Puasa Hari Ketiga Puluh

376 46 19
                                    

Saat ini, di rumah keluarga Danendra. Hanya diisi oleh ketiga anak yang tak lain dan tak bukan adalah Hyunjin bersama abangnya Lino dan Yeji adiknya. Mama Suzy dari habis dzuhur tadi pergi ke pasar membeli baju lebaran mereka, serta bahan makanan untuk membuat makanan dan kue lebaran.

Bersama dengan mama orang tua temannya yang lain. Seperti Bunda Yoona, Mamah Tiffany, dan Mamah Sowon. Yeji awalnya diajak ikut ke pasar, tapi anak itu memiliki sifat yang sama dengan abangnya Lino, yang paling malas akan hal ribet, seperti ke pasar contohnya.

Lagipula, mereka percaya dengan mama mereka yang mempunyai intuisi tajam mengenai trend dan model pakaian sesuai selera anak-anaknya. Makanya mereka tidak terlalu khawatir.

Mama mereka sudah sibuk dari kemarin, bahkan mereka juga kena imbasnya. Pulang-pulang tarawih, bukannya tidur, malah disuruh bersih-bersih. Tidak hanya itu, jam 7 tadi mereka juga kembali bersih-bersih rumah lagi, karena besok lebaran, kan?

Sedangkan papa mereka, Jackson juga ada urusan pekerjaan dan akan kembali sebentar lagi.

Saat ini ketiga bersaudara itu menghabiskan waktu mereka diruang keluarga. Lino yang duduk dilantai mengerjakan tugas kuliahnya, Yeji sibuk menonton tv karena bosan bermain hp, dan Hyunjin fokus dengan hpnya. Gak mau lepas emang.

"Abang, masih belum selesai tugasnya?" Lino berdehem pelan.

"Ehm, agak banyak. Tapi abang usahain sekarang selesai. Jam 5 an nanti abang pergi ke rumah dosennya, kalau udah di acc tugas abang selesai," jawab Lino panjang lebar, tapi tangannya masih fokus mengetik di laptop.

Yeji mendengus kesal, dia bosan. Dia pun melirik pada a'a nya yang dari tadi tidak mau lepas dari ponselnya. Dari tadi pagi sampai sekarang gak ada jeda, kerjaannya gak scroll tektok, ya baca komik. Gitu terus.

"Cobain semua jajan-jajanan yang ada di SMA N xx xxxxxxx! Pertama gue mau cobain mpek-mpek kapal selamnya itu 10k dapet banyak—"

Bibir Yeji melengkung, saat dia melihat makanan yang lewat diberanda tektok a'a nya. Dia kan juga mau.

"A' udah atuh main hp nya, ntar a'a teh jadi rabun, tau rasa," omel Yeji pada a'a nya yang satu itu.

"Santai atuh dek, hp nya itu udah a'a taklukin pake kekuatan Avatar, jadi ga bakal bikin a'a rabun— aw!" Hyunjin mengelus lengannya yang dicubit adiknya sendiri.

"A'a teh dibilangin, udah main na, ngabuburit kek kitu."

"Bentar lagi dek, a'a mager—" kata-kata Hyunjin terhenti saat melihat tatapan tajam Lino padanya, membuatnya diam tak berkutik.

Hyunjin gelagapan, tapi langsung berdehem pelan.

"Yaudah, a'a ajak barudak-barudak dulu. Adek mau nitip kan?" wajah Yeji mulai berbinar.

"Mauu! Mau mpek-mpek! Selebihnya terserah a'a mau beliin apa, bentar adek ambil uang adek," baru saja dia ingin ke atas, tapi dihalang Hyunjin.

"Gak usah, uang a'a ada. Adek di sini dulu sama Bang Ino ya? A'a siap-siap dulu," Yeji mengangguk patuh, dan memeluk a'a nya.

"A'a de bes! Makasii a'a!" Hyunjin mengusap rambut adiknya dengan gemas.

Dia pun beralih pada abangnya yang masih sibuk dengan tugas kuliah.

"Bang, kek biasa gak?" Lino berdehem.

Hyunjin pun naik ke atas untuk bersiap pergi ngabuburit bersama kawan-kawannya. Tepat saat dia kembali lagi ke bawah, dia melihat mama nya sudah kembali pulang bersama papa mereka yang menenteng banyak barang bawaan.

"Mama pulang! Papa, tolong diletakin ke dapur ya? Mama mau masak bentar lagi. Hah, capeknya..." Jackson sebagai suami yang baik, patuh dengab istri pun nurut.

Ramadhan With BarudakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang