Slaps won't Hurt

391 33 31
                                    

Khaotung berdiri gugup di depan sebuah pintu. Tangannya memegang plastik yang berisikan kue dan matanya bergerak gelisah.

Ia menunggu sekitar dua menit hingga seseorang membuka pintu. Seorang pria putih bertubuh jauh lebih besar darinya itu memandang bingung sementara Khaotung menampilkan sebuah senyuman kecil.

"Maaf, Kak Tay ada?"

"Tayyy!"

Tidak lama, Tay muncul. Ia tersenyum dan mempersilahkan Khaotung masuk.

"Masuk Khao, First mana?"

"Dia sedang ada urusan, makanya aku yang antar."

"Oh New, kenalkan ini Khaotung pacar First. Khaotung, kenalkan ini New, pacarku." Tay memeluk pinggang New, tersenyum lebar sekali.

"Halo kak New, aku Khaotung."

"Pacar First? Akhirnya.. Sudah berapa lama pacaran?" Tanya New ramah, ia mengambil plastik dari tangan Khaotung dan menyerahkan ke Tay. Ia mempersilahkan Khaotung untuk duduk di ruang tengah.

"Belum lama ini, Kak."

"Akhirnya First punya pacar juga. Tau tidak, dulu aku dan Tay sampai frustasi menjodohkan dia kesana kemari karena dia terlalu sibuk dengan hidupnya sampai kadang suka lupa mengurus diri."

"Benar kan apa yang ku bilang kemarin?" Tanya Tay, mengambil tempat di samping New. "First itu sangat pemilih kalau soal pasangan."

"Dia benar-benar tidak pernah pacaran dari dulu?"

"Sempat dua kali tapi tidak bertahan lama. Satunya senior satunya kuliah di universitas lain. Pacarannya cuma beberapa bulan karena First kan sibuk cari uang dan kuliah."

"Tapi kau kenal Gawin?" Tanya New.

"Kenal, yang suka sama First secara ugal-ugalan itu kan?"

"Iya, dia dari dulu mengejar First tapi yang ku lihat First hanya menganggap hubungan mereka sebagai teman tidak lebih. Akhir-akhir ini juga postingan dia dan First mulai tidak ada."

"Aku yang minta untuk di hapus," Khaotung tersenyum kecil.

"Pacaran sama First enak kan?" Tanya Tay. "Meski dia cerewet, tapi anak itu benar-benar baik dan penyayang. Aku suka melihat hubungan kalian. Setiap dia memposting story yang ada wajahmu, itu terlihat menggemaskan."

"Sejauh ini memang hubungan kami baik-baik saja. First tidak suka keributan di hubungan dan memilih mengalah kalau misalnya kami mulai panas. Hanya saja aku kurang suka omelannya yang berlebihan kalau sesuatu tidak berjalan sesuai kemauannya. Tapi itu masih di bicarakan."

"Syukurlah. Percaya padaku, dia kalau sudah jatuh cinta tidak ada ruang lain untuk yang lain. Kau tidak perlu khawatir."

"Syukur kalau begitu kak Tay, aku jadi tidak harus overthinking."

"Huiii, apanya yang harus di overthinking kan? Kau tau, First dan Tay itu sama, kalau sudah komitmen, tidak ada tempat secuil apapun untuk orang lain. Kita ini manusia-manusia beruntung, Khao." New tersenyum.

Khaotung tersenyum lega, ia mengangguk, berharap jika apa yang di ucapkan New menjadi do'a baik untuk mereka.



.


.





LATIBULE (FIRTSKHAO KHAOFIRST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang