...
Hingga terlihat ada seseorang yang sedang terduduk lemas sambil bersandar di tembok, tubuhnya penuh debu dan darah yang mengalir. Ia mengerang kesakitan dengan wajah mengkerut.
Mata Lennan melotot dan segera berlari kearah orang itu, diikuti oleh Victor yang juga ikut berlari kearah belakangnya.
"ALBERT!!!"
>>>>>>>>>>><><<>><><><><><<<<<<<<<
Lennan segera menggunakan sihirnya untuk memberhentikan pendarahannya, lalu ia menyuruh Victor untuk mencari obat melalui sihir teleportasi yang dimiliki pria jangkung itu. Victor mengangguk dan segera mencari obat tersebut.
Albert mendongak pelan menatap orang yang sedang mengobatinya, ia sedikit meringis kesakitan saat luka yang berada ditangannya sedikit ditekan oleh Lennan.
"Le-lennan?"
"Diam lah."
Victor pun muncul sambil membawa beberapa perban serta obat, Lennan segera mengambil barang barang itu dan mengobati luka Albert. Albert hanya bisa diam sambil menatap bagaimana tangan itu mengobatinya, penuh dengan hati hati dan teliti.
Manik kecoklatan nya melirik pada ekspresi wajah khawatir orang yang berada di depannya, mulutnya ingin berbicara namun bungkam oleh heningnya suasana.
"Bagaimana kau bisa terluka seperti ini?"
Albert menunduk saat matanya bertemu dengan manik permata ungu yang memandangnya secara tiba tiba. Lennan memegang kedua tangan Albert, berusaha membuatnya nyaman untuk menjawab pertanyaannya.
Victor yang melihatnya hanya bisa mendengus diam, namun dia juga penasaran dengan luka yang didapat oleh Albert. Ia singkirkan perasaan kesalnya terlebih dahulu.
"Kita ... terkena jebakan." cicit Albert tanpa mengalihkan pandangannya kearah lain.
Lennan dan Victor saling memandang dengan bingung, lalu beralih menatap Albert yang masih terdiam sunyi.
"Jebakan?"
"Ya, satu jam yang lalu saat aku mengejar Ray."
>>
"Hei kau berhenti!" teriak Albert pada sosok yang ia kejar.
Aksi kejar kejaran bak drama film pun berlangsung lama, Albert masih terus mengejar sosok Ray yang sedang berlari. Sudah dihitung 20 menit Albert mengejarnya namun Ray masih belum ia tangkap juga.
"Sial, larinya sangat cepat."
tak dipungkiri bahwa bocah berambut merah pekat itu memiliki kaki yang lincah dan kuat sehingga dapat berlari dengan cepat, hingga Albert pun sedikit kewalahan.
Namun arah larinya bocah berambut merah pekat itu menuju ke sebuah gudang terbengkalai di belakang gedung, Ray tampak gesit menghilang tanpa jejak saat masuk kedalam gudang tersebut.
Albert pun mendekatinya, ia membuka pintu gedung itu dengan tendangannya. Alisnya mengkerut serta manik coklatnya melihat kesana kemari mencari targetnya yang menghilang.
Hingga ia menemukan sosok Ray yang sedang mengendap di balik barang barang kuno, segera Albert mengejarnya lagi dan ia akhirnya berhasil menangkap bajunya dan menariknya kebelakang.
"Tertangkap kau sia-?!"
Baju serta celananya seketika merosot kebawah, seakan bahwa sosok yang sedang memakai baju itu menyusut dan menghilang. Albert membulatkan matanya saat hanya baju saja yang ia pegang tanpa ada pemiliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi to Novel [BL] END S1
FantasiTRANSMIGRASI TO NOVEL✓ Apa kalian pernah mendengar tentang transmigrasi ke dunia lain? Jika di pikir secara logika, pasti itu tidak akan pernah terjadi atau bahkan tidak ada sama sekali. Namun, fenomena itu dapat terjadi dengan secara misterius. Ten...