Bagian 14

111 1 0
                                    

"Ingat aku tidak akan menyerah. Mas Bima sedari awal adalah milikku. Aku tak pernah merebutnya dari siapapun. Aku akan mecoba meraihnya lagi. Apalagi kakak tidak tahu kan sejauh apa hubungan kami"

*

Bima buru-buru berlari masuk ke dalam rumahnya. Pesan dari mayang membuat dirinya dilandan Rasa penyesalan yang begitu besar. Andai ia tak melakukan kesalahan itu, Mayang tak akan melakukan semua ini. Apalagi melihat wajah sedih mamanya yang akhir-akhir ini melihat proses perceraian mereka, membuat ia sebagai anak merasa telah gagal menjalankan amanah mamanya untuk selalu menjaga Mayang. Bima benar-benar ingin sekali mengulang waktu, namun semua hanyalah hal yang mustahil, karena kenyataan yang terjadi saat ini, ia benar-benar telah berpisah dengan Mayang. Wanita yang akhir-akhir ini selalu di fikirannya dan wanita yang ternyata baru ia sadari begitu ia cintai. penyesalan yang ia rasakan menghantam dirinya membuat hatinya pun begitu kesakitan.

Setelah sampai di depan sebuah kamar yang mereka tempati, Bima menatap Mayang yang memasukkan seluruh pakaian dirinya ke dalam beberapa koper. Ia sudah menawarkan pada Muyang untuk tetap tinggal di rumah mamanya. Ia yang seharusnya pergi dari rumah ini. Apalagi mengingat mamanya yang terlihat begitu sedih setelah mayang memutuskan untuk berpindah setelah pengadilan akhirnya memutuskan mereka berpisah.

"Kamu tidak perlu pindah May. Aku yang akan pergi. Kamu bisa tinggal bersama mama disini" Ucap Bima menatap Mayang yang terlihat terdiam mendengar semua perkataannya. Mungkin wanita itu memikirkan apa yang akan ia jawab agar tidak menyinggung perasaan kami.

"Tidak apa Mas. Mayang yang harus pindah dan Mayang kan akan pindah ke rumah sebelumnya. Jadi Mas Bima tidak perlu khawatir" Ucap Mayang mencoba memberi pengertian pada Bima.

Mayang sebenarnya sangat berat untuk meninggalkan rumah ini. Ia masih ingin selalu tinggal bersama Mamanya Bima yang sudah ia anggap sebagai ibu sendiri. Namun ia tak bisa melakukan itu. Mayang tak ingin nantinya mereka hidup dengan canggung.

"Aku tidak Ingin nanti jika kamu ingin membawa pasangan baru kamu. Kita menjadi canggung Mas" Ucap Mayang menatap Bima ceria. Ia merasa yang dikatakan nya adalah kebenaran. Namun Mayang bisa melihat tatapan Bima menajam menatap dirinya.

"Aku sudah mengatakan semuanya May. Meski kita berpisah, aku akan memulai mencoba mendekati kamu dengan cara yang baik. Kamu sekarang hanya perlu menerima dan semua melihat usahaku untuk mengembalikan kamu menjadi istriku lagi. Jadi ingat ini, aku tidak akan mencari wanita lain." Ucap Bima menatap Mayang Dalam. Ia cukup marah mendengar semua perkataan Mayang. Namun Bima sadar, Mayang sebenarnya belum sepenuhnya percaya dengan semua yang ia katakan pada peremupan itu. Inilah konsekuensi yang harus ia terima setelah semua pengkhianatan yang di lakukannya. Bima harus lebih berusaha lagi untuk menyakinkan Mayang yang sekarang pastinya tidak akan mudah.

****

Bima menatap Tajam Anggi yang terlihat tak terpengaruh dengan Tatapannya. Wanita itu terlihat nyaman duduk disofa tepat di dalam ruang kerjanya. Ia tak menduga wanita ini masih saja melakukan semua ini. Bima merasa Anggi sudah keterlaluan melanggar semua larangan darinya.

"Nggi, Aku sudah bilang, tolong jangan sseperti ini lagi. Kita sudah tidak bisa kembali seperti dulu lagi. Jadi kamu jangan susah-susah mendatangiku seperti ini. Karena kamu tidak akan mendapatkan apa yang kamu inginkan dari aku" Ucap Bima mencoba memberi peringatan untuk kesekian kalinya kepada wanita ini. Anggi ternyata benar-benar sangatlah keras kepala.

"Aku dengar kamu sudah berpisah dengan Mayang Mas. Jadi sekarang sudah tidak ada yang menjadi halangan bagi hubungan kita. Kita bisa kembali seperti dulu lagi Mas" Ucap Anggi menatap Bima. Ia seolah tak mendengarkan apa yang dikatakan Bima padanya. Sudah ia katakan, ia akan terus mencoba mendapatkan laki-laki ini. Anggi tak akan semudah itu menyerah setelah semua yang ia lakukan untuk laki-laki di depannya ini.

"Apa maksud kamu Nggi" Ucap Bima mendatap tajam kembali wanita di depannya. Ia benar-benar sudah tak bisa lagi menahan kemarahannya pada wanita itu. Apalagi setiap orang yang membalas tetang perceraian nya. Bima akan langsung tersulut Emosi.

"Kamu tidak tahu apapun. Jangann pernah mengatakan itu lagi. Jangan pernah ikut campur dengan pernikahan ku" Ucap Bima memberi peringatan kepada Bima. Ia menatap lebih tajam lagi wanita di depannya itu.

Namun bukan malah takut dengan kemarahannya. Anggi malah tersenyum mengejek menatap Bima yang wajahnya terlihat sudah memerah.

"Aku akan tetap melakukan ini Mas. Hingga kamu mau kembali padaku. Kamu tidak lupa kan sudah kita sudah sering tidur bersamaa . kamu tidak bisa memutukanku bergitu saja dan meninggalkanku, Kamu harus bertanggung jawab. Aku akan terus menemui kamu dan mendekatimu, sekarang ku anggap tak ada lagi yang menghalangi hubungan dan cinta kit " Ucap Anggi menatap Bima dengan penuh senyum kemenangan melihat laki-laki itu terdiam, Bima tak bisa mengatakann apapun lagi untuk membantahnya.

****

Mayang memandang halaman kantornya. Tidak biasanya Mas Bima tidak menjemputnya setelah sekian lama memberikan perhatian itu padanya. Sebenarnya Mayang tidak pernah terlalu berharap untuk diberikan perhatin oleh Mantan suaminya itu. Namun mungkin karena ia terlalu biasa menemukan laki-laki itu sudah di depan halaman kantornya setiap kali ia selesai bekerja, mayang merasa cukup janggal dengan ketidakhadiran laki-laki itu. Mayang akhirnya memutuskan untuk pulang sendiri saja. Mungkin Bima sudah terlalu bosan untuk mengejarnya dan Mayang tidak terlalu keberatan dengan itu. Ia merasa selalu tidak enak setiap kali Bima memperlakukannya begitu manis, karena itu merupakan suatu hal yang aneh dari Bima semenjak mereka memutuskan akhirnya berpisah.

Ketika akan melangkahkan kakinya keluar dari gedung perusahaan. Mayang dikagetkan dengan sebuah mobil yang tidak ia kenali berhenti tepat di didepannya. Namun ketika ia melihat jendela mobil itu terbuka, Mayang bisa melihat siapa yang menjadi pemilik mobil tersebut. Mayang menngernyitkan dahinya melihat seseorang yang tak ia duga melihat ke arahnya dan menatapnya dengan lembut.

"Mari saya antar Mayang" Ucap Laki-laki yang ada di dalam mobil tersebut. Mayang bisa melihat laki-laki itu tersenyum cerah padanya. Mayang benar-benar begitu terkejut dan tak pernah terfikirkan laki-laki ini akan melakukan hal ini padanya. Apalagi Mayang sangat sungkan ketika melihat wajah itu. Tidak biasanya laki-laki itu tersenyum cerah seperti itu. Mayang sangat tahu bagaimana seseorang Pak Aris itu menjadi atasan yang dingin terhadap mereka selama ini.

"Ayo Mayang, Cepat Masuk" Ucap Pak Aris membuyarkan lamunan Mayang. Mayang benar-benar masih kaget dengan apa yang terjadi di depannya. Mayang tidak menduga Pak Aris akan tiba-tiba menawarkan tumpangan kepadanya.

Mayang yang sudah sadar akhirnya masuk ke dalam mobil. Meski ia masih bertanya-tanya dan begitu bingung dengan semuanya. Ini atasanannya yang begitu dingin menawarkan tumpangan yang tak pernah Mayang bayangkan selama ini

Mayang tak melihat senyum laki-laki di sampingnya yang cukup puas melihat Mayang yang mau masuk ke dalam mobilnya. Laki-laki itu merasa sudah seharusnya ia memulai semuanya. Ia memutuskan sedikit demi sedikit akan mendekati Mayang yang sebenarnya selama ini membuatnya tertarik. Apalagi sekarang ia sudah tahu segalanya tentang Perempuan di sampingnya ini.

***

Jangan Lupa Like dan Comment ya. Thanksss

Belahan JiwaWhere stories live. Discover now