"Maaf in aku May, kamu benar-benar harus tahu kelakuan suamimu" Ucap Rika yang melihat mayang hanya bisa tertegun melihat foto yang ada di ponselnya. Ia benar-benar merasa tak enak dan iba pada rekan yang telah ia anggap sahabat ini.
Mayang menatap Rika dengan pandangan biasa setelah melihat apa yang ada di dalam ponsel temannya itu, ia memberikan posel Rika setelah ia bisa mengendalikan perasaannya. Ia mencoba sebisa mungkin memberikan senyum ceria pada Rika. Agar teman di hadapannya tak curiga dengan keadaan hatinya. Padahal saat ini hatinya terasa begitu sakit untuk ke sekian kali oleh orang yang sama."Itu teman kantor nya Suamiku Rika. Aku pun mengenalnya. Kami pernah bertemu dan dikenalkan. Mereka ke hotel hanya membahas masalah pekerjaan" Ucap Mayang mencoba menjelaskan kepada Rika yang terlihat mengernyitkan dahinya. Rika masih terlihat memproses apa yang di katakan teman di depannya.
"Tapi May, aku benar-benar melihat Mas Bima terlihat begitu mesra dengan...."
"Sudah Rika, mas Bima itu sudah memberitahu diriku ketika dia ke hotel itu. Dia pun menjelaskan siapa saja yang bersamanya disana. Mas Bima di sana tidak hanya bersama wanita itu, ada temannya yang lainnya bersama nya di sana" Ucap Mayang menghentikan perkataan Rika. Ia tahu Rika masih terlihat ragu dengan penjelasannya. Namun ia tak ingin memperpanjang semua keingintahuan Rika. Ia tak ingin Rika ikut memikirkan semua permasalahannya. Apalagi ia benar-benar kaget dengan apa yang di lihat Rika.
"Makasih ya Rika. Kamu sudah sangat perhatian padaku. Tapi semua baik-baik aja Kok, kamu jangan khawatir ya" Ucap Mayang menarik tangan Rika. Ia mencoba meyakin kan Rika tuk tak terlalu curiga dengan Mas Bima. Rasanya ia belum bisa menceritakan semua permasalahan rumah tangganya. Biarkan dirinya saja yang tahu bagaimana perlakuan Mas Bima terhadap dirinya.
***
Mayang mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu. Rasanya ia begitu leleh dengan pekerjaan hari ini, akhir bulan ini ia benar-benar disibukkan dengan menyusun laporan perusahaan benar-benar menguras semua tenaganya. Ia sekarang merasa hanya butuh membersihkan diri dan langsung merebahkan tubuhnya di ranjang nya yang nyaman. Namun ia teringat tak akan bisa melakukan semua itu. Ia harus segera membersihkan dirinya dan menyiapkan makan malam untuk mereka.
"Malam ini mama mengudang kita makan di rumah mama, jam 7 kita berangkat May, kamu cepat sana membersihkan diri"
Suara Mas Bima yang berjalan menghampirinya ke ruang tamu membuat Mayang membuka matanya yang terpejam. Ia menatap suaminya yang terlihat baru selesai membersihkan diri.
Mayang tertegun melihat suaminya yang terlihat begitu tampan, meski suaminya hanya memakai pakaian rumahan, namun suaminya itu terlihat jauh lebih tampan dengan rambut yang terlihat masih acak-acakan. Mayang benar-benar terpesona dengan penampilan suaminya ini. Laki-laki ini benar-benar begitu gagah dan tampan meski dalam keadaan apapun.
"May, kamu malah melamun. Cepat sana bersihkan dirimu, setelah itu kita berangkat ke rumah mama"
Mayang terdasadar dari keterpakuannya dari ketampanan suaminya merasakan suara suaminya yang terasa sangat dekat. Mayang tak sadar suaminya sudah duduk di sampingnya dan sudah memeluk tubuhnya yang membeku. Apalagi ia bisa merasakan hembusan nafas suaminya yang begitu dekat dengan telinganya. Mayang merasakan suaminya mulai menciumi bagian samping kepalanya. Mayang mengetahui ini tak bisa dibiarkan, atau mereka akan telat datang ke rumah mama. Mayang benar-benar tak ingin itu terjadi.
"Sepertinya sekarang aku harus ke kamar mandi. Rasanya badanku lengket semua" Ucap Mayang mencoba melepaskan dirinya dari dalam penguasaan Bima. Mayang benar-benar tak boleh larut dalam rasa yang begitu ingin terus bersama. Ia harus bisa mengendalikan dirinya.
"Ya, seperti nya kamu harus membersihkan dirimu, aku bisa merasakan aroma kecut" Ucap Bima yang terlihat menatap Mayang dengan usil. Terlihat suaminya itu menggoda dirinya dengan menaikkan sebelah alisnya.
Mayang yang melihat itu hanya bisa menghentakkan kakinya. Bisa-bisa nya suami nya itu mengatakan itu setelah mencoba mengajak dan merayunya untuk mereka bercinta kembali di ruang tamu. Bukan kah jika memang ia berbau sekecut itu, Suaminya itu tak akan mau mendekatinya apalagi begitu menempel seperti tadi pada tubuhnya. Mayang benar-benar kesal dengan keusilan Mas Bima padanya.
Mayang langsung membalikkan badan dan masuk ke dalam kamar mandi. Meski ia cukup kesal dengan suaminya, ia masih bersyukur mas Bima terlihat tak pernah menolaknya secara terang-tersngan. Setidaknya Mayang bsia merasakah menjadi istri yang seutuhnya. Meski hati suaminya entah di mana.
****
Mayang merias wajah nya di depan cermin. Ia bisa melihat dirinya yang wajahn terlihat lebih segar dari tadi ketika ia belum mendandani wajahnya. Setelah merasa semuanya sudah sesuai, Mayang mengambil tas yang telah ia siapkan akan ia gunakan. Mas Bima sudah menunggunya di luar atau mungkin di ruang tamu.
Mayang keluar dari kamarnya dan mencari di mana keberadaan Mas Bima. Namun ia tak menemukan dimanapun keberadaan suaminya itu. Ia bingung dan akhirnya ia memutuskan untuk melihat ke depan. Dan ternyata benar, mobil suaminya sudah tak ada di halaman rumah mereka.
"Masa sih Mas Bima meninggalkanku" Batin Mayang ragu. Tidak mungkin kan suaminya itu meninggalkannya dan mendahuluinya pergi ke rumah mama.
Akhirnya mayang yang bingung memutuskan untuk menghubungi Mas Bima. Namun ketika ia akan mencari kontak suaminya, Mayang tertegun dengan pesan yang masuk ke dalam ponselnya. Rasanya begitu menyakitkan ketika membaca pesan yang masuk ke dalam ponselnya.
"Bagaimana bisa mereka begitu tega melakukan ini semua pada mereka" Batin Mayang membaca pesan dari Mas Bima dan pesan dari wanita simpanan nya itu. Wanita itu benar-benar mengirimkan foto suaminya yang terlihat begitu khawatir mengganggam tangan wanita itu yang terlihat berbaring tak berdaya. Mayang benar-benar merasa tak berdaya. Ternyata ia bukanlah pilihan. Suaminya pasti akan terus berlari menghampiri wanita yang laki-laki itu cintai.
"Tuhan rasanya begitu menyakitkan..." Ucap Mayang meremas dadanya yang terasa begitu sakit. Tubuhnya luruh ke lantai. Menangisi hatinya yang tersakiti kembali.
.
Jangan Lupa vote dan Comment ya. Thanksss
YOU ARE READING
Belahan Jiwa
RomantizmMenjadi istri yang tak diinginkan memang tak pernah mudah. Entah apa lagi yang harus ku lakukan. Suamiku yang ku cintai tak pernah bisa melupakan wanita yang dia cintai. Apalagi ku tahu mereka tetap menjalin hubungan, rasanya sungguh menyakitkan.