BAB 2

173 18 0
                                    

“Rania, ingat pesan kakak. Jangan nakal di sekolah, belajar yang rajin, dengerin apa kata guru bila menjelaskan, bertanya jika tidak tahu okey ! “ pesan Dania. 

Rania mengangguk paham. “Lania akan lajin belajal dan selalu beltanya jika tidak paham ! “. janji Rania. 

“ Baiklah, kalo gitu kakak berangkat kerja dulu ya, “ ucap Dania berdiri dari jongkoknya, sebelumnya ia mencium kening adiknya. 

“Rania masuk kelas gih, ingat pesan kakak ! “.

Rania mengangguk, ia berlari masuk ke dalam kelasnya tak lupa ia mengangkat kedua tangannya membentuk love. 

Membuat Dania terkekeh. “Bunda, doakan Dania dari atas sana untuk membahagiakan Rania … “.

Dania pergi meninggalkan sekolah taman kanak-kanak menuju tempatnya bekerja, untung saja tempat kerjanya tak begitu jauh dari sekolah TK adiknya  sehingga ia bisa berjalan kaki menikmati paginya kota J. 

*

*

*

*

*

“Eh, Dania ! Tolong buatkan kopi untuk bos ! “ titah salah satu karyawan WD Group. 

“Ba-baik mba “ ucapnya gugup. 

Bos yang dimaksud bukanlah Ceo atau direktur, bos yang dimaksud adalah kepala manajer keuangan. Beliau juga masih baru lebih dulu masuk dua bulan sebelum Dania melamar kerja. 

“Kenapa harus kamu sih, Dan ? “ tanya rekannya heran. Dania menggeleng, “ nggak tau Jen, “.

“ Hati-hati Dan, sepertinya ada maksud tertentu… “ Gadis itu menepuk pundak Dania, mengingatkan Dania untuk hati-hati. 

“Huft, iya Jen.. “.

Setelah selesai membuat kopi untuk kepala manajer keuangan, Dania segera mengantarkan kopi tersebut dengan hati-hati. 

Sesampainya di depan pintu ruangan keuangan, Dania menjadi gugup dan takut. Ia juga mengingat pesan  Jena rekannya, “ Dan, tenang dan tenang ! Cuma antar kopi abis itu balik kerja ! “ ucapnya menyemangati diri. 

“Huft ! Tuhan, lindungi hamba ! “ doanga dalam hati. 

TOK ! TOK ! TOK ! 

“MASUK !! “.

Dengan ragu dan gugup Dania membuka pintu ruangan itu, dengan langkah ragu ia memasuki ruangan dimana kepala manajer berada. 

“ Permisi pak, saya mau mengantarkan pesanan bapak ! “ ucap Dania dan segera meletakkan secangkir kopi panas di atas meja kerja bosnya itu. 

Kepala manajer keuangan menatap Dania dengan tatapan tak biasanya. Beberapa kali mengusap bibirnya serta dagunya, jakunnya naik turun, tatapannya seperti ingin menerkam Dania. 

“Dania… . “ panggilnya dengan suara yang membuat tubuh Dania meremang. 

“I–iya pak ? “ jawab Dania gugup. 

“Umurmu berapa ? “ 

“tujuh belas pak, “ jawab Dania takut, perasaannya sudah was-was saat kepala manajer keuangan berjalan ke arahnya. 

Dania memundurkan langkahnya, wajahnya semakin pucat saat kepala manajer sudah berada di hadapannya. 

“Paa— pak Niko ma-mau nga–ngapain… “Dania ketakutan, saat Pak Niko hendak menyentuhnya tiba-tiba pintu terbuka keras dari luar. 

꒷꒦꒷Girl's First Love꒷꒦꒷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang