10. keyakinan istiqoroh

156 24 2
                                    

بسم الله الر حمن الرحيم
.
.
.
Assalamualaikum, maaf telat-telat. Tapi insyaallah beberapa hari lagi update, kalo gak beberapa hari ya beberapa minggu. Hehehe
.
.
.
-Biarkan istri saya perempuan yang bukan mahram pertama yang saya panggil namanya-
Dhiaulhaq Khairan Albyandra Al-Shifan
.
.
.

-Biarkan istri saya perempuan yang bukan mahram pertama yang saya panggil namanya- Dhiaulhaq Khairan Albyandra Al-Shifan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.


"Gimana le, bisa to?"

Alby yang baru menyalami tangan sang umi pun tersenyum dan mengangguk, lelaki itu duduk di bawah dan menambah senyumnya.

"Alhamdulillah bisa umi, nanti setelah hari H insyaallah bisa berangkat"

Sang umi pun tersenyum, "Alhamdulillah banget kalo gitu"

Nahla yang tidak mengerti apa pun hanya bisa diam dan mendengarkan, tetapi entah mengapa jiwa keponya meronta, "Bisa apa umi?"

Hamam pun tersenyum menatap sang adik, lelaki itu menatap sang umi yang juga menatap Nahla, Rachita pun mulai menceritakan semuanya tanpa mengurangi atau menambahi.

*********

"Assalamualaikum"

Suara lelaki yang tak asing di telinga Altamaira, keempat gadis yang sedang murojaah bersama itu saling menatap. Altamaira bangkit dari duduknya dan berjalan keluar membuka pintu kamarnya.

Matanya membola sempurna tatkala melihat kedua orang tuanya dan sang kakak sedang di depan kamarnya, Altamaira tersenyum bahagia.

Gadis berkulit putih itu berlarian memeluk sang bunda, "Bunda, Altamaira kangen banget"

Sania pun menutuk kening anak gadis nya dengan pelan, "Kamu tuh ya. Enggak salam, salim, malah langsung peluk-peluk aja"

Altamaira terkekeh dan menyalami tangan sang bunda, berlanjut ke ayahnya dan sang kakak.

"Tumben ke kamar Altamaira, biasanya Altamaira yang nemuin kalian"

Andik pun tersenyum, "Ada sesuatu yang harus di selesaikan"

"Sesuatu apa Yah, Altamaira, enggak buat salah kok. Apalagi pelanggaran"

Faqih terkekeh, "Enggak pernah absen ya?"

"Abang! Husssttt.."

Andik pun menjewer telinga sang anak, "Kamu ya, masih aja nakal. Hm, mau di pondok in lebih jauh lagi?"

Bukanya kesakitan tetapi Altamaira mengerucutkan bibirnya, "Ayah ish, gaseru"

Andik pun melepas jeweran di telinga Altamaira dan beralih mengusap kepala sang anak, "Panggil in temen-temen kamu yang ada di dalam"

Altamaira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang