Chapter 5 : Bertemu

1.2K 111 3
                                    


...

“Siapa kau?, Kenapa kau bisa berada disini. Wilayah ini tidak aman karena banyak sekali para alpha bajingan yang berkeliaran.”

Ucap anak kecil itu dengan wajah dingin dan sombongnya menatap Lennan yang masih tersungkur ditanah. Tanpa ingin membantu Lennan untuk berdiri.

Alpha?” batin Lennan dengan rasa penasaran, namun saat menatap wajah sombong anak kecil dihadapannya ini membuatnya kesal dan langsung berdiri dari jatuhnya.

“Kau juga kenapa bisa ada disini?!, Bukankah kau sama saja denganku?” tanya Lennan dengan wajah kesalnya, ia tak terima dipandang sombong begitu.

Anak itu hanya tertawa pelan, ia berjalan melewati Lennan yang berdiri di sampingnya penuh kesombongan.

“Kau berbeda denganku, tidak ada yang sama dan tidak akan pernah ada yang sama denganku.” ujarnya lalu ia mulai duduk di tepi danau itu.

Seperempat garis merah muncul di dahi Lennan pertanda bahwa ia jengkel kepada anak sombong itu. Walau pun mereka sepertinya seumuran, tapi tingkah laku anak itu melebihi anak kecil pada umumnya.

Anak itu menoleh kebelakang. “Kau tak mau duduk? Apa kau tidak kelelahan berdiri disana terus?”

Lennan yang aslinya masih lelah mengejar kelinci tadi pun mulai duduk di sebelah anak itu. Lalu merebahkan dirinya ke rumput rumput kecil itu. Sedangkan anak yang berada disampingnya terdiam menatap danau dihadapan mereka.

Lennan menatap intens kearah anak itu, keprawakannya sungguh tidak asing baginya. Rambut berwarna hitam legam, manik matanya yang berwarna merah pekat, serta wajah yang begitu tampan walau dia masih berusia anak kecil. Lennan tampak familiar dengan anak ini.

Ia pun bangkit dari tidurnya. “Hei, siapa namamu?” tanya Lennan sambil membersihkan badannya. “Kalau namaku Lennan.”

Anak itu menoleh, lalu ia tertawa pelan dan menjawabnya dengan kesombongan lagi.

“Heh ... kau sangat ingin mengetahui namaku ya? Apa karena aku sangat tampan sampai kau penasaran dengan namaku?”

“...”

Lennan mulai ingin emosi namun ia tahan dengan senyuman manis(sebel) yang terpasang di wajahnya.

NAJIS GILA ANJING, PEDE AMAT IDUP LO.” batin Lennan.

Anak itu tertawa lepas setelah berhasil menjahili Lennan.

“HAHAHA wajah yang kau tunjukkan membuatku sangat puas melihatnya. Heem, jadi namaku adalah....”

“Adalah?”

“Rahasia.”

Lennan hanya bisa terdiam menatap penuh kekesalan pada wajah nyebelin anak di sebelahnya itu. Tangannya sudah meremas erat menahan untuk tidak meninju anak itu. Anak itu yang melihatnya malah semakin tertawa puas.

“Jika kau serius tidak mau memberitahukan namamu, seharusnya kau bilang saja daripada membuatku kesal, bajingan!”

“HAHAHA maaf maaf, wajahmu lucu sekali saat sedang marah.”

Anak itu bangkit dari duduknya lalu memandang danau lagi, angin sepoi sepoi tampak terasa sehingga rambut dan pakaiannya berkibar pelan. Dan sinar rembulan memancar cerah sehingga menambah kesan yang tampan pada diri anak itu.

“Sepertinya aku harus pergi sekarang.” ucap anak itu.

Lennan ikut berdiri dan memandang bingung kepada anak itu.

“Kau akan kemana? Apa itu jauh?”

“Heh.. kenapa kau serasa tidak ingin aku pergi? Apa kau akan merindukan ku?”

Transmigrasi to Novel [BL] END S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang