Chapter 10 : Sebuah Petunjuk?

735 54 4
                                    


...

Satu persatu, Lennan menyusun kertas itu dengan rapi. Tulisan yang tak jelas itu sudah mulai terlihat saat digabungkan kembali. Sebuah gambar juga ada di sana.

Setelah selesai menyelesaikannya, Lennan kembali mengamati kertas yang sudah ia gabungkan. Seketika manik permata ungunya membulat sempurna, ini kan...?

>>>>>>>>>>>><><><><<<<>>>>>>><>>><

"11-5-18-1-10-1-1-14  25-1-14-7  11-8-7-1-14-1-20...? Kode aneh, ini apaan bjir?"

Lennan sangat bingung melihat kertas yang sudah ia gabung, gambar yang ada di kertas itu seperti sebuah kerajaan megah yang dikelilingi beberapa permata Agnesia Crystal yang tak pernah ia lihat, dan sebuah gambar seseorang berwarna hitam, yang tak ia kenali berada di atas gambar kerajaan. Lennan memicingkan matanya untuk melihat tulisan kecil yang ada di dekat salah satu gambar permata permata itu.

"Menghilang peradaban terkuat 10 tahun kemudian... Apa maksudnya ini?"

Lalu ia melirik tulisan kecil yang lainnya, sungguh kata kata ini sangat membingungkan.

"Hilang lalu ketemu, atau hilang lalu menghilang selamanya. INI APA LAGI COBA?"

Disaat Lennan di landa frustasi, tak sengaja ia mendengar suara suara berisik dari luar pintu kamarnya. Lennan langsung menoleh kearah pintu kamarnya sambil terdiam.

"Siapa sih malam malam buat keributan di luar pintu orang, ga sopan banget jadi manusia." sindir Lennan kepada 'orang' yang berada di depan pintu kamarnya.

Tapi karena ia sudah malas dan lelah, jadi Lennan tak mengecek siapa yang ada di luar pintu kamarnya dan beralih lagi ke kertas itu. Ia kembali mengacak acak rambutnya saat kembali membaca tulisan nya lagi.

"Lama lama frustasi gue bacanya!!" teriak Lennan. "Tapi kayaknya penting semua... Dahlah gue catet aja, siapa tau tiba tiba ngerti."

Lennan pun segera mengambil kertas catatan kecilnya yang diberikan oleh ayahnya, lalu mulai menulis apa saja yang ada di kertas itu.

Hingga tak sadar, matanya tiba tiba memberat, dan menguap. Sepertinya ia merasa sudah mengantuk berat, melirik kearah jam dinding yang ada disamping lemarinya, ternyata sudah pukul 9 malam.

"Udah malem ternyata, mandi dulu ga sih? Bau asem semua tubuh gue."

Lennan berdiri dari kasurnya, lalu ia selipkan kertas catatan itu ke buku pelajarannya yang berada di atas laci. Setelahnya ia pun berjalan menuju kamar mandi dengan handuk di pundaknya.

.
.
.

"Segerrrr~" Lennan menghirup tangannya yang di sabun oleh sabun wangi. Handuk kecil itu melingkar di lehernya dan ia sudah berpakaian baju tidur.

Saat ini ia sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil di depan kaca, sembari mengoceh dan bersikap seakan akan model di depan kaca itu.

"Cakep banget dah nih orang, kok bisa gaada yang suka sama dia ya?" oceh Lennan sambil mengedipkan matanya genit lalu tertawa pelan.

Lalu ia kembali ke kasurnya, dan berhenti.

"Bentar, ada yang hilang..." Lennan memerhatikan kasurnya yang tiba tiba kosong dan bersih, padahal tadi ada sesuatu di atas kasur itu.

Lennan membulatkan matanya.

"BENER! BUKU DAN KERTAS ITU!"

Ternyata yang hilang itu adalah buku dan kertas kertas yang ia bawa dan kumpulkan. Pantas saja Lennan merasa seperti ada yang hilang. Tapi, kenapa bisa menghilang tiba tiba?

Transmigrasi to Novel [BL] END S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang