Bagian 9

107 2 0
                                    

"Mas" Bima bisa merasakan cekalian pada tangannya. Ialangsung berbalik dan menatap Anggi yang terlihat sangat pucat. Bima merutuki diriny. Ia akhirnya mencoba menenangkan diri dan membawa Anggi keluar dari pusat perbelanjaan tersebut. Namun fikirannya begitu menghawatirkan Mayang yang pergi tanpa mau mendengar perkataannya.

"Kita Sebaiknya pulang. Aku akan mengantar kamu" Ucap Bima berjalan menuju kendaraan mereka. Ia merasa sudah tak berminta untuk makan. Saat ini Bima rasanya hanya ingin segera bertemu dengan Mayang.

"Aku masih ingin bersama Mas. Tolong jangan antat aku pulang" Ucap Anggi menatap sendu Bima yang terlihat masih dilingkupi perasaan emosi. Namun ia tak bisa membiarkan acara mereka batal, ia tak ingin waktu kebersamaan bersama Bima hilang, dan Anggi merasa Bima bisa semakin jauh darinya.

"Nggi. Tolong mengerti aku. Aku sudah tidak bisa menemani kamu hari ini" Ucap Bima langsung menatap Anggi ketika ia sudah duduk dengan nyaman pada kursi pengemudi. Ia ingin secepatnya mengantar Anggi dan langsung pergi ke rumah mamanya.

"Kamu akan pergi menemui dia kan mas. Apa itu berarti kamu lebih memilih wanita itu" Ucap Anggi menatap Bima tajam. Ia tahu bima tadi nya ingin mengejar wanita yang ia tahu bernama Mayang. Namun Anggi yang tak ingin ditinggalkan lagi tak akan bisa membiarkannya.

"Anggi. Tolong jangan seperti ini. Tolong pahami posisiku juga" Ucap Bima menatap Anggi dengan penuh permohonan.

Namun Anggi yang mendengarkan perkataan Bima langsung menangis. Ia merasa Bimanya telah banyak berubah. Dan ia merasa sangat takut.

"Mas, aku tak akan membiarkan kamu pergi mengejar dia. Kamu tahu Mas, aku sudah menerima kebencian semua orang padaku hanya agar aku bisa bersama kamu, laki-laki yang sangat aku cintai. Jadi tolong Mas Bima pertimbankan diriku, kembali lah bersamaku Mas" Ucap Anggi penuh permohonan. Ia sangat mencintai Bima dan sudah mengorbankan segalanya untuk laki-laki ini. Anggi benar-benar tak bisa kehilangan Bima lagi.

Bima yang mendengar kan perkataan Anggi hanya bisa menghela nafas. Ia merasa sangat tak berdaya. Disini Anggi merasa tersakiti dan disana Mayang pun mulai menjauh dari dirinya. Entah mengapa Rasa takut itu membelenggu Bima.

****

Setelah semua yang terjadi. Mayang menyadari inilah saatnya ia menyerah dengan cintanya. Tak kan pernah ada tempat untuk dirinya di hati suaminya. Laki-laki itu telah memilih bersama wanita yang ia cintai, dan Mayang waktunya untuk mundur dan mencari kebahagiaan nya sendiri. Ia benar-benar merasa tak sanggup lagi berjuang sendiri. Rasanya sangat menyakitkan dan melelahkan.

"Mama maafka Mayang. Mayang sepertinya tidak bisa lagi bersama dengan Mas Bima" Ucap Mayang mentap ibu mertuanya yang terihat terdiam. Ia begitu sulit megatakan semua ini. Karena ia tak pernah ingin menyakiti sang mama mertua yang sudah ia anggap sebagai ibunya sendiri.

"Apakah berpisah dengan Bima, Mayang akan merasa lebih bahagia Nak?" Tanya Mama menatap Mayang lembut. Ia cukup terkejut dengan pernyataan Menantunya. Ia merasa belum bisa menerima semuanya meski ia tahu perbuatan anaknya tak bisa termaafkan. Menghianati sang istrinya yang telah ia pilihkan, ia merasa hanya mayanglah yang pantas mendampingi Bima.

" Mayang Tidak tahu Ma. Tapi Mayang tak ingin mengikat seseorang yang tak menginginkan Mayang lagi. Mas Bima memiliki wanita yang di cintai. Dan Mayang hanya ingin melihat Mas Bima bahagia. Tanpa ada Mayang yang mengganggu diantara hubungan mereka"

"Mayang telah berusah melakukan yang terbaik agar Mas Bima mencinta Mayang sebagai istrinya. Namun sepertinya Mayang tak bisa membuat Mas Bika mencintai Mayang. Aku tak ingin Mas Bima terbelenggu tanpa Cinta untuk kedepannya. Maafkan jika Mayang tidak bisa menepati janji seperti yang Mayang katakan pada Mama saat Mayang setuju untuk menikah dengan Mas Bima. Mayang benar-benar meneyetah untuk mendaampingi dan bertahan di sisinya" Ucap Mayang memberikan pengertian kepada Mama mertuanya. Ia sudah tak bisa menepatin seluruh janjinya untuk bertahan selamanya. Karena ternyata tak diinginkan menjadi pukulan telak pada hatinya. Rasanya begitu meyakitkan dan membuat Mayang merasa hidupnya penuh dengan bayang-bayang mereka yang terus bersama di luar sana.

Mama yang mendengar perkataan menantunya langsung memeluk Mayang. Meski ia belum bisa menerima perpisahan ini. Namun mendengar seluruh perkataan Mayang membuat ia tak bisa berkata apapun. Ia merasa begitu kecewa pada Bima. Entah apa yang difikirkan anaknya itu menyia nyiakan wanita sebaik mayang. Rasa sedih melingkupi mereka.

"Ada yang ingin mayang katakan juga pda Mama" Ucao Mayang memberikan jarsk pada pelukan mereka. Meski ia tidak tega mengatakan semua ini, namun ia merasa tak bisa menyembunyikan semuanya.

"Sebelum nya Mayang mengalami keguguran, maaf mayang tak bisa menjaganya dengan baik" Ucao Mayang mengatakan semua kebenaran dengan Suara lirih. Ia bisa merasakan tubuh mamanya menegang dan terlihat sangat terkejut setelah mendengar seluruh nya. Mayang tahu setelah ini, mama nya adalah pihak yang paling bersedih, namun mayang tak bisa menyembunyikan semuanya lebih lama lagi.

***

Bima melajukan kendaraannya menuju kediaman orang tuanya setelah ia menuruti semua permintaan Anggi, setiap hari wanita itu terus menemuinya di setiap waktu. Namun meski sepanjang hari ia sedang berjalan-jalan dengan Anggi, Bima tak berhenti terus memikirkan dan menghawatirann bagaimana kondisi Mayang. Ia sudah begitu sabar menahan untuk tak meninggalkan Anggi dan membuat wanita itu bersedih memikirkannya. Entah akhir-akhir ini, ia merasa tak memahami perasaanya sendiri.

Setelah sampai di kediaman otang tuanya, Bima langsunng turun dari mobilnya dan bergegas memasuki rumah sang mama. Ia mersa harus segera bertemu dengan Mayang. Namun setelah ia mencari keberadaan Mayang di semua penjuru rumah, Bima tak menemukan dimanapun wanita itu.

"Nyonya dan Non Mayang keluar semenjak sore. Saya ngga terlalu tahu mereka pergi ke mana. Namun mereka terlihat menangis dan Nyonya terus menggenggam tangan Non Mayang ketika keluar"

Bima mengernyitkan dahinya mendengar perkaataan asisten rumah tangganya.

"Kemana kah mayang dan mama pergi" Batin Bima bertanya-tanya. Ia merasakan ada kejanggalan yang terjadi, apalagi mereka pergi setelah menangis membuat Bima semakin bertanya-tanya.

Akhirnya karena bingung mencari kemana dan ponsel mereka tak bisa dihubungi. Bima memutuskan untuk menunggu di kamarnya. Sepertinya ia butuh menyegarkan diri setelah seharian berkutat dengan pekerjaan dan semua hal yang diinginkan Anggi.

****

Bima segera keluar kamar ketika mendengarkan suara mobil mamanya sampai di halaman rumah. Ia harus segera bertemu dengan Mayang. Tak sabar rasanya bertemu dengan wanita itu. Bima segera melangkahkan ke ruang tamu.

Namun ketika ia sampai di ruang tamu, Bima begitu terkejut dengan Apa yang dilakuakan mamanya.

Plakkk

Bima bisa merasakan panas dan perih di pipinya akibat tamparan mamanya. Ia bisa melihat tatapan murka mamanya yang menatapnya begitu tajam.

"Maaa" Ucap Bima bingung dengan apa yang dilakukan Mamanya.

"Mama merasa sangat gagal mendidik kamu Bima. Bagaimana bisa kamu melakukan ini pada Mayang" Ucap Mama terus menatap tajam Bima.

Bima yang mendengarkan perktaan mamanya merasa sangat bingung. Ia langusung menatap Mayang yang terlihat hanya menatap datar ke arah mereka.

"Mayang, ini..."

"Setelah ini kamu harus melepaskan Mayang. mayang menginginkan percerian, dan mama setuju dan mendukung apa yang diinginkan putri mama" Ucap mama memotong perkataan Bima.

Bima yang mendengarkan perkataan mamanya begitu terkejut. Ia langsung menggelengkan kepalanya. Ia begitu bingung dengan apa yang dikatak mamanya.

"Kamu harus setuju kalian akan bercerai" Ucao Mama tagas pada Bima.Ia benar-benar begitu kecewa dengan anaknya.

Bima langsung menghampiri Mayang yang hanya terus menatapnya datar. Ia menggenggam tangan istrinya yang terass begitu dingin.

"May"

"Tolong katakan sesuatu padaku" Ucap Bima menatap lembut istrinya. Ia bisa merasakan tatapan menusuk yang diberikan Mayang untuknya. Entah mengapa hati nya merasa begitu takut

"Benar Mas. Setelah ini kita akan bercerai. Aku akan melepaskan kamul"

Jangan Lupa Like dan Comment ya. Thanksss

Belahan JiwaWhere stories live. Discover now