Ch 20. His Father

8 0 0
                                    

Semalaman Nyonya Min menjaga putranya di ruang rawat. Ia juga sesekali mengecek kondisi MinJu yang di temani oleh Aeri yang tertidur pulas di sisihnya.

"Pulang dan istirahatlah... Biar aku yang menjaganya.. Oh ya, ini MinHee, kakaknya MinJu. Untuk sementara, aku ingin ia tinggal di rumah kita sampai masalah ini selesai." Ucap Tuan Min pada istrinya.

"Ah... Tentu... Akan ku siapkan kamar untuknya... Haduuh, kasihan kalian..." Komentar Nyonya Min yang tidak tahu sama sekali bahwa keadaannya lebih dari sekedar KDRT.

Tuan Min melarang anak buahnya untuk memberitahu Nyonya Min mengenai kondisi keluarga MinJu dan MinHee. Ia tidak ingin istrinya menolak kehadiran mereka dan memandang rendah kedua anak yang tidak bersalah itu.

"Maaf, jadi merepotkan..." Ucap MinHee yang merasa tidak enak hati.

"Tidak, sama sekali tidak merepotkan... Sudah seharusnya kalian di lindungi. Orangtua macam apa yang memukuli anaknya sampai menjual anaknya begini.. Aigooo, kasihan kalian..." Celoteh Nyonya Min lalu ia pamit pada suaminya dan membawa MinHee kembali ke kediamannya.

Sementara Jungkook, SeokJin dan TaeHyung juga sudah kembali ke rumah mereka masing-masing untuk beristirahat. Tinggal Aeri saja yang terlupakan, karena ia tertidur lelap menjaga MinJu, tidak ada seorangpun yang membangunkannya.

Hingga esok harinya, Aeri terkejut karena semua orang sudah pulang. Hanya ada dirinya seorang diri di ruang rawat.

"Aish... Kenapa mereka tidak membangunkanku!?" Oceh Aeri kesal.

Tuan Min sedang pergi mengurus administrasi rumah sakit anaknya namun ia tak kunjung kembali, Aeri kebingungan karena di tinggal sendirian, ia ingin pulang tapi juga merasa kasihan karena tidak ada yang menunggu MinJu.

Hingga siang menjelang, MinJu akhirnya membuka matanya.

"Ugh..." MinJu terkejut saat ia mendapati dirinya tengah berada di rumah sakit.

"MinJu!! Akhirnya kau bangun! Bagaimana kondisimu?" Tanya Aeri yang langsung menggenggam erat tangan MinJu.

"Kenapa kau bisa ada di sini!?" MinJu kembali terkejut melihat keberadaan Aeri.

Aeri pun menceritakan semuanya, membuat sikap MinJu melunak sedikit karena ia berhutang budi pada Aeri.

"Gomawo..." Ucap MinJu singkat pada Aeri yang sedari tadi tersenyum senang melihatnya sudah tersadar.

"Itulah gunanya teman! Kita saling membantu!" Balas Aeri sambil memeluk MinJu.

"Teman, huh... Lagi-lagi itu... Tck... Sama saja seperti YoonGi... Sampai kapan mereka akan seperti ini? Apabila Aeri tahu kondisiku yang sebenarnya, apa dia masih mau berteman denganku? YoonGi memaksakan diri untuk berteman denganku, lalu berakhir seperti ini... Akan berbahaya jika Aeri sampai terlibat juga..." MinJu mulai sibuk dengan pikirannya sendiri, ia melamun sejenak sambil melihat Aeri yang tengah mengambilkannya makanan dan minuman.

Lalu matanya menoleh ke sampingnya, sebuah tirai berwarna aquamarine menutupi area bangsalnya, hingga ia tidak bisa melihat pasien yang terbaring di sebelahnya. Pikirannya pun kembali melayang pada Min YoonGi.

Perlahan MinJu turun dari tempat tidurnya dan membuka tirai yang menjadi perbatasan. Betapa terkejutnya ia melihat YoonGi terbaring dengan luka dan cedera yang cukup serius.

"Kemarin dokter bilang bahunya cedera parah, dia akan di operasi sore ini dan... dia mengalami koma karena luka pukulan di kepalanya." Jelas Aeri yang mendampingi MinJu untuk melihat kondisi YoonGi.

"Apa!? Koma!?" MinJu merasa tercekik ketika ia mendengar YoonGi mengalami koma. Ia mulai menyalahkan dirinya lagi atas keadaan yang menimpa YoonGi.

MinJu menghela nafas panjang, ia kembali ke tempat tidurnya untuk makan dan minum. Lalu, setelah Aeri pulang untuk beristirahat, mata MinJu terus memperhatikan YoonGi hingga ia kembali menghampiri pria yang selalu usil padanya itu.

"Dasar bodoh... Kan sudah ku bilang untuk tidak mencampuri kehidupanku. Lihat apa yang terjadi padamu..." Oceh MinJu pada YoonGi yang terbaring koma. Raut wajahnya datar dan terlihat kesal.

Setelah itu, MinJu duduk di samping YoonGi, ia terus mengoceh, mengeluarkan semua kekesalannya pada YoonGi dan tak lama kemudian MinJu mulai menangis sambil memegangi tangan YoonGi.

"Mianhae... Gara-gara aku, kau jadi begini...." Dengan isak tangisnya, MinJu terus meminta maaf. MinJu terus merasa bersalah.

Di luar ruang rawat, Tuan Min mendengar semua ocehan MinJu serta isak tangisnya untuk putranya tersebut. Ia tersenyum kecil lalu masuk ke dalam ruangan.

"Jangan menyalahkan dirimu seperti itu. Ini bukan salahmu.." Celetuk Tuan Min yang baru saja kembali ke ruang rawat.

MinJu langsung tersentak, ia menghapus air matanya dan gelagapan ketika bertemu dengan orangtuanya YoonGi.

"A-Annyeonghasseo..." Sapa MinJu sambil membungkukkan badannya.

"Aku sudah tahu apa yang terjadi padamu dan kakakmu... Jangan khawatir, aku akan bantu kalian. Kakakmu sekarang ada di rumahku untuk sementara waktu sampai masalah ini selesai." Jelas Tuan Min membuat MinJu merasa bercampur aduk.

"Ahjussi... Sebaiknya jangan mencampuri kehidupan kami lebih dalam. Aku tidak ingin ada yang terluka lagi, apalagi sampai kehilangan nyawa... Hidup kami sudah tidak tertolong.. Kenapa kalian semua berusaha membantu kami..?" Celoteh MinJu yang mulai menitikkan air mata lagi.

Tuan Min hanya tersenyum hangat sejenak, ia menepuk lembut kepala MinJu. "Kalian, masih bisa di tolong. Kalian, layak untuk di tolong, di lindungi dan di cintai. Kalian hanyalah korban dari orangtua yang tidak bertanggung jawab dan berkelakuan iblis."

Keramahtamahan Tuan Min menghujam perasaan MinJu sampai ke dalam lubuk hatinya. MinJu merasakan kehangatan kasih seorang Ayah yang sudah lama sekali tidak ia rasakan di dalam hatinya, air matanya mengalir deras mendengar ucapan Tuan Min.

"Tenang yah... Kamu aman di sini. Om akan berusaha melanjutkan perjuangan YoonGi untuk melindungimu. Jangan khawatir... Koneksiku sudah sampai level Presiden. Aku akan membereskan semuanya dan membebaskan kalian." Tuan Min kembali mencoba menenangkan juga meyakinkan MinJu.

"K-Kamsahamnida... Aku berhutang budi banyak pada kalian... Bagaimana bisa aku membayar semua ini?" Ucap MinJu sambil menyeka air matanya.

"Hiduplah bahagia... Bersosialisasi, jangan jauhi semua orang. Bertemanlah dengan mereka yang ingin berteman denganmu dengan tulus. Jangan jauhi anakku dan... Aku tidak keberatan dengan masa lalumu jika kamu akan menjadi menantuku di kemudian hari... Sanggup kan untuk melunasinya dengan cara begini?" Balas Tuan Min membuat MinJu langsung mematung juga sedikit gelagapan.

"Apa!? Menantu!? Yang benar saja!! Tidak mungkin!! Jangan bercanda..." Teriak MinJu di dalam hatinya.

MinJu menarik nafas dalam dan menggaruk kepalanya. "Uh, akan ku coba....".

"Jangan akan, harus!! Oh ya, aku titip YoonGi ya, malam ini dan beberapa hari kedepan, aku akan sibuk mengurus sesuatu." Celoteh Tuan Min yang kemudian segera beranjak pergi meninggalkan rumah sakit bersama asisten pribadinya.

Di dalam ruang rawat, MinJu kembali berbaring di atas tempat tidurnya. Ia menarik nafas dalam kemudian melamun memikirkan kehidupannya.

Tidaklah mudah bagi MinJu untuk mencoba bersosialisasi dengan orang lain. Ia memiliki trauma juga krisis kepercayaan pada orang asing. Meskipun ia sendiri terkadang berusaha untuk membaur dan mengikuti arus kehidupan.

Ketika ia sendirian, ia selalu merasa tak pantas untuk memiliki teman apalagi kekasih. Ia menganggap hidupnya telah hancur berantakan dan ia tidak ingin melibatkan orang lain ke dalam hidupnya. Ia tidak ingin ada yang terluka karena berusaha untuk melindunginya.

My Dandelion - Reader x Min YoonGi Fanfiction [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang