Temen

221 45 4
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡













Dugaan Haruto dihari pertama emang gak salah, karena udah hampir seminggu dia sekolah di sini dan mulai dikucilkan.

Siswi dikelasnya suka natap dia heran dan aneh, kalo siswa lebih ke gak peduli sih.

Sebenernya Haruto seneng kalo gak dipeduliin, dia bahkan mendingan gak dianggap ada ajasih dari pada diganggu.

Iya, selain dikucilkan kaum bodo amat kelas ini, dia juga diganggu oleh reman kelas ini.

Haruto capek, tapi tiga anak itu jago akting di depan si ketua kelas sampe gak ketauan tingkah anjingnya.

Jadi setelah hari pertama tuh Haruto diganggu, tapi bukan yang terkesan jadi jongos atau suruhan tiga orang itu.

Melainkan lebih sering dijailin, bahkan setiap gak ada guru rasanya jadi kesempatan buat jailin Haruto kayak sekarang.

Puk

Gulungan kertas itu membentur kepalanya Haruto, tapi dia abaikan.

Puk
Puk

Dua gulungan kertas lain ikutan menimpa mejanya, karena bangku Haruto paling ujung juga, jadinya gak ada yang tau.

Apalagi si ketua kelas yang bangkunya paling depan dan kalo udah ada tugas bakal fokus banget, makanya Haruto mah pasrah.

"Kenapa nipong ini tidak jahat?"

"Kamu bisa penggal mereka"

"Iya, seperti yang kaum mu lakukan dahulu"

Haruto ngedecak, kalo dia bisa juga udah dari kemaren dia penggal tuh tiga orang, cuma gak usah deh.

Kehidupan Haruto masih enak buat dijalani, kasih sayang mama papa nya yang berlimpah dan hal-hal kecil lain yang dia syukuri.

"Kau bukan nipong?"

"Tidak mungkin, lihat mata dan hidung nya"

"Iya, wajah dan tubuh mu sangat nipong tapi kau tidak jahat?"

"Kau tau? Nipong di depan sana, suka marah-marah sambil bawa pisau panjang"

Haruto diem aja, soalnya dia tau kok kalo biasanya hantu anak Belanda takut sama orang yang perawakan nya Jepang.

Mungkin trauma sebelum kematian mereka yang terjadi di masa lampau, walaupun Haruto gak tau menau tapi dia sering ikut disalahkan atas tragedi masa lampau itu.

"Jangan ada yang keluar kelas sebelum bel istirahat bunyi, selesaikan tulisan kalian"

Tapi setelah ngomong gitu dan guru barusan keluar kelas, tiga orang langsung berdiri.

Antara ada dan tiada Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang