10. 90% Hidrogen

13 0 0
                                    

Happy Reading

-tandai bila ada typo!
>>>

Jupiter bosan meminta maaf pada mereka, yang benar saja dia harus mengemis pada mereka sampai mereka tidak lagi marah padanya. Lagi pula semalam itu dia benar-benar lupa, mau bagai mana lagi dia malah lebih senang jadi kurir makanan.

"Kapan sih kalian ngomong aelah, males gue, kalian mau gue beliin apa dah biar gak ngambek?"

"Gue kan udah jelasin masa sih gak percaya sama gue?"

"Lupa gue asli."

Langit dan Bumi masih tetap diam tak goyah dengan ponselnya masing-masing. Ketiganya duduk di kursi kantin tapi saling diam tak angkat bicara.

"Sayang!"

Cika.

Langit dan Bumi langsung beranjak seketika ketika mendengar suara itu.

"Mau kemana lo?"

"Sayang pulang sekolah bisa anterin aku dulu gak?"

Langit dan Bumi tak mengeluarkan sepatah kata apapun tetapi mereka hendak pergi.

"Enggak." Jawab Jupiter membuat kedua temannya yang tadi ingin melangkah langsung terdiam.

"Loh kenapa?"

"Lo bukan pacar gue lagi, sekang lo pergi dari sini gue gak mau liat muka lo lagi." Ucap Jupiter membuat kedua temannya saling menatap.

Cika tertawa pelan. "Apaan sih? Aku gak mau becanda."

"Gue gak becanda, pergi!"

Gadis itu terdiam sejenak, melihat Jupiter yang terlihat serius membuatnya kecewa. "Jahat banget ya kamu!" Dia melenggang pergi sambil menahan tangisnya.

"Lo?" Langit dan Bumi hampir tidak percaya.

"Iyaaa."

"Kesurupan lo?" Tanya Bumi histeris.

"Gue serius, udah lah, gak penting!"

"Lang, temen kita ini!" Bumi menggoyangkan bahu Langit sampai bergetar.

Jupiter tak memperdulikan itu dia mengambil sebuah mangkuk mie ayamnya yang hampir saja dingin karena Bumi dan Langit yang sendari tadi enggan berbicara. "Makan cepet gue abisin mampus!" Ujarnya.

Ya, kedua laki-laki itu duduk kembali dan ikut menikmati makanan itu. Seperti biasa Jupiter mentraktirnya karena membuat kesalahan dan semalam mengabaikan teman-temannya.

"Gue kira semalam lo main sama Cika Pi." Ucap Langit.

Sang empu menggeleng pelan.

"Jadi beneran main ke rumah Rora?"

"Iya, lagian lo pada gak percayaan amat sih sama gue mentang-mentang gue bukan anak ustadz." Jupiter menatap malas kedua temannya.

"Kita kira lo boong anjr, kan yang waktu lo ketauan satpam lo sama Miranda sedangkan tuh bocah semalam ada di markas."

"Gue ke rumah Rora sendiri."

"Gak di gebukin satpam depan?"

Jupiter membuang nafasnya pelan. "Ck ck kagak lah, orang gue semalam malah di bolehin masuk sama satpam. Ya walaupun gue di kira tukang nganter makanan, lumayan lah gue gak capek manjat pager."

"Anjirr..."

"Keren kan gue? Ketemu Mamahnya lagi, baik ternyata."

"Ketemu nyokapnya?" Tanya Langit menyambung.

Jupiter Aurora | TAMAT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang