Di dalam rumah yang sunyi, mungkin semua orang sudah mengistirahatkan dirinya masing-masing. Langkah-langkah Nabila terdengar sebagai satu-satunya suara yang memecah keheningan malam. Nabila memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya tak lupa sebelum istirahat ia membersihkan dirinya terlebih dahulu.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hari bergulir seperti biasa bagi gadis itu, dengan rutinitas yang familiar dan kegiatan yang akrab. Meskipun mungkin ada momen-momen kecil yang membedakan setiap hari, secara keseluruhan, hari ini terasa seperti hari-hari sebelumnya. Namun, berbeda ketika sang sahabat mulai mengganggu waktu istirahatnya.
Iya, Nabila berencana untuk berkunjung ke kantor Rony. Hari itu, langit terang dan udara segar memenuhi udara ketika Nabila, merasa bosan di rumah. Dengan perasaan gelisah yang menggelitik di hatinya, Nabila merenungkan beberapa opsi untuk menghabiskan waktunya. Opsi pertama, jika ia bermain bersama kedua temannya ia merasa bosan. Opsi kedua, jika ia pergi ke mall seorang diri, ia akan kehabisan uangnya karena sang abang belum memberikan uang jajan. Tak ada satupun dari opsi tersebut terasa cukup menarik untuknya.
Tanpa alasan yang jelas, pikiran Nabila mendadak mendarat pada kantor tempat sang abang, Rony, bekerja. Dalam sekejap, ide untuk mengunjungi kakaknya itu muncul, membawa semburat antusiasme yang baru. Rony adalah CEO di perusahaan peninggalan orang tuanya. Perusahaan itu bernama Sankara Company.
Sesampainya di depan megahnya bangunan kantor yang menjulang tinggi, Nabila merasa sedikit terpesona. Dia menghela nafas dalam-dalam sebelum berani memasuki pintu masuk. Begitu melangkah masuk, suasana kantor yang sibuk langsung menyambutnya dengan kehangatan. Nabila berjalan dengan penuh percaya diri ke ruangan Rony. Tak ada seorang pun yang berani untuk menegur Nabila karena mereka tahu Nabila adalah pemilik perusahaan ini juga.
Nabila mendorong pintu ruangan Rony, Nabila tak bisa menahan rasa kagumnya. Nabila melihat abangnya ini sedang berbicara dengan rekan bisnisnya yang Nabila sendiri tidak bisa melihat siapa orang itu. Karena orang tersebut memunggungi Nabila.
"ABAAANGGGGG" Ucap Nabila dengan semangat lalu berlari untuk memeluk kakak tersayangnya itu
"Adek? Kok bisa disini?" Tanya Rony kebingungan
"Adek gabut, jadinya kesini deh" Jawab Nabila yang melepaskan pelukan itu
"Ganggu. Kamu ga liat ada temen bisnis abang?" Tanya Rony kepada temannya itu, dan dilanjut dengan memperkenalkan Nabila adiknya
"Paul, sorry. Kenalin, ini Nabila adik gue" Ucap Rony kepada Paul
Paul yang sudah melihat Nabila pun merasa terkejut. 'sempit sekali dunia ini' dalam benaknya
"LO??!! AGAIN AND AGAIN??!" Ucap Nabila yang melihat Paul
"Halo, Nabila? Kita ketemu lagi" Sapa Paul
KAMU SEDANG MEMBACA
A Queen and A Big Boy
FanfictionPaul Rafka Kavindra, seorang lelaki "kaya raya" yang tertarik dengan seorang Nabila Jasmeen Sankara. "Jangan marah-marah terus" Ucap Paul kepada Nabila dengan lembut "Berisik, emang lo siapa berani ngatur-ngatur gue?!" Ucap Nabila dengan penuh emos...