17. barang penting

97 12 0
                                    

بسم الله الر حمن الرحيم
.
.
.
.
Maaf ya nunggu lama ga update, hehehehe
.
.

Maaf ya nunggu lama ga update, hehehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.
.

“Pak Alby!” Seru Altamaira dari ruang tamu yang mana sedang menunggu suaminya sendari tadi

“Iya Aish, maaf ya lama”

Altamaira cemberut, “ngapain aja sih pak, udah kaya perempuan aja lama banget dandanya”

“Iya, maaf yaa” Altamaira melengos begitu saja tanpa memedulikan suaminya yang sendari tadi tersenyum manis.

“Mau kemana si pak?”

Alby membuka pintu penumpang berniat mempersilakan sang istri, “mau beli barang”

“Barang apa?”

Alby tersenyum lembut, “barang penting”

“Sepenting apa? Penting mana sama uang?” 

Alby menatap istrinya dalam, “penting kamu Aish” Altamaira kaget bukan main, perempuan itu seketika duduk dan berhenti mengoceh

Beberapa lama di jalan akhirnya mereka sampai di toko peralatan jenazah? Altamaira menatap suaminya heran.

“Pak, ini ga salah toko”

Alby yang ingin melepas sabuk pengaman pun mengurungkan niat, “Tidak Aish, kenapa?”

“Pak Alby kesini mau beli apa?”

“Ayo ikut saya” laki-laki itu mendahului Altamaira, membuka pintu dan menggenggam tangan sang istri.

“Pak kain kafan untuk laki-laki dan perempuan” Sang penjual pun mengambilkan beberapa helai kain, sementara penjual kain melayani, Altamaira terus menatap suaminya dengan tatapan bertanya.

“Nanti saya jelaskan”

Alby segera membayar barang yang baru saja dia beli, di dalam mobil yang kini berjalan, Altamaira sudah menanti-nanti sang suami untuk menjelaskan apa maksud semua ini.

Alby terkekeh singkat, “Bukan apa-apa Aish, saya membeli kain kafan untuk kita beribadah. Nanti kain kafan ini kita pakai saat kita sudah datang ajal, biarkan kain kafan ini bersaksi bahwasanya selama di dunia dia di gunakan untuk beribadah, dan bisa mengurangi siksa kubur untuk kita”

Altamaira bernafas lega, “kirain kenapa tadi”

“Mau beli makan?” Altamaira menggeleng “mau langsung pulang?”

“Iya, Altamaira mau belajar nahwu shorof”

“Ada tamrin? (Ujian)”

Gadis itu mengangguk “Iya, nanti ujian nahwu shorof. Sebel bangettt!”

Altamaira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang