..."Hah... Akhirnya selesai juga. Gue lapar, makan ah.."
Darren Mahardhika, seorang pemuda tinggi dan tampan yang tinggal sendirian di sebuah kostan. Ia merantau ke kota orang untuk melanjutkan pendidikannya. Ia sudah merantau selama 2 tahun dan sekarang ia sudah menjadi mahasiswa semester 4. Selain itu, walau Darren lelaki sejati, tapi ia sangat menyukai barang barang imut atau hewan imut.
ITU BUKAN BERARTI DIA BANCI YE!, Itu karena ia akan selalu teringat dengan adik perempuannya yang ada dirumah saat melihat barang barang kesukaan adiknya. Ia sangat menyayangi adik satu satunya itu(bukan siscon jg ye.).
Sore hari ini cuacanya sedikit agak mendung, suasana yang sangat tepat untuk memakan mie instan sambil menonton anime. Namun, saat Darren membuka lemari dapur mie instan kesukaannya sudah habis, serta beberapa bahan makanan lainnya juga habis.
"Ah iya, gue belum belanja bulanan anjir. Dahlah, daripada mati kelaparan mending gue belanja mulai sekarang." ucap Darren lalu berjalan mengambil uang secukupnya dan jaket karena cuacanya juga agak dingin.
Ia menaiki motornya menuju ke supermarket selama 20 menit an, jarak antara kostan sama supermarket lumayan jauh. Jadi lebih praktis kalau memakai motor.
Sampai di supermarket, Darren pun memarkirkan motornya terlebih dahulu lalu masuk dengan membawa keranjang yang sudah disediakan oleh supermarket itu dan mulai berbelanja.
"Ambil yang ini, lalu ini, lalu itu. Udah deh!."
Serasa sudah semuanya, Darren pun berjalan menuju kasir untuk membayar semua belanjaannya. Di tengah proses pembayaran itu, Darren masih merasa janggal dengan barang belanjaannya itu, seperti... Ada yang kurang. Tapi apa?.
"Telor udah, sayuran udah, beras udah, cemilan juga udah, terus yang kurang apa ya?.. dahlah bodo amat!." batin Lennan.
"totalnya 200 ribu ya mas.”
“Ah iya mbak, ini uangnya.”
“Oke, terima kasih telah mengunjungi toko kami, sampai jumpa lain waktu.”
Darren keluar dari supermarket dengan membawa dua kresek yang berisi barang belanjaan di genggamannya. Wajah senang terpampang jelas di wajah itu saat memandangi kresek yang dibawanya, ia senang akhirnya ia bisa membuat masakan spesialnya sendiri.
Saat Darren sedang menaruh belanjaannya di motor, tanpa sengaja pandangannya tertuju pada sebuah buku di tong sampah dekat jalanan raya.
Serasa penasaran, Darren pun menghampiri dan mengambil buku itu. Membersihkannya dari debu dan kotoran sehingga buku itu terlihat lebih jelas sekarang. Di lihat dari sampulnya, ini seperti buku yang berjenis novel dan bertemakan kerajaan.
“Wihh kayaknya nih buku menarik, gue bawa pulang ah sekalian ku baca.”
Dengan hati senang, pemuda itu pun membawanya pulang ke rumah. Ia sangat tidak sabar untuk membaca buku novel itu.
.
.
: Transmigrasi to Novel :
.
.“Bjirlah sedih amat nih alurnya, untuk happy ending.”
Darren menghapus air matanya yang sedaritadi menetes karena membaca buku novel itu.
Tokoh utama perempuan itu sangatlah kuat mentalnya menghadapi masalah yang terus berdatangan, namun kadang ia dibuat jengkel dengan tingkah bodoh si tokoh utama perempuan, karena kayak? Kok gampang banget di bohongin, tapi untunglah ini berakhir happy ending.
Tapi ia sedikit kagum dengan tokoh antagonis yang ada di novel ini, ia sangat cerdas dan licik, sehingga dapat memanipulasi semua orang. Tapi ya yang namanya antagonis biasanya pasti akan menderita di akhir, si antagonis ini mati saat ada kejadian pembantaian di kerajaannya pas akan menuju ending.
Suara perut yang minta makan itu terdengar sangat jelas, sepertinya saking seriusnya membaca buku novel itu, Darren menjadi lupa kalau dia ingin makan sesuatu. Akhirnya pemuda bersurai hitam itu pun beranjak dari rebahannya dan menaruh buku novel di meja belajarnya, lalu berjalan menuju dapur sambil membawa barang belanjaannya tadi.
Sampai di dapur, ia pun mengeluarkan semua barang belanjaannya dan mulai memasak bumbu-bumbu nya terlebih dahulu.
Saat ia ingin memasukkan mie instan, tapi yang ia cari tidak ada di meja. Ia teringat bahwa ternyata yang kurang itu adalah MIE INSTANNYA!. Mau buat masakan mie instan tapi mie instannya tidak ada, kek mana konsepnya ini.
“FAK KATA GUE TEH, KOK BISA KELUPAAN BELI MIE NYA..” jerit Darren penuh kekesalan. Bisa bisanya ia melupakan bahan utama dari masakannya ini.
Darren yang sudah malas untuk beli di supermarket pun terpaksa beli di warung yang lumayan deket dari kostan. Kenapa daritadi ia tak membeli bahan bahan makanan di warung itu aja, kenapa harus di supermarket yang malah jauh dari kostan? Alasannya simpel, Darren gabut dan pengen jalan jalan aja.
Sampailah dia di warung, ia pun memanggil pemilik warung itu untuk beli.
“Bukk beli mie instan duaa.”
“Sebentar den.”
Sembari menunggu pemilik warung itu mengambil mie instan, pemuda bersurai hitam itu menatap sekitar. Jalanan disini cukup sepi, mungkin karena efek akan hujan. Jadi semua orang akan berdiam diri di rumah sambil menikmati suasana sunyi ini.
Hingga pandangannya tak sengaja melihat sesosok jubah hitam yang berada di tiang listrik itu sedang melambaikan tangan ke arahnya, lalu menghilang dalam satu kedipan matanya. Darren mengernyitkan keningnya, siapa itu?.
“Ini mie instannya den, harganya 5 ribu.”
Darren pun mengalihkan pandangannya kepada pemilik warung itu dan langsung tersenyum tipis.
“Iya bu, ini uangnya. Kalau begitu saya pamit dulu ya.”
“Ouh nggeh den, hati hati lho ya!.”
Darren mengangguk dan melambaikan tangannya kepada pemilik warung itu, ia pun melanjutkan jalannya lagi menuju kostannya.
Dalam perjalanan, ia melihat seorang anak kecil berlarian menuju gang sendirian dengan wajah gembira yang terpasang di wajah kecilnya itu. Darren membiarkannya, namun seketika ia melotot saat melihat sesosok jubah hitam yang ia temui tadi berjalan mengikuti anak kecil itu. Gawat, anak itu dalam bahaya!.
Darren segera berlari mengejar anak kecil itu untuk menyelamatkannya, ia mulai berpikiran tentang kekejaman. Sampai ia keluar dari gang, ia melihat anak kecil itu masih berlarian senang dengan keadaan baik baik saja.
Darren menghela nafas lega.
Darren ingin menyapanya, namun dari arah kanan terdapat truck yang membawa bebatuan melaju kencang. Darren seketika panik dan mulai mengejar anak kecil itu lagi yang saat ini sedang berada di ditengah jalan raya.
“PERGI.”
Anak kecil itu terkejut kala ia terdorong dengan cepat tanpa ia perkirakan, sedangkan Darren yang mendorong anak kecil itu terpental karena tertabrak truck bermuatan bebatuan itu. Darah mulai mengalir kemana mana dari ujung kepala hingga ujung kaki. Kondisi yang sangat mengenaskan. Darren dengan sedikit kesadarannya mulai tersenyum kecil, ia masih tetap bisa melindungi seseorang walau nyawa yang jadi taruhannya.
Mobil ambulance dan beberapa orang mulai berdatangan membantu mengevakuasi para korban kecelakaan, Darren menatap lurus dengan tegang dan akhirnya ia kehilangan nyawanya saat perjalanan menuju rumah sakit.
— tbc
Anjay langsung mati ga tuh, padahal baru chap 1 wkwk😭. Kasian sekali nasib mc kita.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi to Novel [BL] END S1
FantasíaTRANSMIGRASI TO NOVEL✓ Apa kalian pernah mendengar tentang transmigrasi ke dunia lain? Jika di pikir secara logika, pasti itu tidak akan pernah terjadi atau bahkan tidak ada sama sekali. Namun, fenomena itu dapat terjadi dengan secara misterius. Ten...