Chapter 4 : Pesta Topeng

1.2K 114 3
                                    

...

Hari sudah berlalu, sekarang acara pesta topeng sudah tiba. Tepat di malam hari, sebuah kereta berkuda berjalan dengan cepat di pedesaan menuju kerajaan Bogdavoc.

Di dalamnya terdapat 3 orang dan 1 pengawal yang mengendalikan kuda itu berjalan. 3 orang tersebut adalah Lennan, Alice, dan Herny. Alice memandang pemandangan dari jendela kereta berkuda itu dengan wajah berbinar karena indahnya malam hari di pedesaan, dan di sampingnya terdapat Herny yang sedang asik membaca buku tentang sejarah. Mereka tampak asik dengan pemikiran mereka sendiri.

Lalu, dimana Lennan? Ah, Lennan ada berada di depan Alice dan Herny, mereka duduk berhadapan. Tampaknya Lennan sedari tadi hanya diam dan memandangi kedua orang itu. Dan lagi, pakaian yang ia kenakan ini sangatlah tidak nyaman! Banyak sekali aksesoris yang hinggap di bajunya. Itu sangat berat, Lennan bahkan bisa saja terhuyung kalau tidak menahan tubuhnya sendiri.

“Kita kesana sampai kapan?, aku lelah.” keluh Lennan lalu ia menyandar pada kursi duduk itu dan menatap langit malam.

“Bersabarlah, Lennan. Sebentar lagi kita akan sampai ke kerajaan Bogdavoc.” jawab Herny tanpa melepas pandangannya pada buku yang ia baca itu.

Lennan hanya menghela nafas pelan sambil memandangi langit malam itu, suasana di desa itu sedikit sepi nan sunyi. Mungkin semua penduduknya sudah pada tidur menjelajahi mimpi mereka.

Lennan mulai berpikir lagi dalam lamunannya. Kalau di pikir pikir, alur cerita novel ini cukup membuatnya pusing, karena ada beberapa teori teori misterius yang belum terungkap walau sudah sampai ending. Dan Lennan juga masih penasaran tentang sesosok jubah hitam yang muncul saat ia sedang membeli mie instan di dunia asalnya, apa mungkin sesosok hitam itu hanyalah orang biasa? Tapi itu mustahil! Lennan yakin bahwa dia adalah—

“Tuan muda Herny, tuan muda Lennan dan tuan putri Alice, kita sudah sampai di kerajaan Bogdavoc.”

Lennan membuyarkan lamunannya saat pengawal yang membawa mereka ke kerajaan Bogdavoc mengatakan bahwa mereka telah sampai. Alice dengan penuh semangat pun turun diikuti oleh Herny di belakangnya.

Lennan pun ikut turun, di bantu oleh pengawalnya supaya dengan mudah turun dari kereta kuda itu. Sedangkan Alice memandang kerajaan itu penuh kagum karena keindahannya.

“Wahh indah sekali kerajaan ini.”

Herny pun berjalan duluan mendahului temannya. “Jangan banyak basa basi, ayo kita harus segera masuk.”

Alice mengangguk, ia menoleh ke arah Lennan yang berada di belakangnya.

“Ayo Lennan.”

Lennan mengangguk dan mengikuti kedua orang itu. Halaman depan kerajaan Bogdavoc sangatlah indah, terdapat sebuah air mancur yang bersinar terkena cahaya bulan dan bunga bunga bermekaran di sekitar jalan menuju kerajaan.

Lennan menatap sekeliling kerajaan dengan penasaran. Namun, tanpa sengaja ekor matanya menatap sesosok jubah hitam yang pernah ia lihat berada di balkon kerajaan itu, tapi sesosok itu juga menghilang dalam sekejap saat Lennan baru saja menatapnya. Lennan yakin, ia pasti—

“Woahhh mereka sudah datang! ... Saya sudah menunggu kalian datang kesiiinii.”

Seluruh orang orang yang berada di dalam pesta itu berteriak senang melihat Lennan, Alice dan Herny. Mereka mengerumuninya dan malah ada yang ingin mengajaknya berdansa. Lennan dengan cepat menghindar dari kerumunan itu, sehingga ia berpisah dengan Alice dan Herny yang sekarang sudah di ajak oleh para orang orang itu berdansa dan bercanda ria.

Lennan berdiam diri di samping meja yang berisi hidangan makanan itu seperti anak hilang, sehingga Lennan pun mulai bosan dan berjalan keluar menuju taman milik kerajaan Bogdavoc.

Langkah kaki Lennan sudah menginjak area taman kerajaan Bogdavoc, taman ini sangat menakjubkan. Lennan sedikit merasa kagum melihat keindahan taman itu. Ia mulai berjalan menuju ke air mancur yang ada di tengah taman itu, namun ada sebuah objek yang sangat menarik perhatiannya. Yah! Itu kelinci!

“Wahh kelinci!!” seru Lennan dengan mata berbinar yang membuat kelinci itu terkejut.

Akhirnya kelinci kecil itu berlari keluar dari taman dan menuju ke sebuah hutan dekat taman kerajaan Bogdavoc. Lennan yang pada dasarnya sangat menyukai kelinci pun mengikuti kelinci itu sampai ia masuk ke dalam hutan belantara.

.
.
.

Sementara disisi lain, Alice dan Herny beristirahat di kursi yang sudah disediakan disana. Mereka saling berbincang satu sama lain sambil meminum jamuan disana. Hingga akhirnya mereka pun ingat bahwa Lennan sedaritadi menghilang dari pandangan mereka.

“Eh ngomong-ngomong dimana Lennan? Daritadi aku tidak melihat batang hidungnya.” tanya Alice dengan wajah khawatir.

Herny menjawabnya dengan tenang. “Mungkin saja ia masih bersenang senang di kerumunan sana. Sudahlah, biarkan saja dia bersenang-senang.”

Alice hanya diam, ia pun mencoba mengabaikannya. Mungkin Herny benar, biarkan Lennan bergaul dengan orang-orang yang ada disana.

.

.

: Transmigration to Novel :
.


.

Lennan masih mengejar kelinci kecil itu sehingga ia sampai di sebuah danau. Lennan menoleh kanan kiri untuk mencari kelinci kecil itu pergi, namun kelinci itu sudah hilang dari pandangannya. Ia pun mulai menyadari bahwa ia sudah berada jauh dari kerajaan Bogdavoc, panik pun melanda pikirannya.

“FAK INI DIMANA LAGI, TERSESAT KAH?!.” jerit Lennan sambil melihat sekelilingnya yang hanya ditumbuhi pohon pohon menjulang tinggi dan gelap.

Akhirnya ia pun mulai pasrah dan duduk di tepi danau, menatap bayangan bulan dari danau yang memancarkan cahaya. Ia melamun sambil menunggu keajaiban tiba.

Di tengah lamunannya, ia mendengar suara langkah kaki kecil dari balik semak semak di belakangnya.

“Hm?.. suara apa tu? Apa mungkin orang ye? Gue akan minta bantuan untuk keluar dari hutan kalau itu orang.” ucap Lennan dalam hati sambil terus menatap suara suara kecil dari semak itu.

Lennan berdiri dari duduknya dan berjalan menuju semak semak itu, saat tangannya ingin membuka semak semak itu, ada sebuah tangan juga yang membuka semak semak itu duluan. Akhirnya sepasang mata pun saling menatap dengan terkejut.

Lennan sampai terjengkang ke belakang karena terkejut.

“ASU KAGET COK.”

Sedangkan seorang anak kecil sepertinya yang bersurai hitam legam serta bola matanya berwarna merah pekat menatapnya dengan terkejut juga, namun sorot matanya menatap dingin kearah Lennan.

“Siapa kau?.”





tbc

jangan lupa vote ya temen"🤩

...

Transmigrasi to Novel [BL] END S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang