekarang saaat keadaan sudah seperti ini, ia merasa sangat ragu dengan semuanya. Mereka sudah terlalu dalam menyakiti dan Mayang tak tahu harus bagaimana lagi menyembuhkan luka hatinya ini.

"Maaf Mas Bima. Aku tidak bisa" Ucap Mayang. Ia masih mengingat rasa sakit dan luka yang selama ini membelenggunya

.

Jangan Lupa Like dan Comment ya. Thanksss

Belahan JiwaWhere stories live. Discover now