22 | Dua Kabar Bertolak Belakang

95 9 9
                                    

SEJAK peristiwa adu argumen bersama Cordelia terjadi beberapa hari lalu, Ody memutuskan untuk segera pergi dan meninggalkan rumahnya malam itu juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEJAK peristiwa adu argumen bersama Cordelia terjadi beberapa hari lalu, Ody memutuskan untuk segera pergi dan meninggalkan rumahnya malam itu juga.

Bukan bermaksud untuk durhaka, namun hatinya yang masih basah atas luka kepergian Cortes justru dibuat semakin pedih dengan bayang-bayang ancaman dari Cordelia.

Daripada Ody berakhir menaruh curiga tak mendasar pada kekasihnya yang tengah bertugas, perempuan itu lebih baik mencari kesibukan untuk dirinya sendiri.

Tentu saja dengan cara kembali ke rumah sakit.

Bangunan itu memiliki peran banyak untuk Ody. Sama halnya dengan memori yang Ody miliki di dalam bangunan rumah sakit tersebut. Termasuk semua hal dalam perjalanan asmaranya.

Sudah memasuki minggu kedua bulan september. Keadaan dirumah sakit sampai hari ini bisa dikatakan cukup baik. Meski sudah ada beberapa warga sipil yang diarahkan kesana, namun peperangan belum sampai titik dimana bangunan menjadi rata dan tanah hanya dipenuhi oleh genangan darah.

"Seharusnya bisa lebih lama lagi kan, letnan?" jika tau bahwa keadaan masih cukup terstruktur sampai hari ini, seharusnya Ody masih bisa memeluk kekasihnya itu 'kan?

Memejam mata sembari mengusap tangannya pelan. Ody mengulum bibir masuk nan merutuki diri sendiri.

Astaga itu tadi naif sekali.

Ia benar-benar tidak sedang mencerminkan jiwa seorang perawat yang rela berkorban demi keselamatan orang banyak. Mana boleh memikirkan kesenangan diri sendiri diatas orang lain saat seperti ini?

Ody tersenyum getir, mengusir pikirannya. Saat ini fokusnya tengah tertuju pada berbagai macam jenis bunga yang sengaja di keringkan. Hendak dijadikan sebagai bahan utama dalam membuat teh herbal. Sebagai pereda resah bagi para rakyat sipil yang diliput oleh ketakutan.

Koridor rumah sakit sesekali akan dipenuhi dengan anak-anak yang berlarian bebas. Entah merasa bosan atau sedang mengalihkan rasa takut— yang jelas Ody cukup senang melihat mereka masih dapat tertawa di tengah situasi seperti ini.

Beberapa minggu telah berlalu sejak kepergian Cortes hari itu, dan setiap kali Ody melihat anak-anak berada di sekitarnya, ia hanya dapat memikirkan Cortes seorang.

Seolah dua hal tersebut memiliki kaitan yang terlalu dalam.

"Tentu saja letnan akan pulang dan menikahiku," gumam Ody sendiri. Meyakinkan batinnya yang selalu saja meragu sembari memilah-milah lembar bunga kering yang ia paparkan diatas nampan anyam.

Meski belum mendapat kabar apapun dari sang kekasih, namun Ody begitu yakin bahwa Cortes akan kembali. Nihil rasanya kemungkinan mereka berpisah jika bukan karena kematian. Bagaimana tidak? Cortes adalah cinta pertamanya, dan Ody juga cinta pertama Cortes. Yakin betul Ody bahwa apa yang terjadi diantara mereka selama ini akan menjadi pahatan memori paling indah di benak satu sama lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 27, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Letter From The Sea to The ShoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang