sadewa :
“ki.”kirana :
“apa.”sadewa :
“ke parkiran bentar sini.”kirana :
“ngga ah males.”sadewa :
“yaudah gue ke atas.”kirana :
“coba aja.”sadewa :
“lima menit aja ki astaga.”sadewa :
“kirana.”kirana :
“sabar lagi jalan.”“gue nanti ngga pulang.” SADEWA memberikan paper bag berisi makan siang dan beberapa coklat yang kini membuat gadis di sebelahnya mengerutkan dahinya. “terserah lo lah?” laki laki itu mengusak rambut kirana asal.
“papa nyuruh gue ke villa buat ngurus sesuatu,” sadewa terdiam selama beberapa saat sembari menatap gadisnya yang saat ini sedang memperhatikannya, “tadinya di suruh sama lo.” gadis itu mendongak dengan pandangan heran. “terus kok jadi sendiri?”
“lo kayanya lagi sibuk jadi gue bilang mau sendiri aja.”
“ngga sibuk kok! gue ngga ada kerjaan malah.”
“bukannya kemarin konsep karya aja belum ketemu?”
“yaudah sih.” sadewa tersenyum sebelum membuka kunci pintu mobil dan berkata, “lima menit cukup ngga buat ngambil barang barang lo yang di kelas?” kirana segera membalikkan badannya; berjalan sambil sesekali melompat kecil menuju kelasnya.
“mau kemana ki?” tanya renjani yang berbaring di atas mejanya.
“looking for inspiration!”
🕊
kirana :
“apa maksud lo ngajakin gue tapi gue sendiri malah ngga boleh keluar kamar bang.”sadewa :
“nanti sama gue kalau mau keluar.”sadewa :
“ngga usah aneh aneh.”kirana :
“masalahnya sampai kapan saaa.”sadewa :
“sepuluh menit lagi gue ke kamar.”45 minutes later ;
“kiranaa?” sadewa mengetuk pintu kamar mereka beberapa kali sebelum akhirnya dibuka oleh kirana yang sepertinya sedang tidak baik baik saja. “sadewaaaa!” BRUK! “lo ngapain dulu sihh!”
gadis itu memeluknya—begitu erat sampai tubuh sadewa sedikit terhuyung. “lo minum?” kirana menggelengkan kepalanya sembari mengeratkan pelukannya.
“sayang.” sadewa perlahan membawa gadisnya masuk ke dalam kamar dan membaringkan tubuh kirana di atas ranjang sebelum mengalihkan pandangannya pada kaleng beer yang tergeletak di lantai berniat ingin membereskan kekacauan yang ada.
“ish mau kemana lagi?”
“sadewaaaaa.”
“lo jahat banget tauuu!”
“gue benci lo.”
“looo..”
“gue berharap gue ngga pernah kenal sama lo.”
laki laki itu duduk di sebelah kirana—memperhatikan gadisnya sebelum fokusnya teralihkan ketika kirana menarik dasinya dan membuat wajahnya berhadapan langsung dengan wajah kirana.
gadis itu memiringkan kepalanya dengan tangan yang perlahan mengusap rambut sadewa dan tersenyum kecil. “i think.. i know why everyone likes you.”
laki laki itu membalas senyumannya dengan senyuman hangat, “i’m sorry ki—ternyata tadi masih banyak sesuatu yang perlu dibahas.” kirana menaruh jari telunjuknya di bibir sadewa yang masih ingin melanjutkan kalimatnya.
“sstt! berisik.” sadewa menghembuskan napasnya dan membuat mereka berdua terdiam selama beberapa saat.
“lo tau ngga sih saa?” kirana sedikit mendongakkan kepalanya.
tatapan keduanya bertemu di titik yang sama sebelum perlahan sadewa terus menurunkan pandangannya hingga sampai di bibir kirana yang sedikit terbuka ingin melanjutkan kalimatnya.
“lo orang paling jahat yang pernah gue temuin.”
“...”
“kalau dari awal lo ngga ada niat buat berubah harusnya lo ngga usah setuju sama perjodohan itu—kalau akhirnya lo masih suka ini itu sama cewek cewek itu harusnya pernikahan kita—”
untuk yang pertama kalinya setelah pernikahan mereka berdua;
sadewa mencium kirana.
laki laki itu menggerakkan bibirnya perlahan tanpa ada paksaan.
tangannya mengusap pipi kirana yang memerah.
kirana mengalungkan tangannya di leher sadewa—menariknya lebih dekat sebelum sadewa menyudahi tautan mereka berdua.
sadewa menatap bibir kirana, mengusapnya lalu meninggalkan kecupan singkat di sana. “stay with me, i don’t want you to leave.”
5391.
KAMU SEDANG MEMBACA
5391
Fanfiction[ ft. 박성훈 ; end ] somewhere between hello and goodbye; there was love, so much love. © 2O24