Bagian 1

305 4 0
                                    

Mayang terbangun pagi-pagi sekali. Meski rasanya tubuhnya begitu lelah dan pegal karena perlakuan suaminya. Namun sebagai istri ia harus mempersiapkan semua kebutuhan suaminya. Apalagi sebentar lagi ia yakin Mas Bima pun akan terbangun. Karena ia bisa melihat jam telah menunjukkan pukul enam. Namun ssarapan yang akan ia buat untuk suaminya belum terhidaang. Ia benar-benar melangkah dengan tertatih dan berhati-hati karena bagian tubuhnya merasa belum sanggup untuk melangkah.

Awalnya pada saat mereka pertama kali pindah ke rumah ini. Suaminya itu menyarankan mereka untuk memakai jasa pembantu rumah tangga. Namun ia yang saat itu merasa belum dekat dengan suaminya menolak hal itu. Ia ingin menjadi istri yang mengurus semua kebutuhan suaminya sendiri. Apalagi ia merasa belum membutuhkannya. Mereka hanya hidup berdua dan belum memiliki anak-anak yang akan membuatnya cukup kewalahan dan menyita perhatiannya.

"Aku harus segera menyelesaikan semuanya, sebentar lagi Mas Bima pasti akan terbangun dan pasti memanggilku, apalagi aku harus siap-siap juga ke kantor" Batin mayang memercepat memasak makanan untuk sarapan mereka.

***

Setelah selesai bersiap dan memeriksa seluruh berkas yang akan ia bawa ke kantor. Mayang dan Bima melangkahkan kaki keluar bersama untuk sarapan bersama. Jan sudah menunjukkan pukul 7 dan sebentar lagi mereka harus segera berangkat.

Wajah Mas Bima sudah terlihat menunjukka rona. Setelah sebelum nya tadi, Ia kembali mendapatkan pujian atas masakan nya tersebut dari sang suami. Wajah suaminya terlihat lebih baik dari kemarin. Seakan-akan hal kemarin yang terjadi tak membuat hubungan mereka memburuk.

"Kamu sekarang tambah pintar masak lo May. Ini benar-benar sesuai seleraku. Kamu memang paling tahu apa makanan kesukaanku" Ucap Mas Dimas ketika ia menyantap masakan Mayang. Rasa bahagia karena mendapat pujian pagi ini setidaknya pun dapat mengobti sedikit rasa sakit yang ia dapatkan dari kejujuran sang suami. Rasanya meski hanya dengan pujian kecil, namun Mayang rasanya sangat bahagia. Karena ia bisa mendapatkan pujian dari laki-laki yang ia mulai cintai begitu dalam.

"Iya mas, aku senang kalau Mas suka, Mas bisa memintaku memasakkan apapun makanan yang Mas suka, jika aku tidak bisa, aku akan berusaha mempelajarinya " Ucap mayang membalas perkataa suaminya. Tak lupa ia pun memberikan senyuman terbaiknya pagi ini. Ia masih berharap Mas Bima dapat berubah dan melihat semua sikap tulusnya.

"Cepat habiskan makananmu May, pagi ini kamu ku antar sekalian aku ingin meninjau lapangan yang searah dengan kantormu" Ucap Mas Bima terlihat kembali menyendokkan nasinya dengan ekpresi datar. Mayang yg mendengarkan perkataan Mas Bima langsung bersorak gembira dalam hatinya. Meski dengan ekpresi sedatar itu, ia benar-benar merasa haru karena Sangat jarang suaminya ini mau mengantarnya ke tempat ia bekerja. Mayang langsung merasakan lebih bersemangat menjalani harinya. Ia berharap ini adalah awal mula yang baik untuk hubungan mereka. Mayang merasa benar apa yang dikatakan oleh orang-orang bahwa rasanya mencintai saat menikah itu terasa begitu menyenangkan, terasa begitu buta. Meski Mas Bima belum terlihat sama sekali mencintainya, namun ia akan terus berusaha mendapatkan cinta Mas Bima, suaminya.

"Tuhan bantu aku untuk meluluhkan hati suami ku ini, aku sudah mencintainya, semoga ia balik mencintaiku juga, seperti diriku yang mencintainya" Batin Mayang selalu bedoa di setiap hembus nafasnya. Ia hanya berharap ingin rumah tangga nya bisa bertahan selamanya, bersama laki-laku yang ia cintai, suaminya.

****

Mayang memasuki area perkantoran dengan senyum secerah mentari. Apalagi mengingat kejadian yang terjadi sebelum ia keluar dari mobil suaminya. Entah dari mana asalnya bisa, suaminya itu sempat-sempatnya mencuri ciuman darinya sebelum ia keluar dari mobil. Ia masih mengingat perkataan suaminy padanya yang membuat mayang bergitu berbunga-bunga.

"Kamu jika kelelahan bisa berhenti saja dari pekerjaan mu, tapi jika kamu menyukainya, aku juga tak melarang mu untuk bekerja" Ucap Mas Bima setelah menciumnya.

Ia yang mendengar perkataan Mas Bima setelah aksi ciuman kilat mereka hanya bisa menganggukkan kepalanya. Ia masih cukup terkejut dengan apa yang dilakukan Mas Bima. Mayang benar-benar merasa sangat bahagia.

"May tungguin aku..."

Suara Rika yang terlihat memasuki perkantoran pun membuat mayang menghentikan langkahnya. Terlihat sekali wajah sahabatnya itu begitu mendung. Entah mengapa perasaan Mayang yang semulanya berbunga-bunga tadinya menjadi tidak enak. Rika terlihat akan membicarakan sesuatu tapi masih mencoba menahannya.

"Gua mau katakan sesuatu May. Tapi kita masuk dulu yuk" Ucap Rika menggandeng tangan Mayang. Temannya itu menuntun langkah mereka untuk memasuki sebuah lift. Terlihat sekali mayang begitu penasaran dengan apa yang di katakan oleh teman kantornya ini. Apalagi wajah Rika yang terlihat begitu datar, namun sesekali menatapnya penuh dengan rasa kasihan dan senyum tak enak. Mayang benar-benar dibuat penasaran dengan semuanya. Apalagi tidak biasanya Rika seperti ini.

"Sekarang tolong katakan apa yang akan kamu ingin katakan tadi Rika. Aku benar-benar sangat penasaran" Ucap Mayang memandang Rika dengan pandangan yang penuh rasa ingin tahu. Ia merasa sudah begitu penasaran. Apalagi Rika tak kunjung bersuara ketika mereka sudah duduk di kursi kerja mereka yang bersebelahan.

Rika yang mendengar perkataan Mayang mencoba mengambil nafas terlebih dahulu. Rasanya ia masih sulit untuk mengatakan semuanya. Ia tak ingin mayang tersakiti namu di sisi lain ia tak ingin mayang di bodohi.

Rika akhirnya mencoba membuka ponselnya, ia mencari-cari apa yang sudah ia simpan untuk di perlihatkan ke temannya, Mayang.

Mayang yang melihat Rika menyodorkan ponselnya langsung menerima nya. Ia penasaran dengan apa yang ingin di perlihatkan oleh rekannya ini yang terlihat begitu serius.

Mayang terkejut dengan apa yanng di lihatnya dari ponsel Rika. Ia benar-benar tertegun menatap apa yang dilihatnya di depannya ini.

"Maaf in aku May, kamu benar-benar harus tahu kelakuan suamimu" Ucap Rika yang melihat mayang hanya bisa tertegun melihat foto yang ada di ponselnya. Ia benar-benar merasa tak enak dan iba pada rekan yang telah ia anggap sahabat ini.

.

.

Jangan Lupa vote dan Comment ya. Thanksss

Belahan JiwaWhere stories live. Discover now