15. aku,kamu, dan mekah

123 10 0
                                    

بسم الله الر حمن الرحيم
.
.
.

Segini dulu yoo, insyaallah rajin update deh bulan puasa ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Segini dulu yoo, insyaallah rajin update deh bulan puasa ini. Jangan lupa spam komen dan vote yaa, makasiii
.
.
.

Menempuh waktu tiga belas jam untuk sampai ke mekkah, kedua pasutri itu menatap kagum bangunan megah dengan polesan warna hitam di sertai putih yang terpampang di bawah sana.

“Masyaallah” gumam Alby seraya menatap kakbah dari atas, sementara Altamaira masih menatap bangunan kokoh itu dengan takjub.

Ya Allah, Altamaira minta bimbingannya untuk menjadi istri yang enggak nyebelin yaa’ ucapnya dalam hati.

“Istirahat Aish, besok kita akan melakukan rukun-rukun haji”

Tanpa berbicara sepatah kata pun Altamaira menidurkan badannya di kasur hotel.

Alby menatap ka'bah dengan mata yang sedikit berlinang air mata, “Ya rabb, sesuai janjiku dulu aku kesini bersama dengan Khadiajahku yang akan menemaniku hingga akhir hayat. InsyaAllah” 

Alby mengusap wajahnya dan berjalan ke arah kamar mandi, laki-laki itu ingin membersihkan badannya sebelum tidur.

Pemandangan kota mekah memang tidak pernah gagal, saat ini mereka sedang berduduk santai di bawah payung masjid Nabawi.

Altamaira menatap sang suami, “Pak Alby, first time kesini?”

“Alhamdulillah tidak” Altamaira tergelak mendengar jawaban sang suami

“Yang bener?”

Lelaki itu pun terkekeh pelan, “Iya Aish, saya tidak bohong”

First time kesini kapan?”

“Waktu itu saya hampir lulus dari Tarim” Alby seketika diam karena mendengar adzan berkumandang, lelaki itu berdiri dan Altamaira yang menatapnya dari bawah.

Alby yang melihat istrinya seperti kebingungan pun tersenyum lembut, “Sholat Asih, sudah masuk isya mari kita kejar shaf pertama”

Altamaira mengangguk tanpa aba-aba Alby mengulurkan tangannya ke depan wajah sang istri, dengan rasa sedikit gugup Altamaira menerima uluran tangan kekar itu untuk berdiri.

“makasihhhh” ucapnya dengan nada yang ramah, Alby pun menjawabnya dengan senyuman

“Nanti keluarnya saya tunggu di pintu 338”

Wajah Altamaira memerah padam, gadis itu menggigit bibir bawahnya untuk mengontrol jiwa tantrum yang ingin keluar. Bagaimana tidak? Pintu 338 adalah pintu romantis di masjid Nabawi, dan Altamaira sudah menginginkan hal ini terjadi. Di tunggu suami di depan pintu 338

“Aish...”

“Ee— iyya pak”

“Kamu sudah mengetahui jalannya kan?” Altamaira mengangguk dan berlalu meninggalkan sang suami, tak lama setelah itu pun mereka masuk ke area wudhu.

Altamaira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang