15 | Manis Madu

88 13 30
                                    

SUDAH larut malam saat Ody dan para perawat lainnya mendapat angin segar setelah sehari penuh berkelibat dengan darah di brankar medis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SUDAH larut malam saat Ody dan para perawat lainnya mendapat angin segar setelah sehari penuh berkelibat dengan darah di brankar medis itu.

Malam ini rumah sakit tidak sehening biasanya. Ada suara-suara lain yang timbul, entah itu dari para rakyat yang berada disana atau beberapa orang prajurit yang melindungi rumah sakit.

Bicara tentang prajurit, Ody dibuat teringat dengan satu titipan dari seorang pelayan militer yang datang di pertengahan malam tadi.

"Letnan Cortes memintaku untuk memberikan ini padamu, suster." ucap pria itu sembari menunduk sopan dihadapan Ody.

Membuat Ody mengerutkan dahi namun segera tersenyum saat mendapati simpul khas yang sama dengan surat Cortes kemarin pagi. "Terimakasih" seloroh Ody penuh senyum."Katakan pada letnan untuk jangan sampai mengesampingkan keselamatan dimanapun ia berada, ya?" tambahnya sebelum membungkuk dan melenggang menjauh.

Kurang lebih begitu singkatnya pertemuan Ody dan pelayan kiriman Cortes lantas kemudian mengetahui bahwa sang letnan kembali menuliskan sebuah surat untuknya.

Sempat-sempatnya?

Mendudukkan dirinya pada posisi nyaman, Ody perlahan membuka gulungan surat yang sedari tadi ia biarkan begitu saja.

Selalu saja senyum diwajahnya mengembang ketika matanya menangkap susunan kata pembuka dari surat milik sang letnan. Itu yang termanis!

Satu detik telah berlalu saat Ody tersenyum tersipu kala netranya bergerak meniti. Kemudian saat hampir satu menit membaca, perempuan itu tersedak pelan dengan untaian kata yang dituliskan Cortes pada surat itu.

"Apa kau tau bahwa senyummu itu adalah yang termanis di muka bumi ini? Aku bertanya-tanya bagaimana rasanya, Ody. Aku yakin rasanya seperti madu? Atau selai mawar? Beri tahu aku, sayang. "

Sontak ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Melihat sekeliling takut-takut ada yang mengintipnya tengah membaca surat Cortes bersamanya diam-diam.

"Kenapa letnan menjadi nakal begini..." gerutu Ody pelan. Maksudnya, apa kekasihnya itu tengah berusaha menyelipkan godaan di dalam surat itu?

Wajahnya sudah memerah saja saat Ody memutuskan untuk melanjutkan membaca surat dari kekasihnya itu. Meskipun jauh didalam hatinya ia kini memikirkan secara khusus penggalan kata yang dituangkan Cortes dalam surat itu.

Apa itu artinya Cortes juga mengingkan sebuah ciuman? Ck, kenapa tidak saat bertemu saja? Kenapa harus didalam surat begini?

Setelah ini sekiranya apa hukuman yang layak Cortes terima? Cubitan? Atau pukulan pelan?

Malam ini Ody harus tidur dengan senyum dan panas di pipi yang merambat cepat. Pun ia harus tertidur dengan akal-akalan bagaimana ia harus memarahi kekasihnya itu saat mereka bertemu nantinya.

📜

Seperti yang telah Ody katakan, bahwa sejak kemarin malam kondisi rumah sakit menjadi lebih ramai dari biasanya. Itu juga terjadi di pagi hari. Dimana lalu lalang para perawat jauh lebih banyak dari biasanya. Bahkan para rakyat sipil yang mengungsi, beberapa mulai berkeliling di area rumah sakit.

Love Letter From The Sea to The ShoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang