Chapter 21 : Jadi...? [END SEASON 1]

476 25 3
                                    

...

Siang hari itu memanglah sangat panas, matahari yang bersinar cerah di atas tanpa awan yang menutupinya. Namun, untung saja sekolah disana menyediakan sebuah udara dingin yang dibuat sendiri oleh pihak sekolah. Sehingga membuat seisi sekolah itu terasa dingin walau diluar sangatlah panas.

"Lennan, kau tampak sangat lesu. Raut wajahmu seperti gembel yang meminta makanan."

"Diamlah, Albert. Kau sungguh mengatakan sesuatu yang kasar lagi."

"Baiklah, maafkan aku~~"

Lennan memutar bola matanya malas lalu menempatkan kepalanya diatas meja, entah kenapa ia merasa sangat malas sekarang. Makanan yang berada di meja ia abaikan sehingga membuatnya sedikit dingin.

Kantin saat ini sedikit sepi, hanya ada mereka berdua dan beberapa teman sekelas nya disana. Karena jam segini hanya teruntuk untuk para kelas Tyesiel.

"Membosankan, kenapa kita tidak lulus saja? Dan kenapa kita harus masuk ke kelas yang lebih tinggi dan lebih sulit itu ..." guman Lennan sambil mengomel.

Lennan baru tahu bahwa setelah mereka selesai di kelas Gyesiel-kelas mereka sebelumnya dan sudah menemukan sihir aslinya(Agnesia Crystal), mereka diharuskan menuntut ilmu mereka lebih tinggi lagi, yaitu ke kelas Tyesiel(kelas gabungan antara bangsawan dan rakyat) yang berada di gedung berbeda dengan kelas sebelumnya.

Padahal di buku informasi tentang sekolah Vortex Sanctum, yang ia baca dulu tidak ada informasi tentang kelas itu, apa mungkin ia melewatkan nya saat membaca buku itu?

Ah tidak, Lennan cukup yakin bahwa ia membacanya dengan teliti-walau sedikit mengantuk dulu. Tapi ya sudahlah, kenapa harus dipikirkan.

Albert hanya menatap diam kearahnya, sambil memakan makanannya dengan nikmat.

"Aku tidak tahu, karena yang terpenting sekarang aku harus kenyang."

"Serah."

Lennan semakin tidak mood saat memikirkannya, lagipula ia juga masih penasaran dengan kejadian semalam. Ia masih sangat kesal dengan orang yang menulis di kertas itu kemarin, benar benar bajingan tengil. Melakukan hal yang membahayakan dan ia malah tertawa diatas penderitaan itu!

Seperempat berwarna merah muncul di dahinya, Albert menyadarinya.

"Sungguh orang itu sangat menyebalkan, aku ingin sekali memotongnya dengan sebilah pisau daging lalu aku akan membakar daging dagingnya!" gerutu Lennan sambil memotong daging yang berada di piringnya dengan cepat.

Albert menatapnya ngeri. "Kau bahkan seperti iblis berkedok malaikat, wajah mu yang cantik sama sekali tak tercermin di sifatmu yang brutal."

"Wajahku memang seperti ini, ngomong ngomong dia dimana? Dari pagi ini kita tidak bertemu dengannya." Lennan merasa bahwa mereka kekurangan satu anggota, biasanya jam seperti ini, mereka sudah heboh bak pasar di pagi hari.

Albert mengangkat alisnya. "Siapa? Victor?, Kata teman teman sekelasnya ia sedang ada urusan di kerajaannya-ah apa kau merindukannya, Lennan??" lalu tersenyum jahil pada Lennan.

Pupil permata itu membulat. "Siapa juga yang merindukannya?!"

Seketika Lennan cemberut, ia memakan daging yang sudah ia potong potong. Wajah cantiknya itu bahkan terlihat sangat garang walau aslinya tetap lucu di mata semua orang. Bahkan terlihat ada ekor dan telinga kucing yang tegang di tubuhnya.

"Ini tidak enak, ayo kita pergi."

"Baik-Oyy tunggu aku!!"

.
.
.
: Transmigrasi to Novel :
.
.
.

Transmigrasi to Novel [BL] END S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang