14

45 18 1
                                    

“yang basic dulu?” kirana dan ethan yang baru saja kembali dari luar itu segera diajak arkana untuk bergabung dengan yang lain.

begitu sampai, pandangan kirana langsung tertuju pada seorang gadis yang saat ini tersenyum ke arahnya.

truth or dare aja.” mereka yang berada di meja itu mengangguk setuju dengan pendapat jaden. “kalau ngga mau jawab berarti minum.” ucap jaden sambil menaruh botol bir kosong di tengah mereka dan memutarnya untuk menentukan pemain pertama.

renjani menjadi yang pertama. “gue yang tanya ya.” aksa melirik arkana sekilas sebelum mengajukan pertanyaan untuk renjani.

truth or dare?”

truth.”

“lo masih sayang sama arkana?”

no.” jawab renjani tepat setelah aksa selesai dengan kalimatnya.

“oh langsung ya.” aksa kembali memutar botolnya.

lalu jaden menjadi yang kedua.

truth or dare?” tanya renjani dengan mata jahilnya. “truth dah.”

“lo masih suka kakaknya arkana?”

“bajingan.” jaden memilih untuk meneguk birnya.

selanjutnya viena. “truth or dare?”

coba dare deh biar seru.” kirana menatap sadewa yang ternyata sudah menatapnya terlebih dahulu. “kiss the person on your left anywhere.” viena memperhatikan sadewa selama beberapa detik sebelum memberikan kecupan singkat di bibirnya.

“anywhere kan?ucap gadis itu.

kirana tersenyum tipis melihat bagaimana sadewa membiarkan viena mencium bibirnya begitu saja tanpa ada perlawanan.

ethan. “truth or dare? ethan lee.” tanya viena penuh penekanan.

dare.” jawabnya.

“hahaha okay! i dare you to kiss your crush! for 5 seconds.”

laki laki itu menyunggingkan senyumnya.

ethan menegakkan tubuhnya untuk membisikkan sesuatu pada kirana yang berhasil membuat gadis itu menoleh ke arahnya.

kirana menutup matanya saat ethan; menangkup kedua pipinya lalu mencium bibirnya.

what the ffff! satu, dua, tiga, empat, lima!” ciuman itu selesai.

sadewa tidak bisa menahan amarahnya lagi.

laki laki itu bangun dari kursinya sebelum menarik kirana untuk pergi dari sana. “sa—sadewa menggenggam tangannya sangat kuat seolah dia tidak peduli dengan tatapan aneh yang diberikan orang lain kepada mereka selama perjalanan menuju mobilnya.

“what the fuck is wrong with you—” ucap kirana yang sama sekali tidak di hiraukan oleh laki laki di depannya.

“masuk.”

“gue bisa pulang sendiri.”

“ki.”

“sakit jiwa lo.” ucap kirana yang hanya membuat cengkraman di lengannya semakin kuat. “gue ngga mau ribut di sini kirana.”

“...”

why did you do that?” tanya sadewa ketika mereka berdua telah sampai di basement apartemen. “do what? kissing your friend?” kirana terdengar begitu tenang dengan kalimat yang dia katakan saat itu. “anjing.” sadewa memukul kaca mobilnya. “lucu ya..”

“lo tidur sama cewek lain’ pas malam pertama kita aja gue diem? pas lo bawa cewek ke apart berkali kali juga gue ngga pernah protes kan? gue masih bisa nahan pas lo biarin cewek itu nyium bibir lo di depan mata gue.”

“tapi kenapa gue yang cuma ciuman lima detik karena dare dari cewek lo juga—bisa bikin lo sampai semarah ini? serakah lo.”

“harusnya gue ngga nyerahin semuanya buat lo gitu aja.” kirana keluar dari mobil dan pergi meninggalkan sadewa; yang bahkan sama sekali tidak menghentikannya.

5391.

5391Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang