Disisi lain, Dania menghentikan langkah kakinya di sebuah toko bunga yang sangat ramai. Matanya menatap papan nama dan kartu yang ada di tangannya untuk memastikan tempat yang ia datangi adalah benar.
“Benar nih, alamatnya.. “
Saat Dania ragu untuk melangkah masuk, seseorang keluar dari dalam menghampiri Dania.
“Mba Dania ? “ tanya karyawan wanita itu.
“I–iya “ jawabnya gugup.
“Mba, tadi pesan ibu kalo mba Dania datang disuruh langsung kerja.. “ jelasnya pada Dania.
“Haaa, ma-maksudnya sa-saya langsung kerja gitu ? “ tanya Dania bingung. “ kemarin aku nggak bilang kalau aku pengangguran… “ ucapnya dalam hati.
Karyawan tersebut mengangguk dan mengajak Dania untuk masuk ke dalam. Dania membisu, namun kakinya ikut melangkah bersama karyawan masuk ke dalam “Boutique flowers”.
Dania berkenalan dengan karyawan di toko bunga, tak ingin menunda Dania langsung memulai pekerjaannya di hari itu juga. Hari pertama kerja Dania sedikit kaku dalam merangkai bunga dan terkadang ia menjadi kasir, terkadang juga membantu karyawan lain untuk merangkai bunga.
Hari ini pelanggan sangat ramai, bahkan stock bunga di toko sudah menipis dan harus mengambil stock bunga di tempat penanamannya. Dania yang ingin mengetahui letak penanaman bunga harus mengurungkan niatnya karena tak mau dianggap cari muka. Apalagi salah satu dari teman-temannya ada yang tidak menyukai dirinya.
Tanpa terasa langit sudah mulai sore, senja sudah terlihat indah. Dania dan teman-teman barunya mulai meninggalkan tempat mereka bekerja.
“Menyenangkan, semoga aku betah kerja disini. “ ucapnya tersenyum manis.
*
*
*
*
*
“Kakek Langga mau kemana ? “ tanya Rania yang kini duduk lesehan di teras depan.
Dirinya sudah mandi, terlihat sebuah handuk kecil yang masih melilit di kepala kecilnya. Sebuah botol air putih berada di depan bocah gembul itu sambil menatap langit senja yang sangat indah.
“Kakak mau nemenin cucu kakek ini. Kamu lagi ngapain cu ? “ tanya Kakek Rangga.
“Lagi liatin langit sole kakek, “ jawab Rania tersenyum.
“Kakak Dania belum pulang ya, tumben ? “ tanya Kakek Rangga heran biasanya jam 4 sore Dania sudah ada di rumah kecuali jika lembur Dania akan pulang di jam 6.
“Lembul kali ya kek, kak Dania keljana nda ingat waktu “ ujar Rania sedih.
Rania walaupun bar-bar tapi hatinya sangat lembut, bahkan dia tahu jika sang kakak kerja hanya untuk menyekolahkannya. Maka dari itu Rania bertekad sekolah dengan rajin untuk membalas jasa kakak perempuannya.
Tak lama Dania datang dengan membawa buah tangan ditangan kanannya, ia tersenyum melihat Kakek Rangga dan Rania yang sedang berbincang-bincang sambil menunjuk langit sore.
“Senjanya cantikkan ? “
“Cantik, “ jawab Rania polos.
“Sampai nggak tau kakak pulang ya.. “ ucap Dania yang membuat Kakek Rangga dan Rania terkejut.
“Kakak pulang !! “ teriaknya Rania heboh.
“Iya nih, kakek sama Rania sudah mandi ? “ tanya Dania.
Kakek Rangga sudah sejak semalam kembali sehat sehingga hari ini beliau mulai membuka toko sembako di pagi hari dan siang hingga menjelang sore dibantu oleh Rania sehingga beliau masih bisa beristirahat.
“Sudah cu/kak” jawab keduanya serempak.
“Kalau gitu Dania mandi dulu, habis itu kita makan malam..”
Setelah membersihkan diri dan mengenakan pakaian tidur, Dania membawa makan malam dan menyusul Rania serta Kakek Rangga yang masih berada diteras rumah kali ini mereka akan makan malam diteras rumah.
“Wah, ada makan malamna lengkap ! “ seru Rania heboh.
“Sudah makan dulu, cu” tegur Kakek Rangga.
“Hihi oke kakek.. “
Dania tersenyum melihat wajah ceria adiknya sampai ia melupakan sesuatu hal penting yang mengharuskannya dan adik kandungnya datang ke kota itu.
Setelah selesai makan malam bersama, ketiganya masih duduk diteras dengan Rania yang tengah menulis tugas yang ditugaskan oleh gurunya.
“Nama caya Lania Layanja, umul caya empat tahun. Caya anak kedua dali dua belsaudala. Caya tinggal belsama kakak Dania dan kakek Langga, sedangkan olangtua caya cudah pelgi kelumah Tuhan. Hobi caya belajal membaca dan belhitung kalena kalo tidak bisa belhitung dan membaca caya tidak bisa menagih utang ibu-ibu komplek. “
Mendengar hobi Rania yang suka membaca dan berhitung untuk menagih hutang ibu-ibu membuat Dania dan Kakek Rangga tertawa terbahak-bahak.
Sungguh hobi diluar nurul, “ Haha pantas saja catatan hutang yang kakek tulis sedikit demi sedikit yang berhutang sudah pada bayar, ternyata ini dalangnya” ujar Kakek Rangga.
Rania mendongak dengan mulut yang menampakan deretan gigi putih dan ada satu ginsul disebelah kirinya.
“Sudah manis pinter lagi, mau jadi apa ? “tanya Kakeo Rangga.
“Mau jadi plepesol doktol ! “ jawab Rania semangat.
“Hahaha cucu kakek !! “ Dania yang mendengar itu tersenyum, ia berdoa semoga bisa menyekolahkan Rania hingga sukses.
KAMU SEDANG MEMBACA
꒷꒦꒷Girl's First Love꒷꒦꒷
Romance" Girl's first love" (Cinta pertama anak perempuan) *** Novel ke dua, Girl's first love - Batista Dela Sale... Follow instagram : coretandella_ Mengisahkan tentang dua anak perempuan yang mencari sosok cinta pertamanya. Dania Rayanza (17) dan Ran...