*Salsa yang bebal

5.3K 469 141
                                    

"Asik banget, lagi liat apa di sosmed?" Tegur Lian pada Salsa yang masih fokus dengan ponselnya.

"Oh ini liat fyp tiktok, banyak baju bayi lucu-lucu."

Lian bergabung di ranjang, duduk menghadap Salsa yang sedang bersandar di headboard. Laki-laki itu membungkukkan badannya, wajahnya tepat berada di depan perut istrinya. Menyibakkan kaos Salsa lalu mengusap lembut perut itu, Lian bicara, "Jagain ibu ya."

Saat setelah itu, Lian berdiri, segera memakai jas dan dasinya lalu keluar dari kamar tanpa mengatakan apa-apa lagi.

Hari ini Lian akan sangat sibuk karena harus menghadiri dua sidang di tempat berbeda. Satu di Jakarta dan satunya lagi di Bandung. Tidak dialihkan ke rekan kerjanya karena klien meminta biar Lian saja yang menanganinya.

Namun, sekesal apapun Lian menghadapi Salsa, ia tetap sabar. Lian tetap mengambilkan sarapan dan susu ibu hamil untuk Salsa. Tidak langsung berangkat kerja, ia kembali ke atas dengan membawa nampan berisi sarapan untuk istrinya.

"Mau disuapin?"

"Nggak usah, taro aja di nakas nanti aku makan. Mau mandi dulu biar cepet ke kantornya."

"Nanti pulang jam berapa?" Tanya Lian. Salsa sibuk menyolok charger agar baterai ponselnya penuh. Lalu menuju kamar mandi.

"Malem kayaknya, nanti kamu urus anak-anak ya."

"Tapi aku juga pulang malem, Sa. Ada dua sidang, pengadilan Jakarta sama Bandung."

"Yaudah berarti anak-anak diurus mbak Erna sama mbak Jiah." Ucapnya. Lalu menutup pintu kamar mandi.

Lian menatap nanar. Sudah tiga bulan melihat hal semacam itu tetapi mengapa hatinya masih belum rela. Ia benar-benar kehilangan Salsa-nya. Orangnya saja yang besama, tetapi hatinya tidak tahu untuk siapa.

Lian menuju ke pengadilan dengan mood yang dipaksa untuk baik-baik saja. Tetap fokus pada permasalahan di ruang sidang dan menyingkirkan masalah rumah tangganya.

***

08260781678191

Aku hari ini udah mulai kerja

Udah sembuh?

Udah sayang, hehe.

Terus kapan ketemu? Udah kangen pengin peluk.

Dih inget umur.

Wkwk

Udah sarapan? Minum susu? Vitamin?

Udah semua kok aman, nanti ketemu di butik aku aja ya.

Lian?

Dia ke bandung katanya.

Oke nanti aku ke sana sayang :*

Setelah membaca pesan terakhir dari laki-laki itu, Salsa bergegas menuju butiknya. Menggunakan mobil pemberian Lian.

Hari ini tidak terlalu sibuk karena Nabila akan menemaninya. Salsa sangat memaksa agar bisa bertemu dengan adiknya. Semenjak Nabila memiliki pacar di Surabaya, adik Salsa jadi jarang mengurus butik yang di Jakarta. Padahal cabangnya ada dua. Kalau di Surabaya cuma satu dan masih baru, belum terlalu ramai.

"Nabila udah datang mbak?" Tanya Salsa pada salah satu pegawainya.

"Belum Bu."

"Yaudah aku ke atas, nanti suruh Nabila langsung ke atas aja ya." Karyawannya mengangguk paham.

Biar Salsa ingatkan kalau butiknya ada tiga lantai. Lantai pertama tempat koleksi baju yang ia desain bersama Nabila, lantai kedua digunakan untuk gudang penyimpanan dan lantai tiga adalah ruangan miliknya.

Sedekat Detak dan Detik 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang