BAB 4

173 17 0
                                    

Keesokan harinya, Dania bangun lebih awal untuk memasak dan mempersiapkan keperluan sang adik yang akan pergi ke sekolah. Hari ini hari pertama Dania menjadi gadis pengangguran. 

Setelah beres masak dan keperluan Rania, Dania beranjak ke kamar untuk membangunkan adik satu-satunya. 

“Bangun tidul ku telus mandi.. tidak lupa mengocok gigi…  abis mandi ku tolong kakak…  membersihkan tempat tidul kami ! untung nda ngompol ! Memang Lania yang telbaik !! “ serunya bersenandung lagu bangun tidur. 

Dania yang melihat adiknya yang baru keluar dari kamar mandi sambil bersenandung ria tanpa menyadari kehadirannya. 

Bahkan bocah itu masih mengenakan handuk selutut dan rambutnya yang terbungkus handuk kecil. 

“Hali ini hali cenin, hali cenin hali membosankan, tapi Lania halus sekolah jangan malas bial dapat juala kelas ! “ nyanyi Rania. 

Ia berjalan menuju lemari pakaian miliknya, lemari plastik yang baru beberapa hari dibeli Dania untuknya. 

Rania melepaskan handuk yang membungkusi tubuh b0g3lny4 masih belum menyadari ada orang selain dirinya dikamar. 

Rania menarik satu rak lemari untuk mencari d4l4m4n dan s1n9l3t untuk dipakai, setelah mendapatkan dua benda k3r4m4t itu Rania menutup kembali rak yang ia buka dan berbalik badan. 

“AAAAAAAAAAAA”

Rania terkejut melihat sosok manusia yang menyerupai kakaknya, tersadar dirinya masih b093l. Rania menutupi asetnya menggunakan tangan kanan menutupi d4d4nya dan tangan kiri menutupi 1nt1 b0c4hny4. 

“SIAPA KAU ! PELGI ! LANIA MACIH B093L INI ! KU TELIAK P3M3LK40S4N TAU LASA !! “ teriaknya marah. 

Bahkan Rania melompat-lompat menutupi dua aset yang harus dijaga. 

“PELGI ! JANGAN KAU MENYELUPAI KAKAKNA LANIA ! NDA KELEN KAU WANITA JADI-JADIAN ! “ teriak Rania. 

Mata besarnya mencari handuk yang ia buang, setelah mendapatkannya Rania segera memakainya dan menghampiri makhluk yang menyerupai Dania. 

Dania yang mendengar gerutuan sang adik tertawa ngakak. Bahkan handuk yang membungkus rambut adiknya sudah melorot lantaran adiknya terus melompat-melompat mengusirnya.

“Haha ini kakak dek ! “ ujar Dania yang masih tertawa. 

“Benel nda ? Kakakna Lania masih masak di dapul masa udah nongol di kamal ! Kuy4n9, bukan ? “  selidik Rania yang masih belum percaya. 

Hingga suara Kakek Rangga terdengar, membuat Dania segera menghampiri beliau meninggalkan Rania yang terbengong. 

“Kuy4n9 kan nda bisa jalan bisana telbang. Fiks ini kakakna Lania ! “ serunya mengelus-elus d4d4nya. 

*

*

*

*

*

“Ingat di sekolah jangan nakal, okey ! “ 

“Siap kak !” hormat Rania pada sang kakak. Kini bocah gembul itu masuk ke dalam sekolahnya meninggalkan Dania yang masih setia menunggunya hingga tak terlihat.

“Hari ini aku kemana ya ? “ ucapnya bingung. 

Saat membalikan badannya, Dania tak sengaja menabrak tubuh tegap seseorang. BRUK ! 

“auh, maaf “ ucapnya lirih. 

Namun, seseorang yang ditabrak Dania tidak mengucap sepatah kata malah melewati Dania dengan tangannya yang menggenggam tangan seorang bocah perempuan. 

“Sombong banget, “ ucap Dania lirih, setelah tahu siapa yang ia tabrak barusan. 

“Kamu disini, baik-baik! Papa, akan jemput kamu di jam 9.26 ! Ingat jangan kemana-mana ! Tunggu papa datang ! Mengerti ! “ titahnya kepada bocah perempuan seumuran Rania. 

Setelah mengatakan itu pada putrinya, pria tersebut keluar dari ruangan tersebut. Ketika papanya sudah tidak terlihat, bocah perempuan itu menundukan wajahnya takut. 

“Nola, papamu ganteng mau nda cama mama aku ? “ tanya seorang bocah laki-laki kepada Nora. 

Nora menggeleng ribut, jelas ia tidak mau. Namun, bukan laki namanya kalau tidak bisa membujuk seorang wanita. 

“Papamu ganteng, mama ku cantik ! Napa kau nda mau ? “ tanya bocah itu. 

Namun sayang, Nora kembali menggeleng bahkan bocah laki-laki itu berdecak kesal. 

“Bicu kali dia ni ! Nda ada sualana dali tadi ! D4s4l Anak h4l4m ! “ h1n4 bocah laki-laki itu. 

“OI ! CITU BELANI NG1N4 TEMANNA LANIA ! CINI KAU LAIKO AYAM ! BELANINA CAMA CEWE CITU B3NC0N9 YA !! “

Teriakan Rania menggelegar di ruangan itu, bahkan Rania berlagak seolah dirinya preman TK. Ia menggulung lengan seragamnya dan bersiap untuk men4nt4ng Kiko bocah yang mengh1n4 Nora teman sekelasnya. 

“KIKO BUKAN LAIKO AYAM ! CITU KILA NAMAKU BUMBUNA MACAKAN ! “ teriak Kiko tak terima. 

“KALO IYA KENAPA ! CITU MALAH HAAA !! CINI KALO BELANI, B3L4NT4M CAMA LANI !! “

“OOOO CITU N4NT4NG1N ! OKE, CIAAAAAAAAKKKKKSSS !! “

Terjadi atraksi perkelahian antar bocil laki-laki dan bocil perempuan. Nora yang menjadi akar perkelahian keduanya, berlari keluar kelas. Namun, tak lama bocah itu kembal8 dengan guru yang menjadi wali kelas mereka. 

“HEI ! HEI ! BERHENTI !!  RANIA, KIKO, BERHENTI !! “ tegur Ibu guru cantik. 

“Nda bisa belhenti ibu, Laiko halus dibasmi bial mulutna nda cuma ng3h1n4 olang !!” teriak Rania em0s1 bahkan seragam keduanya sudah sangat berantakan.

“Sabal Lania, olang sabal lejekinya memuncak !” teriak bocah berbadan gentong.

“Nda ada kesabalanku, tong! “.

“Sudah ya Rania, Kasihan kiko bajunya robek ! “ bujuk ibu guru kepada Rania. 

“Baiklah, kalena cudah lobek ! Lania lepaskan, tapi ingat Lania belom ikhlas ! “ sahutnya berapi-api. 

“Sudah ya, anak cantik ! Saling maaf-maafan lagi dong,” pinta sang guru pada muridnya.

Dengan terpaksa Rania meminta maaf kepada Kiko, namun respon Kiko sungguh membuat Rania kembali naik spaning. 

“Ku lapolin ke mama ku, selagamku lusak kalnamu ! “

“KAUUUU !! MAU KU B3NTUL1N K3P4L4MU ITU !! “ teriak Rania marah. 

꒷꒦꒷Girl's First Love꒷꒦꒷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang