Happy Reading...
-tandai bila ada typo.
>>>
Sebuah motor sport keluaran terbaru melaju dengan kecepatan sedang, deru motornya bahkan terdengar merdu. Meski demikian niat awalnya ingin pamer pada sang gadis yang dia tumpangi namun gadis itu sama sekali tidak menanggapinya. Dua remaja itu malah saling diam di perjalanan mereka menuju sekolah.
Ah, Jupiter padahal merencanakan ini, gadis itu akan menjadi gadis pertama yang menaiki motor barunya.
"Ini lo lagi ngambek sama gue gak sih?" Tanya Jupiter mulai tidak tahan dengan suasana mereka.
Aurora menatap punggung Jupiter. Bahkan kini gadis itu memiliki helm sendiri, warnanya senada dengan helm milik Jupiter yang sekarang laki-laki itu gunakan, dan memang helm itu Jupiter yang hadiahkan.
"Lo gak suka helmnya? Berat? Atau apa bilang dong gue kan bingung kalo lo diem doang!"
"Gue lagi males ngomong sama lo!" Ucap Aurora cukup membuat telinga Jupiter tercengang. Benarkah? Dia benar-benar membuat kesalahan pada gadis itu sampai Aurora tidak ingin berbicara dengannya?
"Marah gara-gara kemarin gak gue jemput?" Tanya Jupiter.
"Enggak!"
"Terus apa?"
"Gue bilang gue males ngomong sama lo, mending lo diem dari pada gue makin kesel!" Ucap Aurora. Jupiter menyerah, sungguh dia tidak mengerti lagi kali ini. Lebih baik diam saja memang dari pada gadis itu murka.
Mereka akhirnya telah sampai di sekolah, memasuki gerbang dan berhenti di parkiran.
Biasanya Aurora langsung pergi namun kini gadis itu malah lama terdiam sampai Jupiter bingung karena tidak ada pergerakan dari gadis itu.
"Lo gak turun?" Jupiter sebenarnya tak masalah jika Aurora nyaman duduk di motor barunya, tapi dia tidak bisa membiarkan Aurora akan duduk di sana seharian. "Gue mau turun, cepetan turun!" Ucapnya.
Aurora dengan malas turun dari motor itu dan melepas helmnya.
"Gue gak suka helm lo, berat!" Ucap Aurora.
Gadis itu baru bilang?
Dengan penuh kesadaran Jupiter turun dan segera melepas helm miliknya juga. "Apa? Lo gak suka?" Tanya Jupiter heran.
"Iya gak suka!"
Tak! Jupiter menyimpan benda itu pada tangki bensin motor. Lantas terkekeh pelan sambil mengusap bibirnya kasar. "Cewek..." Ujarnya pelan berharap Aurora tak mendengarnya.
"Makasih btw." dengan nada tidak bersahabat Aurora berucap sambil menatap bosan laki-laki itu. Jika begini dirinya akan selalu bersama Jupiter karena tidak ada alasan apapun lagi. Alin-ibunya sangat menyukai Jupiter si laki-laki brengsek itu.
"Sama-sama sayang ku." Jawab Jupiter kini mulai cengengesan tidak jelas.
"Gak usah lebai deh gue lagi gak mood becanda!" Setelah mengatakan itu Aurora melenggang pergi, di susul oleh jenjang langkah Jupiter dari arah belakang.
"Mamah lo Papah lo udah setuju sama gue, ah, tinggal anaknya aja." Ucap Jupiter berjalan di samping Aurora. Aurora melirik nya sinis, mereka berdua berjalan berdampingan di Koridor. Kelas mereka ada di lantas tiga gedung dua, cukup jauh jika melewati pintu utama.
"Kita bikin romantis, bikin paling romantis..."
Tidak ingin menanggapi Jupiter yang malah seperti orang gila, Aurora terus saja berjalan tampak menghawatirkan laki-laki itu. "Bahagia banget ya gue, pacaran yok!" Ucap Jupiter mampu membuat Aurora berhenti melangkah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jupiter Aurora | TAMAT✔
Novela Juvenil®2024 - 03 Januari part of the planet story Jupiter Roberta, laki-laki dengan sejuta paras yang membuat para gadis di SMA Bima Sakti tergila-gila padanya. Jupiter di kenal sangat brandal dan nakal, salah satu most wanted di SMA Bima Sakti membuat...