BAB 10

156 13 0
                                    

Beberapa menit kemudian, keduanya telah siap dengan tas selempang yang sudah dikalungkan di pundak. Rania dengan style celana pendek serta kaos kebesaran milik Dania menampilkan kesan gemas dan imut pada Rania. 

Keduanya terlebih dahulu berpamitan dengan kakek Rangga yang masih belum sadarkan diri, bahkan selang infusnya sudah dilepaskan oleh dokter yang semalam menangani sang kakek. 

Ada rasa khawatir dalam diri Dania saat ingin meninggalkan sang kakek sebentar. Entah perasaan apa yang tengah dirasakan hari ini  seperti sebuah musibah yang akan siap menimpa mereka detik-detik kedepannya. 

Saat sampai di tempat toko besar, Dania segera mengambil troli besar sedangkan Rania mengambil troli kecil untuk menyimpan bahan pokok lainnya. 

“Dek kamu cari kecap dan lain-lainnya ya, ini kertasnya.. jangan sampai salah ya ! Kakak mau akan cari beras dan lainnya, “ ucap Dania memberikan sebuah kertas berisi tulisan bahan apa saja yang akan dibeli mereka. 

“Siap kakak, “ akhirnya kedua kakak beradik itu berpisah tempat. 

*

*

*

*

*

*

*

Sedangkan di depan rumah kakek Rangga kembali didatangi anak dan menantu perempuannya. Ketiganya datang tanpa diketahui oleh warga setempat. 

“Sepertinya tidak orang di rumah, “ ucap Gata anak kedua kakek Rangga. 

“Iya Gat, mbak rasa mereka sedang keluar. “ sahut Resti menantu pertama kakek Rangga. 

“Iya, tokonya tutup ! “ sahut Nella menantu bungsu kakek Rangga. 

“Ayo masuk, mungkin dua bocah itu sedang tidak ada di rumah “ ucap Gata tak sabar. 

Gata segera membuka pintu rumah, namun terkunci. “ sepertinya dikunci dari dalam, “

Nella yang kebetulan berdiri didepan jendela pun segera melihat kesela-sela gorden. “sepi, “.

“ Kemana mereka ? Apa kamu tidak ada kunci cadangan lain ? “ tanya Resti kepada adik iparnya. 

“Punya mbak, tapi kayaknya kuncinya diganti sama bapak.. “ jawab Gata kesal. 

“Coba kita lewat pintu belakang, pasti bisa kan ? “ tanya Resti dengan ide sempitnya. 

“Ayolah, kita coba dulu ! “ sahut Gata. 

“Mbak, Nella tunggu disini ya “ ucap Nella memelas. 

“Nggak bisa gitu, harus ikut bertiga biar cepat ! “ tolak Resti saat Nella hanya menunggu didepan. 

“Oh, ayolah kak ! “ rengek Nella. 

“Nggak ! Harus ikut, ayo ! “ ajak Resti menarik tangan Nella, sedangkan Gata sudah lebih dulu menuju halaman belakang. 

Singkatnya waktu, ketiganya sudah masuk ke pintu belakang yang langsung menemui ruang dapur. Ketiganya bergegas ke kamar kakek Rangga untuk mencari surat tanah dan warisan. 

Saat berada di kamar, Nella ditugaskan Resti dan Gata untuk memperhatikan pintu utama sedangkan keduanya akan bereaksi mencari surat tanah dan warisan milik kakek Rangga. 

Sedangkan di sisi lain, Dania merasakan perasaan tidak nyaman ia begitu gelisah saat memilih barang-barang kebutuhan pokok toko sembako. 

“Ada apa ini, kenapa rasanya aku sangat gelisah. Aku kepikiran sama kakek di rumah, ya allah bagaimana ini… “ ucapnya lirih, bahkan Dania berhenti sejenak memilih barang-barang sembako. 

꒷꒦꒷Girl's First Love꒷꒦꒷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang