BAB 14

147 16 0
                                    

Di sebuah rumah tak terlalu besar, terdengar suara yang saling bersahut-sahutan membuat seorang anak kecil berjalan keluar rumah dengan membawa sebuah tas yang entah isinya apa. 

“Dalipada dilumah dengel mami cama papi belantam, mending Gaga kelumahnya om Gio. Lumayankan Gaga dapat suasana tenang yang gelatis disana, dalipada dilumah nda ada yang benel ot4kna… “ ucap seorang bocah gembul yang sudah berjalan menuju rumah om bungsu. 

“Eh, nak Gaga mau kemana ? “ tanya seorang ibu-ibu yang membawa bakul berisi jamu. 

“Mau kelumahna om Gio, bibi ! “ sahut Gaga tersenyum. 

“Nggak dianter sama orang tua kamu ? “ tanya ibu penjual jamu. 

Gaga menggelengkan kepalanya. “Lepot kalo minta antel papi cama mami, belantam mulu meleka.. “ bisik Gaga pelan. 

Ibu penjual jamu tersenyum mendengar jawaban Gaga. Anak sekecil itu tahu apa yang tengah terjadi dengan kedua orang tuanya. 

“Ayo, biar ibu anterin sekalian ibu juga mau jualan disana.. “ ajaknya kepada Gaga. 

Gaga tersenyum dan kembali memegang tas ranselnya. 

Beberapa saat berjalan, Gaga dan Ibu penjual jamu sudah sampai di depan rumah Gio dan Nella. 

“Ibu anter sampe sini ya nak, soalnya ibu mau jualan diujung sana.. “ ucapnya kepada Gaga yang tengah memperhatikannya. 

“Telima kasih ibu, sudah antelin Gaga ke depan lumahna om Gio.. “

“Sama-sama… Kalo gitu ibu lanjut jalan ya, “

Setelah kepergian ibu penjual jamu. Gaga berjalan menuju teras rumah omnya. 

“Ada olang nda ya ? “ ucapnya polos. 

“Cari siapa ya ? “ tanya seorang perempuan cantik memegang dua kantong kresek di tangannya berdiri tepat dibelakang Gaga, hal tersebut membuat Gaga terkejut dan menoleh kebelakang. 

“Astaga, Gaga ! Kamu sama siapa kesini ? “ tanya seorang perempuan cantik yang tak lain adalah Nella. 

Panik ? Pasti. Nella segera membawa Gaga masuk kedalam setelah dirinya membuka pintu rumah. 

“Kamu sama siapa kesini, Ga ? Orang tuamu tau ? “ tanya Nella panik. 

Bahkan Nella takut suaminya akan berprasangka buruk terhadapnya lantaran kejadian seminggu yang lalu. Hal itulah yang membuat Nella tak lagi berkumpul dengan kedua kakak iparnya. Ancaman Gio membuatnya mati kutu. 

“Tadi diantelin, bibi penjual jamu. Mami cama papi lagi beltengkal mana tau putlana kabul dali lumah, “ jawabnya polos. 

“Haaa ?! Kabur ?! “ ucap Nella kaget. 

“Iya kabul, emangna kenapa bi ? “ tanya Gaga polos. 

“Ya, nggak bisa gitu ! Nanti bibi dimarahin om kamu gimana , “ ucapnya panik. 

“Dimalahin kenapa ? Kan keponakannya yang datang bukan mahkluk halus ? “ ucap Gaga heran. 

“Kenapa bibi yang panik, halusna olang tua Gaga yang panik. Anak dantengna ilang,“ ucap Gaga heran. 

“Serah dah bocah, “ ucap Nella pasrah dan membawa dua kantong kresek ke dapur, sedangkan Gaga ia duduk tenang dan mulai menyalakan televisi. 

Tok ! Tok ! Tok ! 

“CEBENTAL !! “ teriak Gaga saat mendengar pintu rumah diketuk dari luar. 

Bocah gendut itu bergegas membuka pintu. 

Ceklek ! Pintu terbuka dan tampaklah seorang pria dengan wajah kusut datang memegang koper kecilnya. 

“Hmm, pintu rumah kok bisa kebuka sendiri ? Biasanya Nella yang buka pintu ini kok bisa sendiri. Apa Nella ganti pintu yang diketuk bisa terbuka sendiri ya ? “ ucapnya ngaco membuat Gaga tak terima. 

“Yang telholmat oom Gio, di cini ada Gaga yang membuka pintuna !! “ pekik Gaga menatap tajam omnya itu. 

Gio mengerutkan keningnya. “Familiar suaranya ! “. Gaga mendengus kesal dan menutup pintu dengan kencang membuat Gio tersentak kaget. 

“ Pintu bisa marah ya, karena lama dianggurin ? “ ucap Gio yang memegang pegangan  untuk membuka pintu rumahnya. 

Jedug !! AAAAAAA !!! Mendengar teriakan Gaga membuat Nella melesat keluar dengan tangan yang masih memegang spatula. 

“GAGA ADA APA ?? “ teriak Nella yang terlihat sangat panik. 

Nella yang sudah di ruang tamu menatap tak percaya melihat sosok Gaga yang tersungkur dengan pintu yang terbuka lebar menampakan sosok pria yang sudah dua hari pergi ke luar kota. 

“Mas Gio udah pulang ? “ tanya Nella kaget. 

“Menurutmu, disini siapa ? “ tanya Gio gemas. 

“Hehe, mamasnya suami Nella.. “ manja Nella membuat Gio tersenyum. Hilang sudah rasa lelahnya saat melihat wajah istrinya yang sudah dia rindukan setiap dirinya harus melakukan pekerjaan diluar kota. 

Keduanya melupakan sosok bocah gendut yang masih tengkurap dengan tangan yang menumpu dagunya. 

“Sepelti mati lampu ya cayang, sepelti mati lampu ya cayang. Cemuana gelap selasa dunia milik beldua, olang lain ngontlak ! “ sindir Gaga kesal. 

Nella tersadar, ia segera membantu Gaga untuk bangun dan mulai memeriksa keadaan Gaga. “Nggak lecet kok, amanlah pas dipulangkan nanti.. “ gumam Nella. 

Mendengarkan kata “Pulang”, Gaga merengek ingin tidur bersama pasangan suami istri itu. “ Ndaaa, Gaga ndaa mau pulang ! Gaga ni dah kabul dali lumah, masa dipulangkan ! Nda mau pokokna !! “.

“ Gaga kenapa bisa di sini ? “ tanya Gio heran. 

“Biasa mas, kabur dia ! “ celetuk Nella. 

“Sudahlah, mas mandi sana. Aku mau lanjut masak ! “ titah Nella meninggalkan Gio dan Gaga diruang tamu. 

“Cah, beneren kabur ? “ tanya Gio memastikan, Gaga mengangguk membenarkan ucapan omnya. 

“Kenapa ? “ tanya Gio. “Lagu lama om, jadi Gaga nda ucah celita sampai bebuih mulutna.. “ sahut bocah gendut itu. 

Gio mengangguk. Ia pun segera membersihkan dirinya karena sebentar lagi mereka akan makan malam. 

*

*

*

*

*

*

“Kak, besok ada acala di sekolah. Gulu ngasih ini ! “ ucap gadis gendut menyerahkan sebuah amplop putih kepada kakaknya. 

“Apa ini ? “ tanya Dania. 

“Nda tau, katana sulat dikasih ke olang tua. Kalna Lania nda ada olang tua, maka Lania ngasihnya ke kakak.. “ jawab Rania pelan. 

Dania mengangguk dan mulai membuka amplop tersebut. 

“Kakak, Lania lasana nda mau datang… “ ucapan Rania membuat Dania mengangkat wajahnya menatap adiknya. “Kenapa ? “.

“ Kalena olang tua Lania nda punyaagi sedangkan teman-teman Lania semuanya pasti punya olang tua. Lania takut, Lania nda kuat liat itu… “ jawabnya sendu. 

Dania yang mendengar ucapan sang adik terasa ada peluru yang menghantam jantungnya, dadanya berdebar kuat. Dania turun dari kursinya dan berjalan memeluk sang adik yang kini sudah menangis dipelukannya. 

“Ayahh…  Dania nggak tahu apa salah bunda sama ayah. Tapi ayah tega berkhianat dibelakang bunda dan meninggalkan kami sendirian. Ayah, entah bagaimana perasaan  Rania jika tahu ayah masih hidup dan memiliki keluarga baru ? “ ucap Dania dalam hati. 

“Bunda, sudah bertemu ayah. Tapi ayah tak mengingat Dania. Apa ayah melupakan kita demi keluarga barunya ? “

꒷꒦꒷Girl's First Love꒷꒦꒷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang